3. Cinta Ali & Prilly

4K 113 3
                                    

Hallo selamat malam kembali lagi dengan Arin. Budayakan vote sebelum membaca dan koment setelah membaca dan koment setelah membaca ya 💋💋
.
.
.
.
.
.
.
.
.

HAPPY READING

Tampak sosok lelaki bertubuh agak gelap duduk menghadap ke arah jendela. Sesekali mengaduk sendok pada Coffenya. Sesekali pun mengecek handphone untuk menantikan kabar. Posisi yang benar-benar menunggu.

"Digo..!!" Terdengar suara perempuan dari arah pintu masuk Cafe.

Yang dipanggil pun menengok dan melambaikan tangan dengan girang.
Sang perempuan, Prilly namanya segera berjalan masuk menghampiri Digo.

Aroma Cokelat tercium oleh Digo dari tubuh Prilly, mengingatkannya pada seorang wanita yang sangat ia cintai, sangat manis. Digo sangat suka harum tubuh perempuan itu.

Prilly duduk di kursi kosong depan Digo, Perempuan cantik nan anggun itu entah mengapa telah menjatuhkan hati kepada Lelaki kosan sederhana seperti Digo.

Menjadi mahasiswa baru di ibukota, membuat Prilly jatuh cinta pada Digo. Pertemuan pertama tak terduga di gedung perpustakaan Satu tahun yang lalu membawa Prilly jatuh kedalam lembah cinta Digo.

"Prill, ada yang mau aku omongin." Digo bersuara menatap Prilly yang masih memesan makanan.

"Hmm.. Ada apa?" Prilly bergumam lalu menutup buku pesanan dan menatap Digo dengan lekat, sorot mata Pria itu tak terbaca.

"Kamu gabakal ngomong putus kan Digo?" Tanya Prilly penuh selidik, ia curiga pada kekasihnya.

Digo menatap lekat pancaran nanar mata Prilly. Pikiran negatifnya justru hal tersebut akan terjadi, meski Digo pun tak mau itu terjadi. Sesungguhnya ia hanya ingin menyampaikan kebenaran, walau justru hal itu sangatlah menyakitkan bagi Prilly, Namun ia sudah tak sanggup untuk membohongi hatinya lebih lama lagi, ia tak ingin menyakiti Prilly semakin dalam.

"Aku tak bisa melupakan Sisi, ia amat melekat di aku, di sini. Bahkan aku merasa sakit hati saat melihat Sisi bersama Pria lain Prill." Ucap Digo menunjuk sebelah dadanya. Rasa sesak seketika itu menyeruak di dalam hati Prilly.

"Prilly, terima kasih sudah membantuku sejauh ini. Kamu tahu rasa sakitku seperti apa. Tetapi, aku yang tahu sendiri batas kesanggupanku seperti apa. Aku mau kita akhiri semua ini, Aku gak mau nyakitin kamu. Jadi, hargai keputusanku untuk tak pernah bisa melupakan Sisi, aku sangat mencintainya dan aku ingin kembali padanya. Bahkan kebersamaan kita selama ini tak cukup mampu membuatku melupakan Sisi." Ucapan Digo cukup menohok relung hati Prilly.

Satu persatu air mata Prilly terjatuh. Sementara Digo bangkit berdiri, menepuk pundak Prilly lembut, dan pergi meninggalkannya.

Prilly berdiri bangkit dari kursinya, ia ingin segera keluar dari cafe ini. Ia berjalan keluar dari Cafe itu dengan air mata kian membanjiri wajah ayunya.

Brughh...

Prilly menubruk seseorang ia mendongakan kepalanya menatap orang yang ia tabrak barusan.

"A-ali.." Prilly langsung memeluk orang tersebut dan menumpahkan semua air matanya dalam pelukan laki-laki itu.

Laki-laki yang Prilly peluk bernama Ali itu tak tahu-menahu dan lebih memilih membalas memeluk Prilly yang sedang terlihat kacau saat ini.

Kumpulan Short Story - ALIANDO SYARIEF & PRILLY LATUCONSINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang