20. Baby Girl 2 (20+)

2.1K 136 19
                                    

Hallo balik lagi sama aku Arin si author amatiran wkwkwk.

Apakabar kalian semua?

Mananih yang udah gak sabar nunggu Baby Girl di update? Yuks sini merapat.

Okay sebelum baca lebih lanjut, kembali aku ingetin ya. Buat kalian semua yang belum follow jangan lupa follow akun wattpadku dulu ya.

Okay selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dugaan Prilly salah. Ali, pria itu justru kembali mendekap erat tubuh mungilnya. Prilly semakin menangis, meraung-raung dalam dekapan Ali.

"Shuuuuttt..." Ali semakin menenggelamkan wajah Prilly dalam dada bidangnya. Ali tak tahu jika Prilly menyukainya, ini semua salah. Prilly anaknya, meskipun bukan anak kandung. Namun, tak seharusnya gadis itu menyukai  dirinya. Dirinya terlalu tua untuk gadis seusia Prilly. Meskipun tak dapat Ali pungkiri jika ia juga menaruh hati pada sang putri.

"Aku benci Daddy!" Prilly terus memukuli dada Ali. Ia menangis dengan tak tahu malu di dalam dekapan sang Daddy.

"Maafkan Daddy," ujar Ali sembari memberikan elusan lembut pada punggung Prilly.

Prilly merenggangkan pelukan Ali. Prilly mendongak menatap sang Daddy yang saat ini juga tengah menatapnya, "aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu, kau putriku. Kau putri kecil Daddy sayang."

Setelah mendengar ucapan Ali, sontak Prilly langsung melepaskan diri dari dekapan pria itu. Prilly mendorong dada Ali, "persetan Ali! Ingat aku bukan anak kandungmu!" sinis Prilly. Prilly menghapus kasar air matanya.

"Tapi kau putri Daddy," ujar Ali sembari mencoba meraih tangan Prilly.

Secepat kilat Prilly menghempaskan tangan Ali. "Kau betul aku putrimu, lebih tepatnya putri angkatmu."

Ali menghembuskan nafasnya lelah. Ali tak menyangka pilihannya untuk terus melajang dan menjadi orang tua tunggal untuk Prilly ternyata salah. Ali tak tahu jika semuanya akan serumit ini. "Daddy rasa Daddy harus pulang, kau istirahat saja. Kau terlihat sangat lelah," ujar Ali lalu bangkit dari sofa. Ali rasa ia harus segera meninggalkan Apartemen sang putri sebelumnya semuanya semakin rumit.

"PRANG..."

Ali terlonjak kaget, kala melihat Prilly melemparkan vas bunga tepat pada tembok di depannya. Ali berbalik, ia kembali menatap Prilly.

"Brengsek. Aku mencintaimu Ali, aku mencintaimu.." Prilly kembali menangis. Prilly menarik frustasi rambut panjangnya, "tak bisakah kau melihat aku sebagai seorang wanita Ali?!" Prilly menatap Ali dengan wajah sendu.

"Prilly aku ini Daddy mu!" Ali mencoba menahan emosinya.

"Aku tahu, tapi aku mencintaimu!" Prilly bangkit dari sofa, ia langsung mencium Ali dengan tangan yang mengalung pada belakang leher pria itu.

Tubuh Ali menegang, ia tak menyangka jika Prilly akan menciumnya. Ciuman yang begitu menuntut. Sekuat tenaga Ali mencoba menahan diri untuk tak membalas lumatan Prilly.

Prilly melepaskan bibirnya dari bibir Ali, Prilly menatap Ali yang terlihat memalingkan muka darinya. Prilly tersenyum kecut, "maaf jika aku terlalu lancang. Pulang lah," ujar Prilly lalu pergi meninggalkan ruang tamu.

Kumpulan Short Story - ALIANDO SYARIEF & PRILLY LATUCONSINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang