13. Nikah Kontrak 1 (20+)

2.6K 111 9
                                    

Hallo jumpa lagi sama arin 😂
Aku bawa Short Story baru nih buat kalian.
Yuk kepoin.
Budayakan vote sebelum membaca dan koment setelah membaca ya teman-teman terimakasih 🙏🏻🙏🏻

HAPPY READING

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Engghh...." Seorang gadis tengah menggeliat di balik selimut tebal yang membungkus tubuhnya.

Pancaran dari sinar matahari yang memasuki celah jendela kamarnyalah yang membangunkan gadis cantik itu.

Dia adalah Illyana Consina gadis cantik yang pemalas.

"Bangun kebo!" Suara bariton menarik selimut Illyana.

"Semenit lagi mas," racaunya tak jelas.

"Bangun! Atau akan ku seret tubuh pemalas mu itu!" Ancamnya yang sukses membuat Illyana membuka penuh matanya.

"Iya ini bangun!" Dengusnya kesal.

"Mandi lima belas menit lagi kita berangkat ke New York."

"Ngapain? Aku ngga mau ikut mas!" Bantahnya, lalu kembali merebahkan tubuh mungilnya diatas ranjang Queen Size miliknya.

"Bangun atau ku cium!"

"Ngga!" Tolak Ilyana mentah-mentah.

Sang pria menghembuskan nafasnya kasar lalu merangkak naik ke atas ranjang. Menarik paksa selimut yang di pakai Ilyana.

"Mas kamu apa-apaan sih!" Bentaknya tak terima atas perlakuan sang pria.

"Aku ini suamimu Ilyana! Bisakah sehari saja kau menurut padaku?" Tanyanya mulai jengah menghadapai sikap Ilyana yang terlampau keras kepala.

Pria itu yang tak lain dan tak bukan adalah Alixander William Syarief. Pria tampan dan mapan yang sayangnya harus terjebak dengan perjodohan konyol yang di lakukan oleh kedua orang tuanya. Ali terpaksa menikahi gadis muda yang umurnya terpaut jauh di bawahnya.

"Terus jika kau suamiku kau bisa mengatur hidupku sesuka hatimu begitu? Cih aku tak sudi jika kau mendiktator diriku! Ini hidupku bukan hidupmu!" Sungut Ilyana berapi-api.

Ilyana marah dan murka, lalu bangkit dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi. Ia ingin segara mandi kerena tidurnya telah terganggu dan tak berniat lagi untuk melanjutkan tidurnya.

30 menit berlalu Ilyana keluar dari kamar mandi. Mengedarkan pandangannya mencari sosok pria penggangu tidur paginya.

"Oh rupanya dia sudah pergi," ucap Ilyana pada dirinya sendiri. Ilyana berjalan santai menuju meja riasnya.

"Sudah selesai?" Suara bariton itu lagi-lagi mengaggetkan Ilyana.

Ilyana terlonjak kaget di tempatnya, "Kenapa?" Tanya Ilyana malas mencoba meminimalisir kekagetannya di depan Ali.

"Kita harus ke New York."

Ilyana mendengus kesal, "Aku tak mau!"

Kumpulan Short Story - ALIANDO SYARIEF & PRILLY LATUCONSINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang