Fifteen - Kisah

3.7K 236 0
                                        

Hari dimana mereka akan mulai bertempur pikiran pun dimulai. Pagi-pagi benar Kiara dan Angga sudah sampai. Bahkan datang pertama kali, disaat belum ada seorang pun. Kiara dan Angga membaca buku sekilas untuk mempertahankan materi mereka yang sudah tersimpan di otak agar tak lupa.

Tak terasa 30 menit berlalu. MC mulai menyambut para penonton, juri, dan peserta. Mereka berdua mendapatkan urutan ke 5 dari 10 sekolah yang mengikuti. MC juga sudah mulai mengajukan beberapa pertanyaan poin pun mulai diperebutkan.

Satu persatu sekolah mulai tak dapat mengejar dan mengharuskan mereka tereliminasi karena poin yang tertinggal jauh. Sesi demi sesi mereka lewati,  selama 3 jam berturut-turut. Angga dan Kiara juga semakin bekerja sama agar lawan tak dapat melihat celah mereka.

Sampailah sekarang mereka di sesi terakhir, dimana hanya ada 2 sekolah yang bertanding demi menentukan pemenang. Saat ini poin mereka adalah 14:17. 14 adalah poin milik sekolah lawan sedangkan 17 milik sekolah SMA Alexandra. Saat saat terakhir pun diperebutkan sekarang poin mereka 18:18. 1 soal terakhir akan menentukan pemenang.

Saat soal sudah selesai diberikan selang 1 detik sekolah lawan pun menekan bel dan memberikan jawaban namun ternyata salah dan SMA Alexandra pun memencet bel lalu Kiara mulai memberikan jawaban dan ternyata benar.

"Selamat kepada SMA Alexandra atas kemenangannya!!" Ucap MC yang menimbulkan riuh penonton

"Gue bangga sama lo," ucap Angga dan memberikan senyumnya.

"Gue juga bangga sama lo," jawab Kiara.

Setelah itu mereka keluar dengan raut wajah kemenangan sambil memegang medali emas yang tergantung di lehernya. Acara foto-foto juga tak dilewatkan. Segera setelah selesai mengurusi semuanya. Mereka kembali ke hotel untuk bersih-bersih. Sepertinya hari ini Kiara akan memberikan jawabannya ke Angga. Semoga saja pilihannya benar.

Tok .. tok .. tok

Tak lama Angga membuka pintu dan tampilah Kiara. Angga tersenyum lalu mempersilahkan Kiara masuk terlebih dahulu sambil menunggunya mandi. Kiara juga menunggu sambil memainkan ponselnya.

"Jadi kenapa lo kesini?" Tanya Angga.

"Gue bakal kasih jawaban."

Ucapan itu berhasil membuat Angga terdiam lalu dengan cepat ia langsung duduk di depan Kiara.

"I say, yes."

Angga berdiri lalu memasang raut kesenangan. Ia tak menyangka bahwa Kiara akan memberikannya kesempatan.

"But, ini kesempatan terakhir yang gue kasih. Jadi, lo harus manfaatin sebaik mungkin."

"Pasti!"

***

Hari kepulangan mereka pun tiba, Kiara segera mengirim chat ke Devan agar menjemputnya di bandara.

Sesampainya di Jakarta Kiara langsung melihat Devan yang tengah menunggunya. Ya, sambil dikelilingin oleh para wanita juga akibat Devan memang termasuk kategori cogan.

"Permisi," ucap Kiara membelah kerumunan.

"Pulang yuk, Ra. Ngeri," ucap Devan merinding.

Kiara hanya membalasnya dengan senyuman. Para kaum hawa yang memandangan interaksi mereka berdua pun dibuat kecewa apalagi melihat Devan merangkul bahunya.

Devan membantu Kiara memasukkan koper ke bagasi lalu mereka pulang.

Hampir 1 jam perjalanan mereka akhirnya mereka pun sampai dan Kiara langsung masuk, mandi, membereskan barangnya lalu merebahkan dirinya ke kasur. Kiara hanya lelah karena perjalanan selama di pesawat maupun di mobil.

Tok .. tok .. tok

"Ra," panggil Devan. "Lo gak inget ini hari apa?"

"Apa?" Tanya Kiara sebelum menyadari sesuatu.

Deg!

Tepat 7 tahun yang lalu orang tua Devan dan Kiara meninggal saat perjalanan menuju sekolah Kiara. Sebuah truk lepas kendali langsung menghantam mobil yang ditumpangi oleh kedua orang tuanya tepat di depan mata Kiara sendiri. Masa lalu yang kelam mereka alami. Depresi dan stress sudah dilalui selama 2 tahun berturut turut.

Segera setelah itu, Kiara langsung mengganti pakaiannya dan berusaha menegarkan dirinya untuk melihat kedua orang tuanya.

Niatnya hari ini, mereka akan langsung pergi ke makam. Seperti biasa mereka menaburkan bunga dan mendoakan.

"Hai, ma, pa. Kiara sama Kak Devan udah dateng nih. Maaf Kiara sempet lupa hehe," ucap Kiara di samping makam milik mama dan papanya.

"Ma, pa gimana kabar kalian?? Pastinya sangat baik. Kita disini baik kok, Devan udah jagain Kiara sesuai permintaan kalian bahkan sebelum kalian meminta Devan udah pasti jagain Kiara," ucap Devan sambil mengelus batu nisan sang ayah.

"Maaf, ma, pa. Hari ini Kiara sama Devan gak bisa lama lama. Tapi kalian harus tau, tadi Kiara menang olimpiade. Kiara bahagia banget. Pingin rasanya Kiara cerita lebih banyak lagi, tapi hari sudah sore menjelang malam. Mungkin next time, Kiara akan balik kesini dengan kak Devan. Kiara janji akan ceritakan lebih banyak."

Setelah berada disana sekitar 30 menit, mereka pun diharuskan untuk kembali karena hari semakin malam.

Selama di perjalanan pulang hanyalah suasana hening yang tercipta. Devan yang sibuk mengendarai mobilnya dan Kiara yang sibuk melihat padatnya lalu lintas. Memori nya pun kembali dimana saat saat mengenaskan datang di depan matanya.

"Ra," panggil Devan namun tak ada sahutan. "Ra!" Panggilnya sekali lagi dengan nada tinggi.

"E-eh iya kenapa?" Jawab Kiara yang baru sadar dari lamunannya.

"Kan gue udah pernah bilang jangan diinget inget lagi. Waktu itu gue udah nawarin lo. Yakin gak terima tawaran gue?"

"Iya, lagian gue gak separah itu kan."

Ingatannya kembali ke waktu dimana Devan berusaha menenangkan dirinya.

Saat itu Kiara sedang menangis histeris karena teringat akan hal tersebut. Perasaan marah, sedih, kecewa, sakit bercampur menjadi satu. Ingatan itu muncul membuat Kiara merasa bahwa hal itu semakin terlihat nyata. Devan sudah berusaha menghibur nya tapi tak ada satupun dari usahanya yang berhasil

"Udah ya, mau ke psikiater?"

"Gak! Gak! Gue gak mau gue gak separah itu!" Teriak Kiara histeris.

"Tapi lo bakalan gini sampe kapan? Ingatan lo harus segera di lupain supaya lo gak terus terusan kebayang terus."

"Gue gak mau ke psikiater!"

"Yaudah, oke, tapi tenang."

Miris. Satu kata yang mewakili Devan hari itu saat melihat Kiara sehisteris itu. Jujur ia juga merasakan sakit. Namun ia harus tegar demi Kiara.

#Basabasiauthor

Haii !!
Kita ketemu lagi di part ini ^^
-•-•-•-
Gimana perasaan kalian setelah baca part ini ??
a. Ikutann sedihh
b. Lumayan lahh
c. B aja sih
Tunggu next part yaa !
-•-•-•-
Jangan lupa vote and comments yaa 🤗 bubyee !

~ 26.9.20 ~

ASMARALOKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang