23. KAMU DAN MASA LALU

1.5K 102 1
                                    

✨HAPPY READING ✨
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Seharusnya kamu sudah menutup masalalu, sebelum berani memintaku menjadi masa depanmu. Kamu tau? Ada hati yang terluka karnamu?
Karna ulahmu yang tidak mau melepas masa lalumu"

_Aletta Ainsley Callista_

~*~

Kini Arga, Diva, Bara, Rian, dan Angga telah berada di meja pojok kantin. Meja yang mengarah pada Aletta dan teman-teman.

"Gue udah pernah pesen, gamau gue! Harus desek-desekan sama cewek-cewek, kalah saing gue," tolak Bara.

For your information, kalo cewek udah rebutan beli di kantin, dari kelas 10 sampai kelas 12 gak ada yang mau ngalah sama cowok, malah lebih galakan ceweknya. Badboy pun bahkan kalah debat dengan cewek SMA  Brawijaya jika masalah gituan.

"Gue udah kemaren," kata Arga santai.

"Apalagi gue softboy, yang ada keburu bel masuk," ujar Angga.

Semua pandangan tertuju pada Diva yang masih asik bermanja manja menyenderkan tubuhnya pada bahu Arga.

"Kalian kenapa ngliatin aku gitu?" tanya Diva.

"Lo kan cewek, enggak ada inisiatif buat pesen gitu? Rebutan sama cewek lainya?" tanya Bara menyindir halus.

"Gamau ah, aku habis dari salon kemaren, buat meny pedy nanti kuku ku rusak," katanya sambil memainkan kuku membuat semua yang ada di situ semakin ilfil padanya tapi tidak tau mengapa Arga sangat betah di samping Diva.

Mungkin jika Diva bukan sahabat Arga, Rian and the geng tak akan sudi harus bersama dia kemana mana, namun karena mereka menghargai Arga sebagai sahabat, mau tidak mau mereka harus menerima Diva.

"Gue ajalah! Sekalian noh, gue mau ngraih masa depan," kata Rian beranjak pergi.

"Samain semua aja ya, kaya biasa?"

"Ok," jawab mereka serempak.

Setelah memesan, Rian malah duduk di samping Aletta yang sedang sibuk mengaduk aduk mie ayamnya dengan rasa malas, sudah di pastikan jika Aletta sedang dalam keadaan badmood, terlihat dari raut mukanya.

"Ta, sibuk nggak?" tanya Rian.

"Nggak" balas Aletta singkat sambil memainkan sedotan digelasnya, mengaduk jus jeruk itu asal.

"Nanti pulang bareng yuk, Ta."

"Nggak."

"Nanti malam jalan yuk, Ta?"

"Nggak."

"Pengen es krim nggak Ta?"

"Nggak."

"Lo gak nolak kan kalo gue ngajak pacaran?"

"Nggak," Aletta baru tersadar lalu mendengus.

"Is kak Rian!" sungut Aletta memukul bahu Rian namun malah membuat Rian tertawa.

"Ternyata gue baru tau kalo makanan kesukaan lo itu nggak, gue ke meja temen gue dulu ya Ta, have a nice day," kata Rian beranjak, tapi dia urungkan dan kembali mendekati Aletta.

"Jangan cuma terpaku sama bulan sampai lo mengacuhkan beribu bintang yang ada di langit, inget bukan cuma bulan yang bisa memberi sinar. Bintang juga gak kalah, gue yakin lo paham," bisik Rian membuat Aletta kembali melamun.

My Perfect Ice Prince 💫Completed💫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang