Lagi. Aku mendapatkan teror. Sebuah surat ancaman yang ku temukan di kolong meja.
Tulisannya sama seperti kemarin. Aku jadi semakin dengan ucapan heesung kemarin, pasti ada orang dalam.
Tapi aku tidak terlalu menggubris surat ancamannya ini, jujur saja sekarang aku merasa lebih karena Sunghoon dan anak cakrawala ada di pihak ku.
“Semuanya, cepet ganti baju!“ intruksi Naya si ketua kelas.
Aku sempat melirik ke segala arah, tidak ada orang-orang yang mencurigakan di kelas ini. Tak mungkin kan kalau salah satu dari murid di kelas adalah orang dalam yang di tunjuk Jake? Dia sangat nekat sekali kalau begitu.
“Jean? Kenapa bengong? Buruan ganti.“ lamunanku buyar saat mendengar suara nyaring Naya. Sudahlah, nanti akan ku ceritakan ini pada Sunghoon.
Setelah dua jam ku habiskan berolahraga akhirnya aku bersama murid perempuan lainnnya pergi ke ruang ganti.
“Jean lo serius pacaran sama Sunghoon?“ celetuk Desta yang tengah mengganti baju olahraga nya.
Aku mengendikkan bahu, sebenarnya belum tau bagaimana kejelasan hubungan kami. Toh awalnya kami pacaran bukan karena saling mencintai atau menyayangi, semua karena Jake. “Gak tau, Sunghoon itu kan gila—“ aku membekap mulut saat melihat seragamku berlumuran darah.
“Astaga Jean! Seragam lo siapa yang ngasih darah?!“ Panik Naya. Aku pun tercekat, siapa yang berani melakukan ini padaku. Seumur-umur aku tidak memiliki musuh selain Sunghoon saja. Ku lihat ada sebuah note kecil di sana.
Lo harus bayar penderitaan gue selama di penjara
Salam manis,
JakeAku meremas kertas itu kuat-kuat, muak sekali ini adalah ancaman ketiga yang Jake berikan padaku—lebih tepatnya orang suruhan Jake. Pikirnya aku takut? Jujur saja aku tidak takut dengan hal itu, aku sudah terbiasa melakukan apapun sendiri dan berkelahi.
Lagipula Jake itu juga manusia, sama sperti Sunghoon dan aku. Jadi kenapa aku takut? Selama kita punya Tuhan yang melindungi, aku yakin akan baik-baik saja.
Pokoknya besok, ia harus berangkat lebih awal agar tahu siapa pelakunya.
“Yaudah gue izin dulu ke Bu Tara kalo seragam gue kotor." Aku kemudian pergi meninggalkan ruang ganti menuju ruang guru.
Malas sekali pakai ini sebenarnya, sudah bau keringat. Tapi bagaimana lagi? Daripada pakai seragam berlumuran darah. Lebih menjijikan.
Begitu tiba aku di kantor, aku malah terkejut dengan keberadaan Sunghoon di dalam. Tampaknya dia sedang di omelin habis-hanisan oleh wali kelasnya.
“Kamu itu, mentang-mentang pinter suka seenak jidat kamu! Kamu pikir sekolah ini punya nenek kamu?!“
“Bapak sering ya denger laporan kalo setiap jam pertama kamu selalu tidur! Malu-maluin bapak aja.“
“Sampe bapak dapet laporan lagi tentang kamu yang tidur, bapak sate kamu.“
“Paham gak? Jangan manggut-manggut aja.“
“Sekarang sana balik ke kelas, pakein balsem itu matanya biar melek seharian penuh!“
Sunghoon kemudian melenggang pergi, dia sempat mengusap kepalaku dan berbisik. “Tebak gue kalo tidur pagi suka mimpiin siapa?“ aku mengerutkan dahi.
“Siapa?“
“Lo. Makanya gak bisa bangun sampe-sampe Pak Denis murka tuh ... “ dia cekikikan namun aku hanya menggeleng kecil.
“Sono lo masuk kelas, gue mau ketemu sama Bu Tara.“ dia mencekal tanganku.
“Ngapain? Lo ngelakuin apa emang sampe di panggil kayak gue?“ aku menatapnya sekilas, seperti nya seru juga menggoda Sunghoon ini.
"Gue kepergok ngerokok sama si Naya.“ Bisikku yang membuat mata Sunghoon membulat hebat, aku berusaha menahan tawa. Ekspresi wajahnya terlalu konyol untuk di tertawakan.
Aku pun akhirnya masuk ke dalam meninggalkan Sunghoon di ambang pintu.
🔸🔸🔸
Si Jean bisa wae bikin anak orang jantungan wkwk
Mana kalo di bayangin pasti ngakak banget sih hahaha
Jangan lupa vote dan komennya pren, yuuu lah gaspol
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Ending ✓
FanfictionIni mengenai penyesalan Jean Lee yang telat mencintai Park Sunghoon sampai akhirnya takdir berkata lain. start: 08 Des 2020 genre: Fanfiction -- AU