SEPULUH

156 40 1
                                    

Test  ... Test  ... Di coba, satu, dua, tiga  ... “

Anak-anak di kelas langsung celingukan saat mendengar suara dari speaker kelas.

Bisa-bisanya di saat sedang jam belajar seperti ini ada yang main-main di ruang jurnalis sekolah.

Dasar tidak punya kerjaan.

“Anak-anak fokus saja mengerjakan ulangannya.“ jelas Bu Sharon, hari ini kami sedang melaksanakan ulangan sejarah.

Tolong perhatiannya sebentar, buat para guru dan murid-murid SMA Skylight. Gue Park Sunghoon, mau ngasih info penting buat para ciwi-ciwi untuk stop kasih makanan dan chatin gue setiap malem, stop spam like foto gue juga dan minta follback juga. Karena kemarin, tanggal 29 Agustus 2020 gue Park Sunghoon dan Jean Lee resmi berpacaran. Tok  ... Tok  ... Tok  ...  Jadi buat lo semua yang berani macem-macem gangguin Jean maka lo akan berhadapan dengan gue! Sekian dan terimakasih.“

Usai siarannya di tutup anak-anak kelas langsung heboh mengucapkan selamat dan ada juga yang memberikan cuitan tidak suka mereka padaku.

Sialan si Sunghoon itu. Awas saja.

“Cie Jean  ... “

“Akhirnya jadian juga kan lo.“

“Jangan lupa traktir.“

“Gue yakin sih kalo udah sering di hukum bareng pasti ada benih-benih cinta haha  ... “

“Halah cocokan juga sama gue, Jean gak ada apa-apanya.“

“Dianya kecantilan kali makanya iman Sunghoon goyah.“

Tak! Tak!

Kelas kembali hening ketika bu Sharon memukulkan penghapus papan tulis ke meja.

“Fokus saja pada ulangan masing-masing!“

Aku benar-benar malu. Apalagi saat bu Sharon menatap ku lekat. Yang aku bisa lakukan hanya menyembunyikan wajahku di balik soal ujian dan berharap kalau situasinya tidak akan kacau setelah ini.

Uh, aku menyesal masuk. Benar kata ibu, harusnya aku istirahat saja biar tidak berakhir seperti ini.

Begitu bel istirahat tiba, aku segera pergi mencari keberadaan Sunghoon. Dia harus di beri pelajaran. Benar-benar keterlaluan membuat pengakuan gilanya itu.

Aku mencarinya di segala tempat, mulai dari kelas, kantin bahkan taman belakang tempat biasanya dia nongkrong dengan teman-temannya. Namun hasilnya nihil, Heesung bilang Sunghoon tiba-tiba minta surat izin untuk keluar sekolah. Katanya Jake dan anak Rajawali buat ulah lagi di markas Cakrawala. Mereka mengacak-acak markas cakrawala dan memukuli habis-habisan Daniel si pemilik rumah. Itu makanya Sunghoon keluar untuk membalaskan dendamnya.

Sebenarnya aku ingin tak peduli, tapi Jake itu tidak sekolah dan teman-temannya berisi anak-anak brutal yang bisa menggila kapan saja. Bagaimana jika kejadian Jake menembak Ara itu terulang lagi? Apalagi Sunghoon bermodalkan diri sendiri sebab anak-anak cakrawala lainnya sedang sekolah dan katanya ada beberapa yang sedang dalam perjalanan menuju kesana.

Dan untungnya Heesung memberiku nomor telepon Sunghoon.

“Halo?!“

Siapa?“

“Ini Sunghoon bukan?“

Sunghoon nya lagi di pergi ke apotek“

Dia berantem sama Jake?“

Tunggu, lo ini siapanya Sunghoon ya?“

“Gue  ... “ aku mengigit bibir bawah ku, bilang tidak ya? Tapi kalau aku bilang terus ada Sunghoon dan dia dengar bisa geer.

Cepet jawab atau gue tutup—“

“P-pacarnya. Sunghoon gapapa kan?“

“Iya sayang, aku gapapa“ rahang ku mengeras ketika mendengar suara Sunghoon, sial. Benar kan dugaanku, dia yang menjawabnya. Malunya aku, astaga  ...

“Sayang dengkul lo!“

“Tadi gue denger dari Heesung lo mau bales dendam sama Jake, gue takut aja lo di tembak mati sama Jake  ... “

Ku dengar Sunghoon tertawa di sana. “Jujur aja, pas lo denger gue mau bales dendam lo itu sebenernya khawatir kan sama gue?“ aku tersedak air liur ku, pria ini tingkat pedenya melebihi rata-rata. Membuatku ingin menjitak kepalanya.

“Gue cuma mau bilang kalau lo itu, brengsek! Gara-gara lo satu sekolah rame, gue sempet di labrak sama beberapa penggemar lo, sialan. Pokoknya lo harus urus itu, gue gak mau capek ngurusinnya!“ aku meluapkan emosi ku, jujur saja kesal sekali. Andai dia ada di sekolah mungkin sudah habis aku pukuli, atau mungkin aku jambaki rambutnya sampai botak. Pokoknya aku benar-benar kesal dengannya.

Makasih pujiannya  ... “

Gue gak muji!“

Makasih juga perhatiannya, gue tau lo khawatir. But, i'm oke. Jadi gemes pengen buru-buru ketemu“

“Sinting!“ dengan cepat aku memutus telepon ku. Sunghoon gila!






🔸🔸🔸



Baru up lagi dong, tugas lagi numpuk, jangan lupa vote dan komennya ya hyung

Never Ending ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang