"Siapa?" Tanya pria pemilik suara bariton itu yang baru keluar dari arah toilet.
" Kakak aku, Ho" ucap Irene tersenyum kearah Suho yang hanya dibalas tatapan datar oleh laki-laki itu.
" Oh. Ikut gue ke ruang keluarga." Ucap Suho dengan suara dinginnya.
Irene pun mengekori langkah Suho hingga mereka sampai di ruang keluarga. Mereka pun duduk lesehan dengan alas ambal berwarna abu-abu yang sangat lembut.
" Lo tanda tangani ini." Suho menyerahkan selembar kertas ke hadapan Irene.
Gadis itu mengambil kertas itu dan mulai membacanya. Matanya membola saat melihat isi dari kertas itu.
PERATURAN DALAM PERNIKAHAN:
• DILARANG MEMASUKI KAMAR MASING-MASING
• DILARANG MENGANGGU KEHIDUPAN MASING-MASING
• DILARANG ADANYA SKINSHIP KECUALI DIDEPAN KELUARGA
• BEBAS MEMILIKI PASANGAN
• DILARANG BERSIKAP LAYAKNYA SUAMI/ISTRI KECUALI DIDEPAN KELUARGATERTANDA
SUHO IRENE" Maksud kamu apaan ini?" Ucap Irene sambil menunjuk kertas yang ia pegang.
" Surat kontrak." Ujar Suho datar.
" Oh aku lupa akan tujuan pernikahan ini. 2 tahun bukan? Dan surat ini..." Irene membaca kembali surat kontar itu dengan pandangan sendu.
" Lo tinggal tanda tangani apa susahnya"
" Baiklah " Irene meraih pulpen yang berada disampingnya dan menandatangani surat itu dengan perasaan yang campur aduk.
" Sudah. Aku harap kamu juga bisa mengikuti setiap peraturan yang kamu buat untuk pernikahan kita." Irene menyerahkan kertas itu kepada Suho.
" Hmm " Suho mengambil kertas itu dan mulai meninggalkan Irene yang terduduk diam ditempatnya.
*****
" kalian malam ini tidur sini kan?" ujar ibu suho.
" tidak,ma. Kami akan langsung kerumah ku."
" tidurlah disini, untuk malam ini saja." Ibu suho menatap anaknya itu dengan pandangan memohonnya.
" baiklah,ma."
" nah gitu dong. Irene, ayo kita makan malam dulu, suho-ya letakkan koper kalian kekamarmu. Mama tunggu kamu di ruang makan." Ibu suho menarik irene dengan semangat ke ruang makan yang ternyata ada orang tua irene juga.
" aigoo, pengantin baru kok terpisah-pisah? Mana suami kamu,nak?" ujar papa suho.
" dia mama suruh nyimpan koper dulu." Irene hanya tersenyum menanggapi ibu mertuanya itu.
" nah ini dia. Yasudah ayo kita mulai makannya. Kami tak bisa lama-lama." Ujar papa irene dengan nada datar khas miliknya.
" kau ini, lex." Ujar papa suho, namun setelah itu mereka memulai makan mereka dengan hening.
SKIP
" irene, papa ingin berbicara kepadamu." Papa irene mengehentikkan pergerakkan anaknya yang mulai meninggalkan meja makan.
" baiklah,pa."
" kita bicara di taman belakang. Ma, kamu luan saja ke mobil." Papa irene pun mulai pergi ketaman belakang dan diikuti oleh irene dibelakangnya.
" duduklah." Mereka duduk di bangku taman itu.
IRENE POV
Apa yang ingin papa bicarakan? Papa sangat jarang mau berbicara denganku. Apa ini masalah serius? Kenapa aku deg degan seperti ini?
" papa mau kau jaga sikap selama disini. Jangan malu-maluin keluarga Bae, mengerti? Kau disini sebagai istri dari putra keluarga kim. Keluarga paling terpandang, kuharap kau dapat menyesuaikan diri. Ikuti perintah suamimu. Mereka sudah banyak membantu perusahaan, jadi ingat alasan utama kenapa kau kunikahkan dengan suho, kau Cuma sebagai hadiah. Dan jangan pernah meminta berpisah jika bukan suho yang menginginkannya. Jika hal itu terjadi, jangan harap kau masih menyandang nama Bae lagi dinamamu. Dalam arti kau bukan anakku lagi karna yang kau lakukan itu melukai nama baik keluarga Bae. Mengerti?"
Apa-apaain itu? Bagaimana jika aku terus merasa sakit dalam pernikahan ini? Apa aku harus tetap bertahan gitu? Pa... aku anakmu bukan orang yang bisa kau kasih ke orang lain sebagai hadiah. Setidak berharga itukah aku,pa? apa kesalahanku terlalu fatal ?
" a...ak..aku mengerti,pa."
Ah sial kenapa air mata ini harus keluar sih, papa gak suka orang cengeng,rene. Ayo tahanlah,jangan menangis didepan papa.
" ck... kau selalu saja cengeng. Aku muak melihatmu." Papa pergi begitu saja.
Ya tuhan, sebesar itukah kesalahanku pada papa? Apa itu tak bisa dimaafkan? Bahkan aku masih kecil saat itu. Aku belum tau apa-apa.
Aku rindu papa yang selalu tersenyum dan menyayangiku. Aku rindu pelukkan papa. Aku rindu dibacakan dongeng sama papa. Aku rindu dibelikkan ice cream sama papa. Aku rindu semua tentang papa.
" aku rindu papa,hiks."
AUTHOR POV
" koper aku dimana,ho?" ujar irene dengan nada lemas. Ia terlalu lelah menangis tadi.
" lo cari aja sendiri, gak liat apa gw lagi sibuk." Ucap suho dengan nada sarkas. Iya dia sibuk, sibuk bermain game.
Irene menghela nafas lelah melihat suho. Malas berdebat, irene mencari kopernya sendiri ke seluruh ruangan. Akhirnya ia menemukannya di balkon kamar.
" gak ada tempat lebih bagus lagi gitu buat letak koper ini." gumam irene sambil menyeret kopernya kedalam kamar. Ia pun memilih beberapa baju dan bergegas untuk mandi.
*******
" aku tidur dimana?"
" terserah, yang penting gak disini. Matikan lampu nya." Suho menunjuk kasurnya, setelah itu ia langsung merebahkan tubuhnya dikasur.
" jangan matikkan lampu ya. Aku gak bisa tidur mati lampu."
" emang gw peduli? Matikan cepat."
Irene mematikkan lamu kamar itu. Sekektika rasa takut menyergap tubuhnya. dengan langkah pelan ia berjalan ke bagian samping Kasur suho. Matanya meliar melihat kesana kemari. Ingatan yang selalu berusaha dia lupakan, terlintas begitu saja membuat tangisan gadis itu pecah.
" mama... tolong aku takut,hiks." Lirihnya. Ia baringkan tubuhnya dilantai dingin kamar suho itu tanpa alas dan bantal apapun. Ia merengkukkan tubuhnya, berusaha memeluk tubuhnya sendiri.
" mama,hikss. Ini gelap, tolong irene,hikss. Maafkan irene,hiks." Gadis itu menangis dalam diam meredam ketakutan dan ingatan buruknya. Hingga ia tertidur dengan keringat bercucuran diseluruh badannya.
******
Dering alaram menganggu tidur pria berwajah datar itu. Ia duduk dan merenggangkan ototnya yang lelah. Ia menghentikkan aktivitasnya itu saat pandangannya menangkap sosok perumpuan yang tertidur di lantai dengan meringkuk dan dipenuhi peluh disekujur tubuhnya. suho mendekatkan dirinya melihat lebih detail keadaan perempuan yang sekarang menjadi istrinya. Gadis itu tampak gelisah dalam tidurnya dan terus-terusan meminta tolong dengan lirih.
" apa dia habis menangis? Matanya sampai bengkak gini."
" tolong... maafkan aku pa,hikss. ma tolong aku,hikss." gadis itu terus merancau dalam tidurnya.
" hei... hei... bangunlah." Suho menepuk-nepuk pipi irene.
" maa tolongin aku hiks." Gadis itu makin menangis.
" heii bangunlah." Suho menepuk pipi irene sedikit kuat, sampai gadis itu bangun dengan nafas ngos-ngosan. Matanya melirik kesana kemari sekakan khawatir akan ada seseorang yang datang dan menyakitinya?
" ck merepotkan." Suho beranjak ke kamar mandi, namun tangannya ditahan seseorang.
" tolong jangan pergi."
TO BE CONTINUE
Udah double up ya ^_^

KAMU SEDANG MEMBACA
STAY or LEAVE | SURENE [END]
FanfictionKetika pikran memaksa untuk melepaskan Sedangkan hati memaksa untuk tetap bertahan Apa yang harus dilakukan? "Hubungan kalian tak sehat. Lepaskan lah dia" "Cinta tumbuh karna terbiasa. Masih ada alasan buat nyangkal kalo lo gak jatuh cinta sama Iren...