Assalamu'alaikum
Akhirnya setelah lama berfikir aku memutuskan buat unpublish cerita ini sembari di revisi dan mungkin akan ada beberapa tambah
Diharapkan kalian baca dari awal karna memang bakal beda dari yang sebelumnya.
Aku ga bakal kasih tau apa aja yang bakalan diubah. Jadi tetap pantengin cerita ini ya
#kawalsamapaisukses
💙💙
Seorang gadis dengan balutan gamis berwarna biru dengan jilbab abu-abu menatap pantulan dirinya pada cermin di depannya.
Terlihat cantik namun rasanya aneh jika ia memakai pakaian seperti sekarang karena sebuah keterpaksaan. Bagaimana tidak, Papanya membuat keputusan secara sepihak yang tidak bisa dirubah. Memasukkan dirinya ke dalam pesantren karena sebuah insiden kepergok pacaran dengan anak tetangga memang terdengar mustahil namun nyata terjadi.
Gadis itu keluar dari kamarnya usai menangis. Dipaksa jauh dari orang tua bukanlah hal mudah baginya. Meninggalkan kekasih dengan hubungan yang tidak jelas setelah kejadian kemarin sore.
Nisa namanya. Gadis Jakarta yang harus bersiap pergi menjelajahi dunia pesantren.
"Jangan buat ulah, ya. Mama yakin, kamu bakalan betah di sana." Usapan tangan dari Nina—mamanya semakin membuat Nisa ragu untuk meninggalkan rumah.
Sampai di dalam mobil pun, ia melihat sosok Denis—pacarnya yang diam-diam memperhatikan kepergiannya. Entah bagaimana kelanjutan hubungannya. Entah akan berlanjut atau berhenti.
Sepanjang jalan, Nisa hanya menatap jalanan yang dilewati. Menulikan pendengaran saat Mamanya berbicara bahkan bertanya. Ia masih kesal dengan keputusan Papanya dan Mamanya yang tidak pengertian. Apakah kesalahannya begitu besar?
"Assalamu'alaikum, Bu," ucap Nina.
"Wa'alaikumsalam," ucap seorang Ibu paruh baya.
"Alhamdulillah, kalian sudah sampai."
"Iya, Bu. Maaf kami sedikit telat. Harus bujuk Nisa dulu," ujar Nina. "Nis, ayo."
Nisa hanya tersenyum tipis dan terpaksa. Ia tak ingin berada di tempat seperti ini. Baginya pesantren adalah tempat kuno yang sangat tidak ia sukai. Tak ada kebebasan bagi Nisa yang terbiasa dengan dunia bebas. Umi Maryam istri dari pemilik pesantren begitu lembut dan ramah memperlakukan Nisa. Tapi, itu tidak ada apa-apanya bagi Nisa.
"Mama pulang, ya, kamu baik-baik disini. Jangan buat masalah apalagi kabur atau Papa akan hukum kamu lebih dari ini."
• • •
Empat orang santri putri menemani Nisa hingga ke asrama mereka sekaligus berkenalan sebagai tanda pertemanan.
Nisa membereskan bajunya ke dalam lemari yang ukurannya tak sebesar lemari di rumahnya.
"Isshh...," ucapku mulai jengkel.
"Ada yang bisa ku bantu?" tanya teman sekamarku, Zia.
"Iya, bisa bantu masukin semua bajuku?"
"Tentu," ucapnya.
Saat Zia tengah merapikan bajuku, aku berjalan menuju tempat tidur merebahkan tubuhku hingga tak terasa aku mulai terlelap.
•••
Aku, Zia, Amel, Hasna dan Sofi mengelilingi asrama putri usai solat isya. Mereka mengenalkan ku dengan lingkungan disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTANYA GUS DINGIN [HIATUS]
Teen FictionNisa, seorang santri Wati dari Pondok Pesantren Darul Hikmah yang mampu memikat perhatian dari seorang putra pondok. Awalnya ia pikir mungkin itu hanya omong kosong saja sehingga ia merasa risih dengan hal itu. Namun, seiringnya berjalan waktu ia j...