BUTA 3. LINE

441 32 4
                                    

PART SEDANG DIREVISI!!!

JIKA ADA KALIMAT YANG TIDAK NYAMBUNG ATAU ANEH. DIMOHON UNTUK MEREFRESH ATAU LEBIH BAIK KELUARIN DARI LIBRARY DAN DIMASUKIN LAGI.

________

"Baru pulang?"

Fanya menoleh. Mendapati papanya yang sedang fokus melihat acara di televisi.

"Eh. Iya, Pa." Jawab Fanya. Melangkah menuju sofa dan ikut duduk bersama papanya, Brama.

"Capek?" tanya Brama sembari mengelus puncak kepala putrinya.

"Mm ... Lumayan." Jawab Fanya mengangguk.

"Papa, 'kan, udah bilang, bawa kendaraan aja. Jadinya kamu capek jalan kaki keluar masuk kompleks sekolah. Dan kamu selalu pulang telat karena nungguin angkot." Ucap Brama prihatin pada anaknya yang terlihat kelelahan.

"Enggak, Pa. Fanya mau menstabilin jantung Fanya. Fanya mau jantung Fanya normal kembali." Ucap Fanya bersandar pada pundak Brama.

Brama tersenyum hangat mendengar semangat anaknya. "Besok kita control lagi, kan? Papa jemput kamu pulang sekolah."

"Iya, Pa. Mama mana, Pa?"

"Mama di dapur," Jawab Brama mengotak-atik siaran tv. "Papa suruh mama buatin cake kesukaan kamu." Ujarnya lagi tersenyum menatap Fanya.

"Wah, asik. Fanya mau lihat nama, deh. Bye, Papa!" ujar Fanya lalu berlari menuju dapur.

"Mandi dulu, Nak!" teriak Brama.

"Iya, Pa, sebentar lagi!" Balas Fanya juga ikut berteriak.

"Mamaa!" sapa Fanya pada mamanya girang.

"Kenapa baru pulang jam segini sayang?" tanya Reyna, mama Fanya.

"Nunggu angkot, Ma." Jawab Fanya mencomot coklat bahan cake yang akan di buat Reyna.

"Mandi dulu. Asem." Ujar Renya menutup hidungnya sambil menatap Fanya.

"Fanya mau bantu mama buat cake." Jawab Fanya mulai manyun.

"Biar mama sendiri aja. Mandi dulu. Masa anak gadis mama baunya asem."

"Enggak, ini paling tempelan orang yang di angkot tadi. Fanya mana ada bau." Ujar Fanya cemberut.

"Iya, iya. Yaudah mandi sana." Ucap Reyna sambil mengaduk adonannya.

"Iya, Ma. Ntar kalau Fanya udah selesai mandi, cake nya udah harus jadi, ya, Ma. Fanya ke atas dulu. Bye, Mama!" teriak Fanya lalu berlari menuju tangga rumah.

Saat membuka pintu kamarnya, mata Fanya langsung tertuju pada ruangan yang bernuansa pink dan abu-abu. Setiap Fanya memasuki ruangan ini moodnya terasa lebih baik. Warna pink, adalah warna favorite Fanya. Sedangkan abu-abu adalah warna yang sangat Fanya tak suka. Fanya berharap hidupnya tak akan ada warna kelabu.

Lalu, kenapa kamar Fanya terdapat warna abu-abu? Abu-abu memang warna yang tidak Fanya sukai, tapi Fanya berusaha menyukai warna ini, menyatukan warna yang dia suka dengan warna yang tidak dia suka sepertinya bagus. Agar mereka bisa berdamai. Ya, terdengar aneh.

Fanya menghempas tubuhnya di atas ranjang. Hari yang sangat melelahkan. Hari ini emosi Fanya banyak terkuras karena meladeni cowok yang bernama Fano itu.

Fanya mengambil ponsel di dalam tas. Banyak sekali notifikasi LINE yang masuk. Dengan cepat Fanya membuka.

Nonono added you by LINE ID.

BUTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang