EMPAT

217 47 0
                                    

"Tumben pulang telat?" aku melihat Ibu menunggu ku di depan pintu, itu kebiasaannya. Dia benar-benar khawatir kalau aku pulang telat. Pokoknya aku sayang dengan ibu panti ku yang satu ini.

"Maaf ya Bu, Tadi Jeannya aku ajak mampir dulu beli makanan." aku berdecak saat Sunghoon memanggil ibu dengan sebutan 'Bund' ck. Sok dekat sekali dia.

"Ini buat ibu, gak banyak. Cuma beli empat kotak martabak aja buat anak-anak panti." aku terkekeh, Sunghoon ini sombongnya benar-benar sudah tingkat dewa.

"Jean dia siapa? Kamu gak pernah kenalin dia ke ibu." sepertinya ibu tertarik dengan Sunghoon. Dia terus mengulas senyuman ke arahnya. Oho, ini tak boleh terjadi pokoknya.

"Temen-" dia memotong ucapanku.

"Park Sunghoon, calon pacar Jean." ku lihat ibu tertawa mendengarnya, dengan cepat aku mencubit perutnya.

"Aduh! Sakit bego." dia berbisik ke arahku.

"Yaudah, ayo masuk. Kebetulan ibu masak banyak, jadi Nak Sunghoon bisa makan bareng." Sunghoon tersenyum gembira sementara aku berulang kali mendesah kasar. Memang, ibu itu orangnya gampang percaya dengan orang, belum tahu saja Sunghoon itu seperti apa, kalau tau pasti dia akan menyuruhku untuk jaga jarak dengan Sunghoon. Secara ibu benci dengan anak yang nakal dan suka membuat masalah. Jujur saja setiap kali aku dapat surat panggilan orangtua, aku selalu mencari cara lain untuk mendatangkan wali murid palsu untuk menemui bu Nana.

"Bu, aku mandi dulu." Ibu mengangguk.

"Nak Sunghoon duduk dulu aja di sini, Jean mandinya kayak bebek gak lama kok." aku menyenggol lengan ibu. Kenapa sih suka sekali membuka aib orang.

"Eh ada kakak ganteng, pacarnya Kak Jean ya?" Tiba-tiba Clara datang menghampiri kami.

"Kamu gak belajar? Kenapa malah di sini? Sana masuk."

"Ibu boleh ya, kakak ganteng ajarin aku? Kak Jean galak kalo ngajarin, suka marah-marah. Clara jadi gak paham-paham." aku menatap nyalang Clara, bisa-bisanya dia berkata seperti itu? Padahal aku sering begadang untuk mengerjakan tugas anak-anak panti namun apa balasan mereka? Malah menjatuhkan ku di depan Sunghoon.

Ku lihat Sunghoon menahan tawa, dia pasti senang sekali itu.

"Kamu bilang sama Kak Sunghoon, kalau boleh ibu izinkan."

"Boleh kan kak Sunghoon?" Clara menghampiri Sunghoon.

"Ayo, kakak ini lebih pinter dari Jean. Dan kakak itu orangnya lemah lembut, jadi kakak yakin kamu gak bakal bosen kalo di ajarin sama kakak." Sunghoon menyindirku, kemudian Clara membawanya ke ruang tengah menemui anak panti lainnya yang juga tengah mengerjakan PR.

"Sunghoon anak baik ya?" aku tersedak air liurku saat ibu memujinya baik.

Uh, kalau ibu tau Sunghoon itu nakal bisa si rakat ucapannya. Apalagi nakalnya bersamaku pasti ibu akan marah tiga kalo lipat.

"Ibu bakal kaget kalau tau Sunghoon kayak apa." apalagi aku, sering dapet panggilan dari BK. Maaf ya Bu aku udah bohongin ibu.

"Udah lah mau mandi."

Setelah beberapa menit aku mandi akhirnya aku pergi ke ruang tengah untuk memantau Sunghoon di sana. Khawatir kalau dia mengajarkan yang tidak-tidak nanti, kan bahaya sekali.

"Kak Jean? Aku dapet seratus, katanya kakak mau kasih hadiah?" itu Alex, yang baru duduk di bangku kelas 1 SD. Di antara anak panti lainnya hanya Alex yang paling nurut dan begitu dekat denganku, dia juga sering jadi teman curhatku.

"Oh ya? Kamu mau apa? Besok kakak beliin."

"Buku gambar iron man!" dia tersenyum riang.

"Oke, sekarang belajar lagi." Alex mengangguk dan kembali ke tempatnya.

"Lo udah cocok deh," celetuk Sunghoon.

Aku mengerutkan dahi, cocok apa? Dasar aneh.

"Cocok apa?"

"Jadi ibu buat anak-anakku di masa depan kelak."

Sontak semua anak panti langsung heboh mendengar penuturannya. Benar-benar pria gila.

"Cie Kak Jean ..."

"Cie udah punya pacar."

"Cie-cie ... Jangan lupa traktirannya ya? Hahaha"

Aku kemudian mengajak Sunghoon keluar, akan lebih baik jika dia pulang saja agar aku bisa fokus mengajar anak-anak panti.

"Pulang lo!"

"Galak amat."

"Udah malem, Anak-anak harus belajar."

"Besok berangkat sama siapa?"

"Banyak tanya, sono pulang!"

"Dasar kak Ros! Pantesan para upin-ipin pada ngeluh lo ajarin," hardik nya yang membuatku mendidih.

Hanya Sunghoon, Satu-satunya orang yang berani membuatku bolak-balik emosi, bolak-balik kena hukuman, bolak-balik masuk ruang bk dan dapat panggilan orangtua.

Hanya dia. Jauh sebelum dia datang ke sekolahku, aku adalah anak baik-baik. Namun semenjak dia mengusik hidupku, semuanya berubah. Aku di cap anak pembuat masalah oleh semua guru. Dan yang masih bisa ku pertahankan adalah nilai-nilaiku saja. Paling tidak aku tidak akan di keluarkan jika nilai ku masih bagus.






🔸🔸🔸



Hiyyaaaa akhirnya up lagi, lagi seneng up" Wkwk, gapapa lah ya, oiya jangan lupa vote dan komennya ya

Never Ending ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang