SEMBILAN

155 40 0
                                    

Pagi ini ibu bilang aku tak usah sekolah dulu, dikarenakan aku baru keluar dari rumah sakit jadi ibu bilang lebih baik aku istirahat seharian penuh.

Sebenarnya mau saja, hanya sekarang aku ini sudah kelas 12 dan akan banyak ujian yang akan ku hadapi. Aku harus mempersiapkan diri, paling tidak aku harus mendapatkan nilai besar seperti biasanya untuk menutupi sikapku yang selalu dapat C.

“Kamu serius mau masuk?“

“Aku gapapa, lagian badan aku udah enakan.“

“Yaudah, kamu pesen ojol aja. Jangan naik angkot dulu,“ aku mengangguk patuh.

Tin! Tin!

Kami berdua sontak menoleh ke arah luar.

"Siapa?“ tanya ibu dan aku mengendikkan bahu.

“Biar aku liat.“ aku kemudian berjalan keluar.

“Selamat pagi, pacar?“ aku langsung memelototi Sunghoon di sana, bila ibu dengar bisa diomeli aku.

“Kalian pacaran?“ ibu tiba-tiba muncul, dia membawakan tas ku yang tertinggal di meja makan.

“Baru kemaren sih Bu, do'ain aja langgeng ya?“ ibu langsung menatapku datar. Dia tampak tak suka saat mendengarnya.

“Aku gak pacaran Bu, dia ngada-ngada. Biasa orang gila." Aku berbisik, berusaha menyakinkan ibu di sana.

“Aku minta maaf sama ibu sebelumnya, kalau  menurut ibu image anak motor itu nakal-nakal ibu salah besar. Genk motor aku gak kayak gitu, aku bakal buktiin ke ibu kalo aku ini anak baik-baik dan pantes macarin anak ibu.“ aku terdiam, begitupun ibu. Sunghoon ini sepertinya bicara serius, tak ada raut bercanda sama sekali. Tapi segitu inginnya dia pacaran denganku? Atau karena wajahku mirip Ara? Makanya dia jadi ingat sama masa lalunya?

“Ibu cuma takut kalo Jean kenapa-kenapa lagi karena terlibat sama kamu. Jadi tante harap kamu bisa pegang omongan kamu itu, ingat. Laki-laki itu yang di pegang janjinya, bukan omongannya.“

Apa ini? Kenapa tiba-tiba ibu bicara seperti itu? Jangan bilang dia mengizinkan kami pacaran? Ha? Masa iya?

“Makasih Bu, aku izin bawa anaknya dulu ya. Nanti aku anterin dengan aman dan sentosa.“ Sunghoon salim lebih dulu di susul aku, kami berdua akhirnya pergi ke sekolah bersama.

Setibanya di sekolah beberapa anak ramai membicarakan kami—lebih tepatnya aku. Sebab ini sebuah fenomena langka. Mungkin ini pertama kalinya anak-anak melihat kami akur, bahkan berangkat bersama pagi ini.

Di tambah ada beberapa anak perempuan yang tidak suka denganku sebab mereka kira aku merebur Sunghoon nya. Aku yakin, segala rumor buruk akan menimpaku. Terlebih lagi aku akan berhadapan dengan Anna. Dia bucinnya Sunghoon setengah mati. Berulang kali di tolak tapi tak pernah merasa lelah.

“Gue duluan—“ Sunghoon mencekal tangan ku.

“Kita bareng.“ dengan cepat aku menyingkirkan tangannya.

“Gak mau, gue malu.“ Sunghoon terkekeh.

“Apa perlu gue umumin hubungan kita di radio sekolah?“ dengan cepat aku menggeleng.

“Inget ya, pokoknya di sekolah lo gak usah ngomong macem-macem. Kita berantem aja kayak biasanya, lo jailin gue, begitupun sebaliknya. Biar gak ada yang curiga, paham?“ aku kemudian berlari meninggalkan Sunghoon di parkiran, masa bodoh mau masuk ke dalam bareng. Aku terlanjur malu. Rasanya aneh saja kalau sekarang kami berangkat bersama, mengingat kita berdua tidak pernah akur di sekolah.




🔸🔸🔸


Gua up lagi pren yuhuuu, jangan lupa vote dan komennya yo

Never Ending ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang