TIGA

218 51 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🔸

Sial. Aku habis di marahi oleh Bu Nana. Akhirnya aku dan Sunghoon di hukum bersama. Besok kami tidak akan belajar karena akan menjalankan hukuman satu hari penuh.

Membersihkan lapangan, setiap toilet dan ruang kelas.

Bisa bayangkan berapa banyak kelas yang harus aku bersihkan nantinya?

“Jangan lupa, besok kamu datang pagi-pagi untuk membersihkan satu sekolah bersama Sunghoon.“ ucap Bu Nala yang mengingatkanku.

“Yasudah kamu boleh pulang.“ aku mengangguk lesu, kemudian keluar meninggalkan ruang BK.

“Kayaknya kita jodoh deh.“ aku mendelik.

“Apa-apa di hukum berdua, nakal berdua, sampe bolos pun berdua. Tapi sayang, cewek yang di kirim Tuhan buat gue kenapa bar-bar kayak lo?“ aku mengepalkan tangan, menatapnya sengit.

“Cakep lo? Emang gue mau sama lo? Untung pinter coba kalo bego, udah di depak lo dari sekolah,“ ucapku sarkastik.

Aku kemudian melenggang pergi, namun dengan cepat Sunghoon menarik tasku sehingga aku tak bisa berjalan lagi.

“Mau kemana lo?“

“Pulang lah.“

“Sama gue.“

“Lo siapa ngajak gue bareng, huh?!“ aku berusaha menyingkirkan tangannya dari tasku.

“Gue mau traktir lo makan karena kita di hukum barengan lagi.“ Lagi-lagi aku di buat emosi, dia ini sebenarnya gila atau gimana? Mana ada orang seneng kalau di hukum? Cuma Park Sunghoon doang yang kesenangan.

“Gak mau, gue mau urusin adek-adek gue.“

“Yaudah gue ikut.“

“Gak boleh.“

“Bodo, gue maksa.“

Dia kemudian menarik tasku sehingga aku berjalan cepat seperti orang berlari karena langkah kakinya yang jang panjang.

“Lo tinggal di komplek mana?“ tanyanya saat kami tiba di parkiran.

Jujur aku paling malas kalau ada anak-anak yang tanya dimana tempat tinggalku. Bukannya aku tidak mau bilang, hanya saja aku tau rasis kaya miskin di sekolah ku itu sangat kental. Jadi malas sekali kalau aku di jadikan perbincangan anak-anak meskipun aku tidak peduli. Toh aku bisa masuk sekolah seelit ini karena kepintaranku. Jadi ku pikir, aku layak ada di sekolah ini.

Bukan hanya anak-anak kaya saja.

“Gue gak tinggal di komplek.“ Sunghoon menatapku bingung.

“Kolong jembatan?“ plak! Aku memukul kepalanya yang sudah memakai helm.

“Gue tinggal di panti asuhan Kasih Ibu.“ Sunghoon langsung terdiam usai tau dimana tempat tinggalku. Well, aku tak malu. Aku bangga. Di besarkan oleh ibu yang hebat di panti asuhan. Dan aku benar-benar tak peduli soal orangtua kandungku yang tega membuangku, aku sudah nyaman tinggal di panti bersama ibu Nova.

“Jadi anak yatim piatu?“

“Kenapa? Mau ngejudge gue?“

“Ngapain? Gue juga anak piatu. Ibu gue meninggal waktu lahirin gue.“ aku beroh ria, sebenarnya bingung juga. Ada dengan Sunghoon ini? Kenapa selalu mengatakan hal apapun yang terjadi di keluarga nya padaku? Padahal aku tidak tertarik dan tidak bertanya sama sekali.

“Lo cowok tapi lo banyak omong, berisik tau gak.“ dia tercengir.

“Banyak omongnya kan sama lo, biasanya gue ini arogan kalo di depan cewek-cewek. Jadi lo kandidat beruntung bisa denger suara gue tiap hari.“ aku berdecak, apa katanya? Arogan? Padahal dia pembuat onar di sekolah bisa-bisanya bilang arogan. Uh, ingin sekali aku getok dengan palu.

“Halah bodo amat.“

“Eh nanti mampir dulu beli martabak.“

“Buat siapa?“

“Kan gue mau ketemu ibu mertua.“






🔸🔸🔸







Kalo up tiap hari seru keknya haha

Lagi gemes pengen up ini banyak" Masa si, gapapa lah ya, amal dengan kalian biar puas wkwk






🔸🔸🔸




Alhamdulillah bisa up lagi wkwk

Lagi bucin sama sunghoon, sebenernya pengen buat full masing-masing member enha, tapi cicil dulu, tapi ya karena ultimate bias gua sunghoon mungkin bakal banyak cerita tentang dia

Jangan lupa vote dan komennya biar rame kek pasar ya hyung  ...

Jangan diem" Aja

Seeu 💜

Never Ending ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang