Hari ini Kiara pulang diantar oleh Angga. Devan yang kebetulan sedang berada di balkon pun dapat melihat jelas dan tersenyum sinis. Angga yang merasa diperhatikan pun melihat ke balkon.
"Devan? Ngapain disini?" Tanyanya dalam hati.
"Hello?!" Tanya Kiara membuyarkan lamunannya.
"Hm?"
"Lo lihatin apa?"
"Bukan apa-apa. Yaudah gue balik ya, inget jangan tidur malem-malem. Bye," lanjutnya dengan senyum.
Setelah sampai di kamarnya Kiara pun langsung merebahkan dirinya ke kasur, karena hari ini lumayan melelahkan
Tok...tok...tok
"Masuk!" Ucap Kiara.
"Tadi yang nganter siapa?" Tanya Devan to the point.
"Angga," jawab Kiara."Pacar gue."
Senyum sinis pun datang dari wajah Devan setelah keluar dari kamar Kiara.
"Permainan akan segera dimulai Ngga," ucapnya dalam hati.
***
Sedangkan Angga yang baru sampai di markas pun langsung disuguhi pertanyaan oleh Gilang.
"Jadi gimana lo sama Kiara?" Tanya Gilang. "Sampe sekarang lo nyakin masih mau jadiin Kiara sebagai bahan taruhan doang?"
"Taruhan gue bakal selesai bulan depan dan setelah itu gue bakal putusin dia," jawab Angga sambil meletakkan jaketnya.
"Anak orang, Ngga. Jangan sampe lo sakitin."
"Gue gak peduli"
*Flashback on*
"Oke, karena lo kalah gue mau kasih taruhannya," ucap Devan. "Jadiin pacar kalau ada anak baru dateng ke sekolah lo selama 2 bulan," ucap Devan yang tak menyadari bahwa adiknya akan pindah ke sekolah Angga. "Gue tunggu."
*Flashback off*
***
Sore ini Kiara sedang berada di basecamp Revexal yang sekarang sudah menjadi rumah ketiganya setelah rumahnya sendiri dan basecamp kakaknya.
"Jadi gimana cara lo ngalahin Devan?" Tanya Xavi yang tidak sengaja terdengar ke telinga Kiara.
"Devan?" Tanya Kiara.
"Iya, lo kenal?"
"Gak sih, cuma familiar aja. Emang kenapa sih sama Devan?"
"Gapapa, lo gak boleh tau dulu. Ngga, ke atas gue mau ngomong," ajak Nathan.
"Gue juga mau ngomong."
Mereka berdua menaiki tangga yang terletak diujung ruangan. Udara segar langsung menyapa mereka setelah membuka pintu.
"Rencananya udah gue buat tinggal share ke anak-anak aja. Lo mau ngomong apa?"
"Kemaren malem gue lihat Devan di balkon rumah Kiara."
"Berarti dia udah tau lo deket sama Kiara?"
Disela sela pembicaraan mereka Angga merasa sesuatu bergetar di kantong celananya maka dia pun mengambil ponselnya dan munculah notif dari nomor tak dikenal
+624*****
Gue majuin pertempuran kita malem ini"Shit," umpat Angga. "Pertempuran dimajuin malem ini. Sialan! Kumpulin semua anggota Revexal dalam waktu 10 menit, gue anter Kiara pulang dulu."
"Oke."
Angga pun turun dengan tergesa-gesa, waktunya semakin sedikit untuk mempersiapkan pertempuran.
"Kiara pulang sekarang," titah Angga.
"Di rumah gak ada orang."
"Kakak lo?"
"Keluar palingan ke Basecamp nya."
"Ra, tapi hari ini bahaya lo harus pulang sekarang."
"Gue boleh gak disini aja?"
Angga menimang sejenak, sebenarnya ia sangat ingin Kiara pulang. Karena nantinya tak akan ada yang menjaganya di basecamp.
"Asal jangan kemana-mana."
"Oke."
Suara deruman motor mulai terdengar bersahut sahutan, Kiara yang mendengar hal itu pun langsung melihat ke luar.
Sebenarnya anak anak Revexal sudah keluar sejak 1 jam yang lalu tapi mengapa tiba tiba ada suara motor di depan basecampnya.
Kiara pun melihat terdapat 2 geng motor yang sama sama memiiki banyak anggota dan 'Kak Devan?'. Tanpa ragu Kiara pun keluar dan ini bukan keinginannya tapi tubuhnya terus mengajak dia untuk berjalan ke luar
"Kak Devan?" Panggil Kiara sehinga semuanya menoleh.
"Kiara? Lo ngapain disini?!" Tanya Devan.
"Nemuin temen gue."
"Siapa yang lo maksud temen lo? Mereka bukan temen lo! Sekarang pulang!"
"Kenapa sih lo kok jadi gini banget?!"
Devan menyugar rambutnya frustasi. Kenapa tiba-tiba Kiara berada di medan berbahaya ini?
"Gue gak mau lo kenapa-napa! Terserah lo mau bilang apa, sekarang ikut gue, kita pulang."
"Gak!"
"Ra! Lo cuma dijadiin bahan taruhan!" Bentak Devan spontan.
Keadaan menjadi sangat panas sekarang, seluruh orang disana mendadak bisu.
"Ma-maksud lo?"
"Gue pernah taruhan sama Angga dan Angga kalah jadi dia harus nurutin apa yang gue mau dan gue minta supaya dia pacaran sama anak baru disekolahnya dan gue beneran gak tau kalau itu lo. Tolong sekarang pulang."
"Kalian gapunya hati!!" Ucap Kiara sambil terisak lalu meninggalkan kedua geng tersebut.
"Gue minta anak baru tapi jangan adek gue sialan!" Ucap Devan.
"Kesalahan lo sendiri," jawab Angga santai.
"Malem ini batal minggu depan kita war besar besaran inget! Jangan pernah deketin adek gue lagi!" Ucap Devan menusuk hati Angga.
Itu mudah bahkan sangat mudah tapi kenapa hatinya sangat berat menerima kata kata tersebut??
"Oke."
#Basabasiauthor
Haii !!
Akhirnya ketemu lagi nih 🤗
-•-•-•-
Rasanya nulis cerita ini buat ga sabaran bangett dehh buat upload dan buat dibaca sama kalian .. hihi
-•-•-•-
Jangan lupa vote and comments yaa 🤗
Bubyee !~ 29.8.20~

KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALOKA [END]
RandomFOLLOW SEBELUM MEMBACA 💕 Seorang pemimpin geng terkenal tidak lain adalah Angga Pratama. Dia kejam dan juga tegas dalam memimpin. Dia juga tidak akan segan-segan untuk membunuh orang yang sudah melukai anggotanya ataupun gadisnya. Otaknya yang cer...