TIGA BELAS

184 39 1
                                    

Pagi ini aku bilang pada ibu untuk bilang pada wali kelasku kalau hari ini aku tidak bisa masuk. Mendadak kepala ku pusing, mungkin sisa semalam. Jadi aku putuskan untuk istirahat di rumah saja.

“Jean?“

“Kenapa Bu?“

“Ada orangtua kamu, bisa kamu temui mereka sebentar?" Aku menatap ibu lekat, sepertinya tadi malam Sunghoon telah menceritakan semuanya tentang orangtua kandungku.

“Pasti Sunghoon ya?“

“Gapapa Jean, bukannya dari dulu kamu pengen tau siapa orangtua kamu?“ aku kemudian bangun dari tempat tidur ku, berjalan menghampiri ibu di ambang pintu meski sedikit lemas.

“Ibu tenang aja, aku gak bakal pergi dari sini. Aku sayang sama kalian.“ aku memeluk erat ibu.

Kami pun pergi ke ruang tamu bersama.

“Jean? Sayang? Kamu sakit?“ perempuan itu lagi, dia lahir-lagi memelukku.

“Aku gapapa, tante ngapain kesini?“ tanyaku to the point.

“Mama mau jemput kamu, mama rasa ini saat yang tepat buat mama nebus kesalahan mama selama ini.“ aku menggenggam tangan ibu dengan erat.

“Maaf sebelumnya, tapi sampai kapanpun aku gak bakal mau pergi dari sini. Aku udah nyaman jadi yatim piatu, aku punya ibu.“ ungkap ku.

Perempuan itu menangis, jujur aku masih enggan memanggilnya mama. Kenapa ya?

“Jean, kamu gak boleh gitu sama Mama kamu.“ ibu menasehati ku pelan.

“Maaf, mungkin tante bisa adopsi anak lain aja. Aku gak bisa, aku udah nyaman tinggal di sini. Permisi.“ aku kemudian melenggang pergi untuk kembali ke kamar.

“Maaf ya Bu, Jean orangnya emang keras. Mungkin dia butuh waktu.“


🔸🔸🔸


Hampir seharian penuh aku menghabiskan waktu di taman taman bermain komplek, yang aku lakukan sejak siang tadi hanya menikmati ayunan sampai-sampai aku super puas sebab aku bisa menguasai ayunan nya sendiri.

Aku butuh waktu itu makanya menenangkan diri di sini.

Kalau biasanya jika mood ku sedang jelek aku akan pergi ke warnet untuk bermain game hingga puas namun keadaannya aku sedang tidak fit jadi malas melakukan apapun.

“Udah jam berapa ya sekarang?“ tanyaku yang menatap langit mulai berubah jadi orange.

Rasanya jauh lebih tenang jika melakukan apapun sendirian. Kalian harus coba bepergian dan menghabiskan waktu sendiri sepertiku.

“Jadi ceritanya lo lagi ngambek?“ aku melihat sosok Sunghoon membawakan aku sekantong plastik eskrim corn banyak sekali.

“Muka lo? Berantem lagi?“ aku berdecak saat melihat wajahnya babak belur.

“Biasalah, laki-laki sejati. Apalagi gue ketua genk. Jadi harus anti tahan banting buat jadi tameng anggotanya. Apalagi berurusan sama Rajawali. Jake tadi nyerang gue pas pulang, kayak biasa. Dia selalu main keroyokan.“ imbuhnya.

“Bersyukur lo gak mati.“ dia menganggukkan kepala lalu ikut duduk di ayunan satunya lagi.

“Iya bersyukur ya? Tuhan masih ngasih banyak waktu buat kita berdua.“ kelakarnya dan aku merotasikan bola mata.

“Nyokap Ara jemput gue dan gue gak mau ikut dia, apa menurut lo gue suruh ibu pindah rumah aja ya? Biar dia gak bisa dateng kesana lagi?“ dengan cepat Sunghoon menoleh ke arahku.

“Sebagai pacar yang baik gue bakal nasehatin lo, menurut gue coba lo omongin baik-baik dulu. Itu hak lo buat nolak tinggal sama mereka, tapi jangan  ... Jangan lo buat mereka semakin sedih karena lo ngehindar kayak gini.“ aku tertegun, ada benarnya juga. Mungkin kalau di bicarakan baik-baik Orangtua Ara tidak akan memaksaku untuk tinggal di rumahnya lagi.

“Gue masih perlu waktu, mungkin nanti kalo udah siap bakal ngomong sama mereka.“

Good girl.“ dia menepuk pucuk kepala ku.

“Ngomong-ngomong luka lo itu, kenapa gak di obatin?“ Sunghoon menggaruk tengkuknya yang tak gatal kemudian tercengir kuda.

“Sengaja gak boleh di obatin sama anak cakrawala karena nunggu di obatin sama lo.“ aku terperangah, apa katanya? Nunggu aku? Ck, dasar playboy inter milan.

“Anak motor itu mandiri, gak manja kayak lo. Gue curiga waktu pemilihan ketua cakrawala lo itu nyogok ya?“ dia tertawa kemudian mengacak-acak rambutku gemas, dia benar-benar sok dekat sekali.

“Ternyata selera humor kita sama ya? Gak salah Tuhan kirim lo buat gue, walau lo bar-bar tapi gue mulai sayang deh.“ aku berdecak.

“Inget ya Jean, kalo sampe ada cowok yang nyakitin lo. Gue pastiin dia habis di tangan ketua cakrawala, gue gak peduli kalo semisal bakal di penjara.“

Setelah ku pikir-pikir, Sunghoon akhir-akhir ini jadi orang yang serius. Tidak sekonyol sebelum-sebelumnya. Apalagi saat dia bilang mau membuktikan ke hadapan ibu kalau anak motor itu juga anak baik-baik.












🔸🔸🔸





Woi woi, kode keras sekali ini si Sunghoon haha

Udahlah Jean, Sunghoon buat gueeee

Jangan lupa pren, vote dan komennya biar cihuyyy

Never Ending ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang