LIMA BELAS

142 38 3
                                    

Pagi ini Sunghoon sudah stay di depan panti, benar-benar membuatku geleng-geleng karena aku belum mandi dan masih acak-acakan sama sekali.

Kata ibu aku suruh mendatangi Sunghoon dulu di luar.

"Lo mau jemput orang atau nyulik anak orang?" aku melipat tangan di atas dada, jujur saja sedikit malu sebab aku masih memakai baju tidur favoritku.

"Oh jadi gini gambaran istri masa depan gue?" aku mengerutkan dahi.

"Emang kayak apa istri lo?"

Dia terlihat menahan tawa. "Yang lagi pake baju tidur teddy bear, asli gue kira kyubi ekor 9 gak bisa segemesin ini... " dia mencubit pipiku dengan gemas.

"Cepet mandi, abis itu rapi-rapi. Gue udah kedinginan tau dari tadi, rasanya mau jadi frozen aja." celetuknya.

"Masuk gih, Ibu bilang lo di suruh sarapan bareng." dia mengangguk kemudian turun dari motornya, merangkulnya dan masuk bersama ke dalam.

Lama-lama si Sunghoon ini memang kurang ajar ya.

"Denger ya, gak usah sok romantis atau tiba-tiba jadi manis sama gue. Lo bukan dilan 1990." aku mencoba untuk memperingatinya.

"Gue emang bukan Dilan 1990, tapi Gue Sunghoon 2021. Bukan cowok yang romantis tapi bisa menjamin kesejahteraan ceweknya nanti di masa depan."

🔸🔸🔸




Di kelas.

Jujur aku terkejut saat mendapatkan banyak kertas di kolong ku.

Yang Rata-rata isi tulisannya menyuruku untuk segera putus dari Sunghoon, jujur saja. Aku tidak menginginkan jadi pacarnya, aku juga tidak jingkrak-jingkrak kesenangan, malahan seperti sebuah malapetaka. Karena kedatangan Sunghoon aku jadi sering masuk BK.

"Baik kita lanjut pelajaran nya besok."

Kring! Kring!

Tak lama bel istirahat berdenting, semua murid berhamburan pergi keluar tak terkecuali aku yang harus membersihkan kolong mejaku dari sampah kertas.

"Gue udah larang bocah-bocah itu, tapi ngeyel. Maaf ya?" ujar Vernon ketika aku membuang sampah di depan.

"Gak masalah, wajar aja kalo mereka kayak gini. Pasti kaget idolnya tiba-tiba punya pacar," kataku.

"Tapi lo beneran pacaran sama Sunghoon?" aku mengulum bibirku, jujur tidak ya? Tapi Vernon ini teman baikku, dia sangat baik malah.

"Tapi lo jangan bilang siapa-siapa ya?" Vernon mengangguk.

"Sebenernya cuma pura-pura, pokoknya Sunghoon bilang ini demi kebaikan gue biar Jake gak berani macem-macem sama gue. Jake itu anak motor Rajawali, kalo lo orang Bandung asli pasti lo tau siapa aja nama genk motor di sini." Vernon mengangguk.

"Yang paling di takuti Cakrawala, dia itu ibarat Densus 88 yang selalu grebek orang-orang yang lagi mabuk atau berbuat tidak senonoh. Gue tau banget siapa mereka, musuh bebuyutan rajawali." itu betul. Berati genk motor itu sudah di ketahui oleh orang-orang Bandung.

"Hati-hati ya."

"Kenapa?"

"Jadi pacarnya ketua genk motor itu berat, banyak masalah yang bakal nimpa lo." aku menatap vernon lekat, dia tampaknya sangat hafal sekali dengan genk motor. Aku curiga kalau dia salah satu anggota genk motor juga.

"Lo ikut genk motor juga?"

"Enggak, cuma tau kabar-kabar aja."

"Gua saranin jangan deh, lo udah pinter mending belajar aja yang sampe jadi jenius." Vernon kemudian tertawa di sana.

Tok! Tok!

Kami berdua dengan cepat menoleh ke arah pintu. Itu Sunghoon. Ah, dia mengganggu saja.

"Ayo makan, lapar gue." Sunghoon menarik tanganku.

"Gue duluan ya Ver." Vernon mengangguk kecil.

"Deket banget sama Vernon?" tanya Sunghoon di sela-sela perjalanan.

"Dia temen pertama gue, dan beruntungnya kita selalu satu kelas. Mungkin itu yang di namain jod-" aku langsung menutup mulut rapat ketika Sunghoon menatapku lekat.

"Mau leher vernon gue patahin?"

"Dasar psiko."

"Emang, baru tau lo?"

Aku di bawa ke kelasnya. Di sini sepi, tak ada orang, kemana orang-orang? Iya sih jam istirahat tapi tidak mungkin semuanya meninggal kelas.

"Kok sepi banget?" tanyaku dan Sunghoon mendudukan di bangkunya.

"Sengaja, gue pada usir mereka. Biar kita fokus datingnya." rahang ku melorot, dating katanya? Astaga lama-lama Sunghoon ini gila sungguhan.

"Lo gak kasian sama mereka? Gimana yang gak punya uang buat jajan?" Sunghoon mengeluarkan dua kotak bekal di dalam tasnya, kemudian membuka tutupnya.

Mataku membulat ketika melihat masih goreng berbentuk setengah hati tersebut.

"Sengaja, gue udah kasih mereka uang jajan biar gak ganggu kita." aku mendengus.

"Kenapa nasi gorengnya alay?"

"Dasar cewek kolot, gak bisa di ajak kompromi soal romantis-romantisan. Gue padahal buatnya susah payah ... " Sunghoon mengerucutkan bibirnya kemudian langsung mengacak-acak nasi gorengnya. Aku memperhatikannya melahap nasi goreng dengan tampang menahan kesal, jelek sekali sih hahaha ...

"Gue bukan Milea, tapi makasih. Nanti aja gue makanannya, masih kenyang ... " saat aku ingin menutup kotak bekal ku tiba-tiba Sunghoon menahan tanganku.

"Makan atau gue paksa makan?" aku mempoutkan bibir, tau tudak sih orang kenyang?

"Lo lupa gue udah sarapan?"

"Ini bahkan cuma setengah porsi nasi goreng. Lo gak lihat nasi goreng gue hatinya membengkak karena saking banyaknya?" aku kemudian melirik kotak bekalnya, iya juga. Punya Sunghoon lebih banyak. Tapi kan porsi makan perempuan dan laki-laki beda. Kalau Sunghoon perut karet kalau aku perut toples. Jadi tak cukup memuat banyak.

"Bisa nanti kan?"

"Gue maunya sekarang, lo makan sama gue."

"Kenapa sih maksa banget?"

"Kenapa? Gue pacar lo, wajar kalo gue mau lo lebih berisi, gak kurusan kayak gini." dia menjawil lenganku.

"Cepet makan atau gue cium?" reflek aku menutupi mulutku saat dengar penuturan. Tuh kan, Sunghoon ini makin hari makin gila.

Tak kuat dengan tatapannya yang mengintimidasi akhirnya aku segera memutuskan pandangan dan melahap nasi gorengnya.






🔸🔸🔸





Si Sunghoon makin gaspol ges haha, padahal cuma pura-pura tapi berani mencuri kesempatan dalam kesempitan.

Sunghoon doang emang

Jangan lupa vote dan komennya ya hyung biar semangat up!

Never Ending ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang