Kumpulan Short Story - ALIANDO SYARIEF & PRILLY LATUCONSINA

11. Gaun Merah 3 (20+)

Hallo Cerita Gaun Merah udah aku update lagi ya🥰
Yuk tinggalkan jejak kalian semuanya
Budayakan vote sebelum membaca dan koment setelah membaca teman-teman.
Terimakasih semuanya 🙏🏻🙏🏻

HAPPY READING

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi ini Caro berjalan santai memasuki kelasnya. Tatapan jijik dari para kaum adam kini sudah berubah menjadi tatapan memuja untuknya. Dengan percaya diri yang tinggi Caro semakin meliuk-liukan badannya sembari berbalik menyapa teman sekelasnya yang menyapanya.

Benar ini semua berkat Ki Darmo dan Nyai Gaun Merah. Sekrang semua mata tampak terang-terangan menatap kearahnya dan memuja dirinya, Caro tersenyum culas lalu duduk di bangkunya.

"Hai Prill, apa kabar?." Sapa Malik salah satu teman Caro.

"Hai Malik, kabar baik." Jawab Caro sembari tersenyum manis pada Malik.

Malik duduk di sebelah Caro, padahal kemarin-kemarin pria ini ikut mengatainya dan mengatakan bahwa Caro wanita sampah Wanita murahan. Namun sekrang lihatlah si Malik ini mendekat kearahnya. Caro semakin menyaringai tajam di tempatnya. Ini saatnya balas dendam pada semunya terutama pada Ali, pria yang telah mencampakkannya serta mempermalukannya dalam satu waktu.

Caro mengendus kearah Malik "Oh ternyata cowok ini masih perjaka." Ucap Caro dalam batinnya.

"Nanti pulang sekolah ada acara ngga?" Tanya Malik sembari menatap lekat Caro.

"Eum ngga kok. Kenapa?" Tanya Caro pada Malik.

"Aku mau ngajak kamu jalan Prill, kamu mau ngga?" Tanya Malik penuh Harap.

"Eum boleh." Jawab Caro sembari menganggukkan kepalanya dan tersenyum pada Malik.

Malik yang mendengar jawaban Caro langsung tersenyum senang karenanya. "Beneran ya?" Tanya Malik untuk memastikan.

"Ya Malik."

"Yes!" Malik bangkit dari duduknya dengan girang, seolah-olah baru saja Pria itu menang lotre.

Sedangkan Caro ia hanya tersenyum culas. Malam ini adalah malam Jumat Kliwon Caro harus bisa berhubungan badan dengan Malik.

****

Bel pulang sudah berkumandang sejak 10 menit yang lalu. Caro, Arin dan Melin tengah merapikan buku-buku mereka.

"Lu jadi keluar sama Malik?" Tanya Arin setelah ia seleksi memasukkan semua bukunya kedalam Ransel biru miliknya.

"Iya Rin, kenapa? Mau ikut?" Tanya Caro sembari memasukkan kotak pensil kedalam Ranselnya.

"Gak gua mau keluar sama Aya." Jawab Arin.

Ya hubungan Caro dan Aya merenggang. Entahlah Aya seolah-olah menghindarinya, padahal hubungan Aya dengan Melin dan Arin baik-baik saja. Namun dengan dirinya Aya seolah menjauh dan hanya akan saling senyum ketika sedang berjumpa.

Apalagi saat ini mereka sudah tidak sekelas karena Saya di pindahkan di kelas unggulan semakin membuat dirinya dan Aya semakin jauh. Ah sudahlah Caro tak ingin memikirkan hal yang tak penting, karena Aya yang meninggalkan bukan dirinya.