Malam ini Sunghoon menjemput ku. Kami akan patroli bersama mengelilingi kota bandung lagi.
Rasanya aku seperti menjadi bagian dari cakrawala sekarang.
“Jangan pulang malem-malem ya, nak Sunghoon?“ Sunghoon mengangguk lalu kami berpamitan pergi. Sekarang ibu mulai percaya dengan Sunghoon, dia sudah tak menyuruhku menjauhu atau jaga jarak dengan Sunghoon lagi. Ibu bilang selama Sunghoon memberi pengaruh positif untukku maka aku di izinkan.
Bersama anak cakrawala lainnya, aku dan Sunghoon kembali mengelilingi kota bandung.
Kota ramah yang menyenangkan memberikan banyak pengalaman menyenangkan dan juga pilu. Jujur saja semenjak Sunghoon tidak jadi tukang jahil dan menyebalkan aku mulai respect dengannya.
“Malem, malem apa yang buat jantung berdebar?“ aku mengerutkan dahi, itu lelucon? Atau apa?
“Tebak-tebakkan?“
“Iya, lo jawab gih.“ aku mengulum bibirku, apa ya?
“Malem tahun baru?“ tebak ku asal.
“Salah.“ aku mendengus, setauku itu yang pas. Benar bukan malam yang membuat jantung berdebar itu ketika tahun baru? Karena di malam itu akan ada banyak petasan di langit luas.
“Kok bisa? Bukannya bener?“ ku lihat Sunghoon seperti menahan tawa, pasti jawabannya nyeleneh. Aku yakin.
“Jawabannya, Malem bersama lo. Bikin jantung gue dagdigdug ser ... Apalagi waktu lo lingkarin tangan lo di pinggang gue, rasanya tangan gue gemeteran.“ aku sontak menyingkirkan tangan ku dari perutnya.
“Loh, di lepas? Kenapa? Sini pegangan lagi.“ Sunghoon menarik tanganku lagi.
“Alay banget sih jadi cowok.” kataku dan sunghoon mencebikkan mulutnya.
”Jadi, gak suka di gombalin nih?” aku menggeleng cepat.
”Apalagi cowoknya kaya lo.” Sunghoon menyipitkan matanya.
”Dari awal kita kenal, Lo emang selalu ngeselin. Pengen gue makan aja rasanya.” aku reflek memukulnya.
Oh ya, sejak tadi kami sudah mengelilingi kota Bandung bersama aanak cakrawala lainnya, tapi tidak tampak tanda-tanda kemunculan anak Rajawali di setiap tempat. Bukankah itu berarti mereka takut? Nyali mereka tidak sebesar yang Jean pikir di awal, atau ... Mereka sengaja. Mereka sedang main-main dengan anak cakrawala?
”Kayaknya Bandung lagi aman ya?” tanyaku yang mengalihkan topik pembicaraan.
”Aman gak aman kita harus tetep was-was, anak Rajawali itu ada dimana-mana, para anggotanya rata-rata gangster dan preman.” jelas sunghoon padaku, dia tampak khawatir padaku. Terdengar dari nada bicaranya.
Begitu lampu lalu lintas berubah menjadi merah, sekumpul anak cakrawala berjejer kesamping menanti pergantian lampu.
”Hon, aman kayaknya. Bandung lagi steril dari beban kota, kumaha atu? Pulang wae lah, udah ngantuk ini.” celetuk Kyungmin yang berjejer di sebelah Sunghoon.
”Kasihan juga, ibu bosnya kedinginan, udah makin malem.” Sunghoon menoleh ke arahku.
”Yaudah, yang lain boleh pulang, gak usah kelayapan, kalo mau ke markas jangan buat bala. Inget, merokok sama dengan menghisap ajal, paham?” jelas sunghoon pada anggota cakrawala dan mereka memberi sikap hormat.
”Begitu lampu hijau, pada bubar dah, gue mau anter Bu bos dulu.” semuanya serentak memberi hormat lagi.
🔸🔸🔸
”Jadi gimana?” saat aku turun dari motor, dengan cepat sunghoon mencekal tanganku.”Gimana apanya?”
”Jawaban lah, mau apa enggak?” aku diam dulu, menimang jawaban yang tepat. Senena sih, aku masih butuh waktu. Aku merasa sedikit belum siap untuk memulai hubungan dengan pria ini.
”Gak tau, emang kenapa sih harus pacaran? Kayak gini aja ga bisa?” pertanyaanku sukses membuat sunghoon terdiam.
”Yadah deh, akhir bulan. Itu udah paling lama, awas aja sampe nolak, nanti gue makan lo,” Ancam Sunghoon yang mencubit pipiku.
”Sana pulang, ngantuk gue.” Sunghoon berdehem lalu menyalakan mesin motornya.
”Kangen gak?”
”Sama?”
”Gue lah, kan gue ganteng.”
”Pede banget.” Sunghoon tercengir kuda.
”Nanti malem mimpiin gue ya?” Aku menggeleng tegas.
”Kenapa emangnya gak mau mimpiin gue?” aku mengulum bibir bawahku lalu menatap sunghoon lekat.
”Karena gue muak liat orang ganteng, mukanya gitu-gitu aja, bosenin banget.” Sunghoon tersedak air liurnya, kurasa ucapanku menohok perasaannya. Tak apalah, dia kan anak ketua motor, hatinya harus sekuat baja. Apalagi dia ketuanya.
”Jean, yang kamu omongan ke aku itu, Ja ... Hat.” aku langsung tertawa.
”Yaudahlah, kalo lo gak mau pulang, gue aja yang masuk dulu——” aku tercekat ketika sunghoon menarik tanganku dan memelukku erat.
”Nanti, kalo gue kenapa-kenapa lo nangis gak?” aku mengerutkan dahi lalu mendongak menatap wajah sunghoon yang lebih tinggi dariku.
”Emangnya lo bakal kenapa?”
”Ya makanya gue nanya dulu.”
”Tergantung situasi sih, kalo parah banget pasti bakal nangis kejer.”
”Tapi gue mau, lo jangan nangis kalo gue kenapa-kenapa ya?” aku menatapnya bingung.
”Kenapa?”
”Karena Lo bukan siapa-siapa gue, jadi buat apa nangis? Buang-buang air mata aja.” dia menoyor dahiku pelan sebelum akhirnya melepaskan pelukan kami.
”Dasar tukang sindir, udahlah mau masuk duluan. Bye!”
🔸🔸🔸
Udah lama gak update ini, jadi kangen si anak motor
Si Jean meskipun udah adem ayem sama sunghoon, ngeselinnya ga berubah, tetep sama, si sunghoon sampe mau jadi kanibal tu haha
Jangan lupa vote dan komennya sheyeng biar semangat updetnya ya
Yuk bisa yuk
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Ending ✓
FanfictionIni mengenai penyesalan Jean Lee yang telat mencintai Park Sunghoon sampai akhirnya takdir berkata lain. start: 08 Des 2020 genre: Fanfiction -- AU