4. Luka Hati [Prilly]

2.7K 107 6
                                    

Mungkin aku manusia paling berdosa menghianati cinta seseorang yang begitu tulus sepertimu, mengenalmu membuatku bisa memahami apa arti cinta sesungguhnya. Jujur aku bahagia bisa mengenal seorang wanita yang sangat tulus dalam mencintaiku yang sebelumnya belum pernah kutemui di Dunia ini.

Bagiku kamu adalah seseorang yang selama ini ku cari, entah kenapa ketika aku mulai mencintaimu orangtuaku melarang hubungan kita dengan alasan yang tidak masuk di logika.
Mereka melarangku karena status sosial kita yang berbeda, padahal perbedaan bukanlah suatu halangan untuk saling mencinta justru perbedaan itu yang akan menyatukan kita untuk saling melengkapi satu sama lainya.

Hari ini aku kembali ke Pulau Dewata setelah dua hari aku berkunjung ke Bandung di kediaman Prilly dan ia mengantarkanku ke Bandara. Dia menggengam erat tanganku seolah ia takut kehilanganku, akupun melakukan hal yang sama tak kalah erat menggenggam jari-jari mungilnya yang terlihat menggemaskan itu.

"Illy maafkan aku, kita harus berpisah untuk sementara waktu. Nanti aku akan mengunjungimu lagi." Ucapku menatap lembut wajah cantiknya yang saat ini sudah membendung sebuah bendungan kecil dibawah kelopak mata indahnya.

"Iya mas." jawabnya parau ia memeluk erat tubuhku, tak berapa lama ia melepaskan pelukan nya padaku.

Perlahan bendungan itu tumpah membasahi pipi gembilnya dan aku menghapus air mata yang lancang jatuh di pipi indahnya itu, dia berusaha tersenyum dan menatapku lembut.

"Aku sayang kamu mas."

Hatiku teriris saat mendengar kata sayang darinya. Aku tak sanggup membayangkan bagaimana aku nanti kedepannya tanpa dia begitupun Ia tanpa aku, kami saling mencinta namun restu ibuku menghalanginya. Sebagai seorang anak tunggal aku harus patuh terhadap ibuku yang saat ini menjadi orangtua tunggal untukku.

30 menit lagi pesawat akan segera terbang dan aku cepat-cepat cek-in dan berpamitan dengan dia.

"Aku pamit ya kamu jangan bersedih."

"Iya mas hati-hati ya, kabari jika kamu sudah sampai mas."

"Iya Illy pasti, jaga diri kamu baik-baik."

"Iya mas kamu juga, aku sayang kamu mas."

Aku tersenyum lemah mendengar lagi kata sayang yang keluar dari bibir mungil Prilly aku tak sanggup menyakitinya.

Aku melepas genggaman tangan kami dan berjalan meninggalkan Prilly menuju gate tiga, Prilly melambaikan tangannya padaku dan aku membalas lambaian tanganya itu. Ia tersenyum tulus padaku rasa sesak seketika menyeruak didalam dadaku, Tuhan sanggupkah aku menyakiti hati wanita ini? Sanggupkah aku menyakiti hati wanita setulus Prilly?

2 jam kemudian aku sampai di Bali dan aku langsung memberi kabar pada Prilly jika aku telah sampai di Bali dengan selamat agar ia tak khawatir lagi.

Setelah sampai dikamar aku kembali teringat perkataan ibuku tempo hari.

"Tinggalkan dia! Ibu tak sudi punya menantu miskin seperti dia. Kamu itu seorang yang berpendidikan seharusnya kamu mencari yang setara denganmu. Bukan malah gadis seperti itu! Ibu tidak sudi, ibu akan menjodohkan mu dengan gadis yang sepadan dengan keluarga kita. Ingat Ali putuskan hubungan mu dengan gadis itu secepatnya."

Kumpulan Short Story - ALIANDO SYARIEF & PRILLY LATUCONSINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang