Assalamu'alaikum 🤗
Apa kabar semua?
Gimana puasa hari ini? Lancar?
Ada yang nunggu cerita ini Up?
Jangan lupa Vote sama komen ya kalo kalian suka sama cerita ini:)
Happy Reading 🦋
Seorang gadis dengan gamis berwarna navy dan khimar yang senada, baru saja keluar dari supermarket. Gadis itu membawa kresek dengan ukuran yang cukup besar berisikan bahan-bahan masakan pesanan Mamanya. Mereka akan kedatangan tamu makannya membeli bahan masakan cukup banyak.
Jarak supermarket yang tidak terlalu jauh dari rumahnya sehingga gadis itu pulang dengan jalan kaki. Berharap Abangnya menjemput dirinya sehingga ia tidak perlu capek-capek jalan kaki. Tapi nihil, sebentar lagi ia akan sampai di rumahnya dan tak terlihat tanda-tanda seseorang akan menjemputnya.
"Assalamu'alaikum, Ma. Ini belanjaannya," teriaknya dari meja makan. Gadis itu menegeuk jus mangga yang ada di meja makan entah punya siapa. Biarkan saja orang yang punya mencarinya.
"Ma, siapa, sih, yang bakalan Dateng ke sini? Mama, kok, masak banyak gini, yang datang spesial banget, ya, Ma?"
"Nanti juga kamu bakal tahu. Oh, iya, nanti kamu jangan kemana-mana jangan tidur dulu."
Gadis itu tak mengerti dengan apa yang Mamanya suruh. Rasanya ia tidak punya kepentingan dengan tamu itu namun ia harus ikut repot.
Kebiasaan Nisa setelah sholat isya melaksanakan sholat witir tiga raka'at lalu setelah itu tidur. Tapi saat ini harus menunda kantuknya karena perintah Mamanya. Gamis marun dengan khimar senada sudah melekat pada tubuhnya. Bahkan ia lama menatap pantulan dirinya di cermin yang terlihat cantik.
Sebuah ketukan dari balik pintu kamarnya mengalihkan pandangannya. Gadis itu berjalan membukakan pintu kamarnya.
"Dipanggil sama Mama. Katanya suruh bantuin." Rupanya Juna yang baru saja mengatakan itu. Cowok itu tak seperti dirinya yang berpakaian rapi. Juna hanya memakai kaos hitam polos dengan celana jeans selutut.
"Mau ke mana, Jun?" tanya Nisa.
"Tidur," jawab Juna berjalan ke arah kamarnya.
Tak disangka-sangka ternyata tamu itu adalah Fadli dan kedua orang tuanya. Nisa dibuat tegang seketika karena kedatangan mereka yang tiba-tiba. Mamanya tidak memberi tahu jika yang akan datang itu keluarga Fadli. Jika saja ia tahu, mungkin Nisa tidak akan setegang ini. Duduk pada kursi di samping Mamanya sekaligus berhadapan dengan Ayah dari Fadli yang memiliki aura menyeramkan bagi Nisa membuat ia semakin takut.
"Dengar-dengar, Nisa udah selesai ujian, ya?" tanya Ibunya Fadli. Nisa mendongak dan mengangguk.
Ia tidak suka dengan keadaan yang membuat dirinya ciut. Sekedar melihat orang-orang di sekitarnya saja ia takut. Ia mengusap-usap tangannya yang berkeringat dingin. Entah faktor cuaca yang memang baru saja turun hujan atau karena dirinya sedang gelisah.
"Bagaimana kalau pernikahan kalian dipercepat," ujar Ayahnya Fadli membuat Nisa mendongak kaget.
"Hah?"
"Boleh, tuh, lebih cepat lebih baik," timpal Ibunya Fadli.
"Bagaimana Nak Fadli?" tanya Papa Nisa.
Fadli melihat Nisa yang ternyata tengah menatapnya dengan wajah yang seperti ingin protes.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTANYA GUS DINGIN [HIATUS]
Novela JuvenilNisa, seorang santri Wati dari Pondok Pesantren Darul Hikmah yang mampu memikat perhatian dari seorang putra pondok. Awalnya ia pikir mungkin itu hanya omong kosong saja sehingga ia merasa risih dengan hal itu. Namun, seiringnya berjalan waktu ia j...