8.Papa Jahat

5 1 0
                                    

Aurel dan Ansel sudah sampai di rumahnya,tiba-tiba dia melihat kejadian yang tidak enak dipandang oleh mereka serasa ingin menghempas mereka ber 2 siapa lagi kalau bukan Clarissa dan Citra.

"Heh maksud lo apa njing!"Gas Ansel.Ansel tak trima jika adiknya di perlakukan seperti itu,disitu terpampang jelas Aqilla yang sedang terisak dan seperti sangat lemah,sebelumnya adiknya itu tak pernah seperti ini.

"Ab..angh...ka..kak..hiks..hiks"Suara Aqilla yang terdengar sangat lemah dan kesakitan itu sangat membuat amarah Ansel dan Aurel muncul ke permukaan.

"LO APAIN ADIK GUE!"Teriak Aurel dengan derai air mata dan juga sudah terlihat emosi yang sudah tak bisa di tahan lagi.

"Oh itu tadi salah sendiri dia yang mulai"Jawab Citra tak mau disalahkan.

"Eh lo anak pungut jangan ngada-ngada lo ya,adik gue nggak akan mulai kalo nggak ada yang mulai duluan,udah dipungut nggak tau terimakasih lo ye,harusnya lo tuh udah gue jadiin babu disini lo nggak pantes jadi majikan disini,lo tuh kalo nggak di pungut sama keluarga gue lo udah jadi gelandangan bego lo tuh gembel,punya otak tuh buat mikir dasar anak pu-"Belum sempat Aurel menyelesaikan omongannya,ternyata ada sesuatu yang membuatnya untuk menghentikan ucapannya.

Plak!

"Jaga mulut kamu!"Clarissa menampar Aurel tapi itu malah membuatnya semakin membenci ke 2 orang tersebut.

"HEH LO NGGAK CUKUP APA LO NYIKSA GUE?!KENAPA LO TAMPAR KAK AUREL KAN EMANG NYATANYA CITRA ANAK PUNGUT MAU APA LO HAH?!"Teriak Aqilla.

"NGGAK CUMA CITRA YANG ANAK PUNGUT DEK,TAPI CLARISSA ITU KAN JUGA DIPUNGUT JUGA YA GAK?!"Itu suara Ansel dengan suara besarnya.

"Mantul!"Jawab Aurel dan Aqilla bersamaan.

"Ada apa ini!"Suara besar itu muncul.

"Papaaaaa!"Panggil Citra dan Aqilla bebarengan,tapi yang di sambut hanya Citra.

"Pah kok aku nggak dipeluk?"Tanya Aqilla dengan nada yang pelan.

"Citra dulu ya nak"Jawab Adrian dengan mengelus lembut rambut Citra,itu sudah menyakiti perasaan Aqilla.

"Dek ikut abang sama kakak ke kamar aja!"Ajak Ansel.

•••

"AURELLL,ANSEL KELUAR KALIAN!"Teriakan seorang lelaki dengan begitu keras.Aurel dan Ansel segera turun ke bawah,Aqilla juga ikut dengan mereka takut ada sesuatu kejahatan yang terjadi.

"Ada apa pa?"Tanya Ansel mewakili Aurel juga.

"Ada apa kamu bilang?Setelah apa yang kalian lakukan pada mama,dan adik kalian,dan kalian masih tidak sadar dimana letak kesalahan kalian?!"Tanya Adrian papa mereka dengan amarah yang sudah membara.

"Mama?"Tanya Ansel

"Adik?"Tanya Aurel

"Kalian ini bisa sopan tidak hah?Kenapa kalian berani-beraninya mengatai memarahi bahkan menyiksa Clarissa dan Citra?"

"Wih si ratu drama mulai lagi nih".Setelah mengatakan itu Aurel dan Ansel diperlakukan dengan sangat kasar oleh papa kandungnya itu,bahkan Aqilla juga ikut diperlakukan seperti itu.

"Siksa aku pah tapi jangan Aurel ataupun Aqilla!"Ujar Ansel dengan penuh penekanan seakan cambukan,tamparan,yang diberikan oleh papanya itu tidak ada pengaruhnya sama sekali,sedangkan Aurel dan Aqilla sudah terkulai lemas di lantai dengan bercucuran air mata.

"Sudah mas sudah kasian mereka"Ujar Clarissa mengingatkan.

"Nggak usah dikasihani anak seperti mereka tak pantas mendapatkan kasih sayang!"

"SUDAH CUKUPP!"Teriak Bi Lia salah satu pelayan yang bekerja di rumah ini,dan juga satu-satunya pelayan yang sangat akrab dengan Ansel,Aurel,dan Aqilla.Setelah itu Adrian segera meninggalkan mereka.

"Kalian nggak papa nak?"Tanya Bi Lia lembut,Bi Lia memang sudah biasa memanggil mereka dengan sebutan nak.

"Makanya lo semua jangan macem-macem sama gue,gue tendang dari rumah ini sekarang gue juga bisa,tapi belum waktunya!"Ujar Clarissa dengan nada mengancam.

"Biii sakit hiks"Keluh Aurel,dan mereka bertiga langsung dipeluk dengan Bi Lia.Menurut mereka bertiga pelukan Bi Lia begitu nyaman sama dengan pelukan Adelia sewaktu masih bersama mereka dulu.

•••

Ansel,Aurel,dan Aqilla sudah tidur di kamar Aurel,kamar Aurel memang sudah seperti markas mereka disaat mereka senang maupun sedih mereka selalu ke kamar Aurel,karena kamar Aurel yang luas dan bersih,serta suasananya begitu menenangkan.

Saat sedang tidur perutnya terasa sangat sakit,karena dari tadi dia belum makan.Aurel memutuskan untuk turun kedapur untuk makan.

"Pah tadi aku dapat nilai A loh di sekolah"Ujar Citra dengan senang.

"Wah kamu pintar sekali"Jawab Adrian antusias.

Sekarang masih jam 19.30 pantas saja mereka masih belum tidur,Aurel tak menghiraukan mereka dia lebih memilih untuk melanjutkan perjalanannya menuju dapur.

"Aurel sini nak"Panggil Clarissa dengan lembut.Dengan malas Aurel menuruti panggilan mama tirinya itu.

"Hm?"Jawab Aurel.

"Papa kamu mau bicara denganmu"

"Apa pah?"

"Maafkan papa ya nak,papa tadi terlalu keras dengan kalian,dan papa sadar jika perbuatan papa tadi itu terlalu berlebihan,dan ini semua karena mamamu nak dia yang menyadarkan papa,mama Clarissa sangat sayang pada kalian nak,dia menyayangi kalian sudah seperti anak kandungnya sendiri"Jawab Adrian.

"Iya pah"

"Bilang terimakasih dong sama mama aku!"Suruh Citra dengan senyum khasnya.

"Thanks!"Setelah itu Aurel segera menuju ke dapur,saat di dapur Aurel bertemu dengan Bi Lia.

"Loh bi kok belum tidur?"Tanya Aurel

"Enggak nak bibi belum ngantuk,kamu mau apa nak kok tumben malem-malem kesini?"Tanya Bi Lia.

"Aurel laper bi ini mau makan"

"Biar bibi masakin ya nak"Aurel pun menyetujuinya.

"Bi nggak tau kenapa aku kalo sama bibi itu nyaman gitu bi,sama rasanya waktu aku masih sama mama dulu"Ujar Aurel.Bi Lia yang mendengar itu sontak kaget,hampir menjatuhkan piring di tangannya,untung Aurel menahannya."Bibi kenapa?"Tanya Aurel.

"Oh enggak nak bibi cuma kecapean aja jadi ngantuk deh"Ujar Bi Lia dengan senyumannya.

"Yaudah bi,bibi ke kamar aja tidur aku nggak papa kok disini sendirian.

•••

TBC

Jangan lupa voment 😊

Disusun:919 kata

Aurel's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang