24. Baby Girl 6 - Ending (20+)

2.5K 144 13
                                    

Haloo balik lagi sama Aku Arin si penulis amatiran.

Apa kabar kalian hari ini?

Budayakan vote sebelum membaca dan koment setelah membaca ya.

Love you all ❤

HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Prilly semakin menunduk, ia terus menangis. Prilly tak mampu menjawab pertanyaan Vero. Ia tak tahu apa kehebatan Ali, yang jelas Prilly tak bisa membohongi hatinya. Saat ini hatinya masih bersama Ali. Prilly terlalu mencintai Ali tak perduli berapa banyak luka di masalalu antara dia dan Ali. Yang jelas saat ini hatinya masih milik Ali. Bukan, bukan Prilly tak ingin melupakan Ali bukan. Prilly sudah mencoba untuk melupakan Ali bahkan rela pergi jauh dan menyamarkan identitasnya agar ia bisa lupa dengan Ali. Namun, faktanya ia tak bisa melupakan Ali semudah itu. Hatinya tak bisa berbohong.

Vero mengacak rambut nya frustasi. Vero yang tak kuasa melihat Prilly menangis langsung mendekap tubuh mungil Prilly. "Sstt... jangan nangis, aku minta maaf. Maaf udah ngebentak kamu. Udah, stop jangan nangis lagi ya?" kata Vero berusaha menenangkan Prilly.

Bukanya semakin tenang justru tangis Prilly semakin pecah. Prilly menangis di dalam rengkuhan Vero, kenapa ia tak bisa menerima Vero? Padahal selama ini Vero sudah baik padanya.

"Udah jangan nangis, aku minta maaf Bie," kata Vero.

"Maafin aku. Maaf hiks aku ngga bisa nerima kamu," kata Prilly dengan sesenggukan.

"Iya aku maafin kamu, udah ya jangan nangis lagi?" Vero melepaskan pelukannya dan menarik wajah Prilly untuk menatapnya. Vero menangkup wajah Prilly dan menghapus buliran air bening di pipi Prilly dengan lembut.

Prilly tak menolak, Prilly menerima semua perlakuan Vero. Prilly menghentikan tangisnya sesuai dengan apa yang di minta Vero.

"Nah gini kan cantik."

"Emang sebelumnya aku ngga cantik?"

"Kamu selalu cantik di mata aku, tapi aku gak suka kalo kamu nangis kayak gini, bikin cantiknya memudar," kata Vero sembari mengelus pipi Prilly.

Prilly menerima semua perlakuan Vero yang sangat menenangkan. Prilly memejamkan matanya menikmati elusan itu. Andai ini Ali yang melakukannya, pasti sudah dapat di pastikan ia akan sangat bahagia.

"Maafin aku ya Vero."

"Iya Bie gapapa, cukup kamu jadi temen aku dan ngga benci sama aku aja udah cukup kok buat aku."

"Kamu baik banget, makasih." Prilly langsung menubrukkan tubuhnya dan kembali memeluk Vero. Prilly sudah menganggap Vero layaknya seorang kakak yang selalu menjaga dan melindunginya.

Vero mendekap Prilly dan mengelus punggung Prilly naik turun. Sudahlah, tak apa jika ia tak bisa memiliki Prilly, ia ikhlas. Yang terpenting saat ini adalah Prilly selalu hidup bahagia dan ia bisa membantu gadis kecil itu saja sudah cukup bagi Vero.

Prilly melepas pelukan mereka.

"Dua minggu lagi aku bakalan ke Indonesia, kamu mau ikut? Udah lama kan kamu ngga balik ke Indo," tawar Vero. Vero menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa.

Kumpulan Short Story - ALIANDO SYARIEF & PRILLY LATUCONSINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang