SATU

498 62 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🔸


Dulu aku dan Sunghoon itu adalah pembuat onar di sekolah. Maksudku setiap kali kami bertemu pasti kami akan berkelahi. Seperti tom and Jerry.

Bahkan dari pengakuan beberapa guru korban kenakalan kami, mereka sudah kewalahan memberi hukuman pada kami.

Jujur saja, semua hukumannya tak pernah berjalan dengan baik. Selalu ada saja ulahnya.

“Sunghoon!“ teriakku menggema di dalam kelas saat membuka bekal ku.

Si Sunghoon itu kurang ajar sekali. Bisa-bisanya mengganti nasi gorengku dengan belasan cacing tanah.

Dia harus di beri pelajaran. Anak itu di diamkan benar-benar ngelunjak.

“Gue yakin bakal ada Perang Dunia yang kesekian kalinya.“ celetuk Vernon.

Aku kemudian beranjak dari bangku, melirik ke arah Vernon yang sedang sibuk main HP.

“Vernon?“

“Apa?“

“Pinjem rokok lo, nanti gue ganti.“ Vernon membelalak. Dia kaget saat aku minta rokoknya.

“Lo mau ngerokok?“

“Enggak idiot, gue mau kerjain si Sunghoon. Sini, nanti gue ganti.“ kemudian Sunghoon mengeluarkan satu bungkus rokoknya dan memberinya padaku.

Lihat lo Sunghoon, bakal gue bales dengan lebih kejam.

Lantas setelah dapat rokok Vernon aku segera pergi ke ruang kelas Sunghoon, kebetulan dia kelas 12–A. Jujur dia lebih pintar dari aku, makanya masuk kelas favorit namun nakalnya benar-benar tidak bisa ditolerin lagi pokoknya.

Begitu aku tiba di kelasnya, ternyata kelasnya sepi. Ini adalah hari keberuntunganku. Kemudian aku bergegas memasukan bungkus rokok milik Vernon ke dalam tasnya, rasakan Sunghoon. Habis kau di tangan BK.

Aku segera berlari menuju ruang BK. Aku akan laporkan kalau Sunghoon membawa rokok, dia pasti akan habis di tangan Ibu BK.

Tok tok!

“Masuk.“

“Ibu saya mau lapor sesuatu.“

“Kamu gak lagi ngerjain ibu kan?“

“Buat apa?“

Dia adalah Bu Nana, guru BK yang mulutnya sangat cerewet melebihi ibuku, pokoknya kalau sampai ada yang membuatnya marah, dia tak segan memulangkan murid tersebut dan memberinya surat panggilan orang tua. Dasar guru cepu, beraninya dengan orang tua. Kalau berani, sini one by one. Jangan one by parents.

Ibu Nana memperhatikan ku sejenak, dia tampak tak yakin namun aku berusaha memasang wajah yang menyakinkan kalau aku ini jujur.

“Jadi, apa yang ingin kamu laporkan?“

“Si Sunghoon bawa rokok Bu.“

“Apa?!“

“Iya, tadi saya lihat dia ngerokok di taman belakang.“ tapi bohong. Haha

“Kamu serius?“

“Iya Bu, cepetan ditangkep, takutnya dia bagi-bagi rokok ke temen-temennya.“ Bu Nana mengangguk, dia kemudian beranjak dari bangkunya disusul olehku.

Wah jadi tak sabar melihat wajah Sunghoon diomeli.

Kita pergi ke kantin, karena biasanya di jam istirahat gini Sunghoon dan teman-temannya ada di sana.

Biasa, pentolan sekolah.

“Dimana Park Sunghoon?“ mendadak suasana kantin menjadi hening. Aku benar-benar suka suasana seperti ini, apalagi melihat semua muka yang tegang.

“Ada apa Bu?“ itu dia Sunghoon, dia berjalan ke arah kami.

“Kamu ikut ibu ke ruang BK, dan untuk kamu Jean. Bawa tasnya Sunghoon ke ruangan Ibu.“ aku mengangguk patuh, lalu memeletkan lidah mengejek Sunghoon.

“Selamat, anda kena jebakan.“ Ku lihat wajah Sunghoon memerah menahan kesal, dengan cepat aku melesat meninggalkannya.

Di ruang BK, Sunghoon habis diomeli dan itu benar-benar membuatku senang. Meski tidak bisa melihat langsung bagaimana raut wajahnya tapi paling tidak point kami sama sekarang.

“Je, ngapain lo?“ aku tersentak saat melihat Heesung tiba-tiba muncul seperti tuyul.

“Gue botakin ya lo, bikin gue kaget mulu!“ dia terkikik.

“Lagian lo ngapain di sini? Ini ruang BK, lagi ngupingin rival lo yang diomelin?" Aku mengangguk cepat.

“Gue tau, yang ganti bekal gue sama cacing itu Sunghoon kan?“ Heesung mengendikkan bahu.

“Halah lo berdua sama busuknya, udah sana pergi—“ ceklek. Napasku tercekat ketika dengar suara pintu terbuka.

“Lo bener-bener ya!“ Semprot Sunghoon dan aku hanya bisa menahan tawa melihat wajahnya. Astaga, ini benar-benar seru. Menjahili Sunghoon itu adalah sebuah kewajiban negara.

“Ikut gue!“ dengan cepat dia mencengkram tanganku.

“Kemana?“ aku menahan kaki.

“Kita bolos, biar lo kena hukuman kayak gue. Itu baru impas.“ Sunghoon lantas menarik ku dengan sekuat tenaga.

Sial. Sial. Sial. Aku tak bisa memberontak sebab tenaganya jauh lebih kuat, dia menyeret ku dengan kasar. Dasar tidak sopan! Lihat saja, akan ku balas yang lebih kejam dari ini.








🔸🔸🔸





Jadi hyung, untuk cerita ini bakal pendek" Dan gak panjang. Biar ga mabok haha

Jadi kangen bucin Sunghoon, mau bucin dulu lah sama story ini wkwk

Jangan lupa pren, vote dan komennya, ramein juga kalo bisa haha

Never Ending ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang