25.Hukuman(2)

4 1 0
                                    

Jam 06.30 sudah banyak yang sampai disekolah termasuk Ansel dan Aurel.Kedatangan mereka disambut hangat oleh teman-temannya.

"Sini sini duduk"Ujar Dika.

"Santai kalem di bawa santuy aja dong Bro!"Ujar Brandon yang di angguki oleh Raihan.

"Kamu juga jangan takut ya Rel,entar kalo papa sama mama kamu datang terus nyakitin kamu atau apalah itu,aku yang urus entar"Ujar Brandon menenangkan.

"Yang dateng Ibu sama Pak Eko!"Jawab Aurel.

"Terus bisa?"Tanya Ayu dan Rachel bersamaan.

"Bisa nggak nya sih tergantung rencananya Aqilla berhasil apa nggak"Jawab Ansel.

"Emang papa sama mama lo jahat ya Rel?"Tanya Rio yang memang belum tau soal ini.Ravel sudah tau karena waktu Aurel,Ayu,dan Rachel sedang bercerita dia menguping.

"Ya sebenarnya Papa gue baik,tapi ya karena Mama tiri gue sama adik tiri gue aja mangkanya Papa sedikir berubah"Jawab Aurel.

Kini mereka bubar dan pergi ke kelasnya masing-masing,semula mereka tadi berkumpul di parkiran.

"Rel lo kok lemes banget"Ujar seorang lelaki yang beberapa ini ia kenal.

"Nggak kok lo aja yang salah liat!"Judes Aurel pada Clovis.

"Gue nanya baik-baik loh"

Aurel tak berniat untuk membalas omongan Clovis barusan,dia lebih memilih mengikuti sahabatnya untuk menuju ke kelas.

•••

Disisi lain Bi Lia dan Pak Eko sedang bimbang sekaligus takut,dan khawatir jika ini tidak berhasil,lalu bagaimana nasib Ansel dan Aurel?.

"Tuan nyonya"Panggil Bi Lia pada Adrian dan Clarissa.

"Iya kenapa?"Tanya Clarissa.

"Nanti kan ada acara keluarga,jadi saya meminta izin pada tuan dan nyonya saya mau beli bahan-bahan di pasar"Ujar Bi Lia.

"Bukan kah masih banyak bahan-bahan yang bisa di masak?"Tanya Adrian.

"Saya mau memasak spesial jadi saya perlu bahan-bahan yang lain,di dapur sudah habis"

"Memang kamu mau masak apa?"

"Saya mau masak Rendang daging sapi,Sop Iga,Iga bakar.Kan bahan-bahan untuk membuatnya sudah habis di dapur"

"Yasudah ini uangnya"Ujar Adrian lalu mengeluarkan uang seratus ribu an sepuluh lembar.

"Ini kelebihan tuan"

"Ambil saja!"

•••

Ini sudah jam 07.40 pagi tapi Bi Lia dan Pak Eko masih belum datang ke sekolah,sungguh membuat Aurel was-was.Pikirannya melantur kemana-mana.

"Untung tante gue nggak marah"Ujar Rio bersyukur.

"Tante lo udah dateng?"Tanya Ravel.

"Udah dong"

"Mama Papa lo kemana?"Tanya Rachel penasaran.

"Mama Papa gue di Surabaya,kemarin gue udah bilang,tapi katanya gini "nggakpapa,anak laki-laki itu wajar berbuat seperti itu".Terus gue juga dipuji-puji sama papa gue!"Jawab Rio berbangga diri.

"Enak banget ya lo"Ujar Aurel.

"Eh iya Rel Bi Lia sama Pak Eko kok belum dateng ya?"Tanya Ayu.

"Nah itu gue dari tadi juga nungguin,gue takut kalo Papa atau Clarissa atau Citra tau.Kalo itu sampe terjadi nggak tau deh gue harus gimana"Jawab Aurel pasrah.

"ITU YANG BELAKANG KENAPA DARI TADI KOK NGOBROL TERUS?!DI BIARIN DARI TADI KOK MALAH NGELUNJAK!"Teriak Bu
Ikke.

"Maaf bu"

Tok tok tok

"Permisi!"Ujar Bu Yanti sopan.

"Oh iya bu silahkan masuk"Jawab Bu Ikke.

"Saya mau manggil anak-anak disini bu tapi nggak semua"

"Silahkan Bu"

"Rio Haidar,Ravelino Putra,Rachelina Putri,Aurellia Pratista Adelard, Ayunindya Maheswari.Nama-nama yang saya panggil cepat ikuti saya sekarang!"

Seketika itu juga rasanya badan Aurel menjadi lemas,dan terasa panas dingin,dia takut benar-benar takut.

"Rel jangan takut!"Ujar Ayu menguatkan Aurel.

•••

TBC

Aurel's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang