Lima belas

4.4K 257 31
                                    

SEBELUM BACA DIPERSILAHKAN TERLEBIH DAHULU UNTUK TEKAN BINTANG 🌟 DI POJOK BAWAH

UDAH BELUM?

OKE MAKASIH

SELAMAT MEMBACA 📖

📌📌

Heri—Papa Nisa memijat pelipisnya merasa pusing dengan tingkah Sang putri. Ia pikir tadi Nisa berteriak karena kaget mendengar pernyataan bahwa ia akan dijodohkan. Tetapi tidak. Ternyata seekor kecoa yang lewat di depan Nisa tanpa permisi.

"Adek beneran enggak denger tadi Papa sama Mama bilang apa?" tanya Ayu. Lantas Nisa hanya menggeleng sembari memainkan ponselnya.

Ayu bingung, harus bagaimana ia memberitahu putrinya ini bahwa ia telah dijodohkan? Rasanya tidak asik jika ia harus mengulang perkataanya yang tadi.

Heri berdiri dari duduknya. Ia melangkah menuju kamarnya dan diikuti oleh Ayu.

Nisa merasa ada yang aneh. Ia menoleh pada Juna yang menatapnya dengan wajah datar, seperti triplek, kata Nisa.

"Ada apa, sih?" tanya Nisa pada Juna.

Bukannya menjawab Juna malah melempari wajah Nisa dengan bantal di dekatnya.

Plakkk ...

"Lu kenapa?" Juna meninggalkan Nisa yang tengah mengumpat namanya.

Merasa bosan, Nisa pergi ingin pergi ke kamarnya saja. Tetapi sebelum itu ia pergi menuju dapur untuk mengambil beberapa cemilan untuk menemaninya menonton drama Korea. Ya, Nisa memang penyuka drama Korea karena itu kebiasaannya sejak SMP.

Nisa melewati kamar orang tuanya. Pintunya sedikit terbuka dan memperlihatkan Heri yang tengah memijat pelipisnya serta Ayu yang memijat pundak Heri.

Nisa mendekatkan telinganya ke arah pintu. Ia tidak menguping, hanya ingin mendengarkan pembicaraan orang tuanya saja. Boleh, kan?

"Gimana cara ngasih tahunya?" tanya Ayu.

Heri mengubah posisi duduknya menghadap Ayu. "Nanti kita pikirkan lagi."

"Kayaknya bakal susah, deh."

"Engga usah dipikirin, mending kita romantis-romantisan aja," ucap Heri sambil mengedipkan sebelah matanya.

Ayu menatap suaminya horor. "Udah tua, ingat umur."

"Loh, kenapa? Kita juga masih bisa ngasih adik buat Nisa," ucap Heri. Sontak Ayu memukul punggung suaminya pelan.

"Jangan ngawur."

Nisa hanya menahan tawanya dibalik pintu. Ia ingin sekali melabrak orang tuanya yang tengah ber-duaan. Tapi, biarkan saja mereka menikmati waktu berduanya.

"Sayang ...."

Nisa menutup mulutnya ketika mendengar Heri memanggil Ayu dengan kata 'sayang' macam anak muda saja mereka. Ia bergidik ngeri mendengarnya.

"Mama engga pernah ngajarin anaknya untuk menguping, ya," ucap Ayu. Sontak Nisa kaget dan mematung di tempat. Ketahuan deh.

CINTANYA GUS DINGIN [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang