14. Lara - Story love

2.1K 73 14
                                    

Hallo selamat sore semua 😂
Buat kalian yang gak suka sama Cerita aku boleh kok langsung di hapus dari reading list kalian 🙂
Aku ngga maksa buat kalian suka sama cerita aku, aku hanya menuangkan apa yang ada di pikiran aku dalam bentuk tulisan.
Maaf kalo kalian merasa cerita ku jelek atau apa, tapi setidaknya kalian bisa dong menghargainya hehehe.
Dan buat kalian readers setiaku terimakasih sudah selalu setia dengan cerita-ceritaku yang jelek ini.

HAPPY READING

.
.
.
.
.

'Ketika senja datang
Ku merasa setengah diriku menghilang
Bagaikan tak berdosa
Kau hancurkan rasa yang selama ini kutanam'

'Saat semuanya telah pergi
Bayangmu kembali mengisi
Entah apa yang kau mau
Ku tak berhak lagi 'tuk mengungkit kembali'

'Menghapus tinta yang pernah kau lukis di kanvas hatiku'
'Merobek semua bayangan yang tampak di relung sukmaku'

'Ego tlah menghasutku'
'Tuk kembali padamu'
'Namun logika berkata'
'Baiknya 'ku menjauh'

'Jauh'
'Jauh'
'Jauh'
'Jauh'

'Ego t'lah menghasutku'
'Tuk kembali padamu'
'Perang tak membawaku'
'Untuk pergi menjauh'

'Menghapus tinta yang pernah kau lukis di kanvas hatiku'
'Merobek semua bayangan yang tampak di relung sukmaku'
'Ego telah menghasutku 'tuk kembali padamu'
'Namun logika berkata baiknya ku menjauh'

'Jauh'
'Jauh'
'Jauh'
'Jauh'

Terlihat seorang wanita tengah menghapus buliran bening yang lancang merembes mili membasahi pipinya.

Wanita itu berdiri lalu memberikan tepuk tangan yang meriah kala pria di depan sana menyelesaikan lagunya dengan begitu Indah. Bahkan bukan hanya Wanita itu, Melainkan juga semua pengunjung Cafe yang ada disana ikut melakukan hal sama.

Pria di depan sana beridiri lalu bangkit dari tempatnya dan berjalan turun meninggalkan panggung kecil itu.

Pria itu berjalan menghampiri satu wanita yang saat ini masih tetep berdiri sembari memberikan tepuk tangan untuknya.

"Kenapa nangis Illy?" Tanya Pria itu lembut sembari menyeka air mata sang dara.

Sedangkan wanita yang di sapa 'Illy' itu semakin menangis tergugu dan langsung menyambar tubuh tegap di depannya itu.

Sang pria langsung mendekap erat sang wanita. Sembari berusaha menenangkan tubuh mungil yang bergetar hebat di depannya itu.

Ya mereka berdua adalah dua insan anak manusia yang harus berpisah karena sebuah keharusan.

Mereka berdua adalah Ilyana Latuconsina dan Ali Jovanio Gibran atau yang kerap di sapa Jovan.

"Hey udah kamu kenapa masih nangis? Malu di lihatin orang." Bisik Jovan pada Ilyana yang masih setia memeluk erat tubuhnya, sembari terus menangis. Jovan sudah merasakan bajunya basah karena Air mata Ilyana.

Ya benar apa yang di katakan Jovan semua orang kini tengah menatap kearah mereka. Namun Ilyana tak perduli ia terus menangis sembari memeluk tubuh tegap Jovan.

Kumpulan Short Story - ALIANDO SYARIEF & PRILLY LATUCONSINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang