" emm apa yang akan kita lakukan selama satu minggu disini? Sepertinya tak ada yang bisa dilakukan selain berenang." Irene menatap sekeliling, hanya ada laut lepas dan resort pengunjung lain yang jaraknya cukup jauh satu sama lain.
" banyak yang bisa kita lakukan disini. Diving, sky diving, dan jet ski. Kamu tenang aja, kita tak akan bosan disini. Mungkin kamu tak akan ingin pulang nanti."
" sky diving? Tidak deh, aku takut." Memikirkannya saja sudah membuat Irene bergidik ngeri.
" seru loh,rene. Kamu nyesel gak nyoba. Sky diving tu pengalaman yang luar biasa, apalagi kalo di Maldives. "
" gak deh. Kamu aja."
" pokoknya kita harus coba. Ada aku kok, gak perlu khawatir." Suho memberikkan senyum penenangnya.
" emm baiklah. Kapan kita memulai semua itu?"
" dijadwal yang mama kasih, kegiatan itu semua dimulai dua hari lagi."
" loh? Kenapa lama sekali? Jadi mama membiarkan kita 3 hari gak ngelakuin apa-apa gitu?" Suho bersmrik melihat Irene yang cemberut, ia mendekatkan duduknya pada Irene. Dan ia mendekatkan wajahnya ke telinga Irene.
" siapa bilang? Kamu gak lupakan kita kesini untuk memberikkan mereka cucu. Jadi selama 3 hari kita harus berusaha buat cucu untuk mereka." Wajah Irene seketika memerah. Ia mendorong tubuh Suho dan memukul lengan pria itu.
" apaan sih."
" loh kan aku benar, rene. Kita disini untuk honeymoon jika kamu lupa itu." Suho melemparkan tatapan jahilnya pada Irene.
" dasar mesum." Irene berlari memasuki resort mereka meninggalkan Suho yang tertawa puas melihat pipi gadis itu yang sangat merah.
Satu hari itu mereka menghabiskan waktu di halaman resort dan menikmati indahnya laut lepas sambil berbincang-bincang santai. Sederhana memang namun keduanya sangat nyaman dengan itu. Irene tak dapat melepaskan senyumnya sepanjang hari, ia sangat bahagia disana. Tak dapat dipungkiri oleh Suho bahwa hatinya sudah sepenuhnya dipegang oleh gadis disampingnya itu.
Perasaan yang tak pernah ia dapat dari jisoo, diberikkan oleh Irene bahkan itu membuatnya gila karna perasaan itu. Ia sangat nyaman berada disamping gadis itu. Siapa bilang ia biasa saja saat menggoda Irene, detak jantungnya selalu berpacu lebih kencang dari biasanya saat melakukan itu sampai ia merasakan jantungnya ingin lepas dari tempatnya.
Rasa takut kehilangan akan gadis itu semakin membesar saat ia melihat Irene lebih focus ke smartphonenya. Ia takut istrinya itu bakal lebih memilih Jinyoung yang jelas selalu ada untuknya. Memikirkannya saja rasanya sangat sakit, apalagi jika Irene benar-benar meninggalkannya dan memilih bersama Jinyoung. Bisa gila mungkin.
" permisi tuan. Jacuzzi anda sudah siap digunakan." Pelayan wanita itu membungkuk hormat memberi tahu.
" oh baiklah terima kasih."
" saya pamit undur diri. Nikmati waktu anda tuan nyonya Kim." Pelayan itu pergi meninggalkkan resort mereka.
" kamu mau mandi ?" Tanya Irene tanpa mengalihkan pandangannya pada indahnya sunset didepannya itu.
" bukan aku, tapi kita."
" APA?! " irene langsung memandang suho dengan terkejut.
" mama yang menyiapkan semuanya, kita hanya perlu mengikutinya."
" tidak mau. Kamu saja, aku akan mandi setelah kamu."
" aku tidak menerima penolakkan. Aku tunggu didalam, jangan lama ya." Suho mencium bibir irene dan sebelum pergi ia memberikan wink nya pada irene. Ia tertawa melihat wajah terkejut irene sambil memasuki resort mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY or LEAVE | SURENE [END]
FanfictionKetika pikran memaksa untuk melepaskan Sedangkan hati memaksa untuk tetap bertahan Apa yang harus dilakukan? "Hubungan kalian tak sehat. Lepaskan lah dia" "Cinta tumbuh karna terbiasa. Masih ada alasan buat nyangkal kalo lo gak jatuh cinta sama Iren...