BUTA 6. Malu

298 22 0
                                    

PART SEDANG DIREVISI!!!

JIKA ADA KALIMAT YANG TIDAK NYAMBUNG ATAU ANEH. DIMOHON UNTUK MEREFRESH ATAU LEBIH BAIK KELUARIN DARI LIBRARY DAN DIMASUKIN LAGI.

***

"Sekarang jelaskan kepada saya. Apa yang kalian lakukan tadi. Berani-beraninya kalian berzina di sekolah ini!" cerocos guru kepada dua siswa yang sudah duduk termangu di hadapannya.

Sungguh Fanya sangat geram dengan cowok tengil di sampingnya ini. Tadi saat teriakan itu terdengar, Fanya dan Fano spontan melihat ke sumber suara. Guru BK yang sedang berkeliling ke penjuru sekolah untuk mencari mangsa. Fanya langsung menendang kuat Fano hingga cowok itu terhempas ke lantai. Bisa-bisanya Fanya tak kepikiran melakukan itu sejak awal. Sungguh adegan yang sangat memalukan yang tak wajar di lihat orang lain.

"Kenapa diam?" tanya guru itu membuat lamunan Fanya buyar.

Fanya mulai membuka bicara. Menjelaskan detail kejadian tadi bahwasannya dia hanya korban kejahilan Fano. Dan kejadian itu bersih kesalahan Fano.

Fano menggangguk setuju. Semua yang di katakan Fanya benar. Fano kini melirik Fanya, terlihat wajah Fanya pucat dan ketakutan. Karena ulahnya, Fanya jadi masuk ke ruang BK ini.

"Yaudah. Pusing kepala saya ngadepin anak muda yang sedang kasmaran ini." Ujar Guru itu membuat Fanya menganga. Mana mungkin Fanya sedang kasmaran dengan cowok tengil ini. Sedangkan Fano tersenyum setuju dengan perkataan Guru dihadapannya.

"Saya beri kalian pilihan hukuman. Mau membersihkan gudang sekolah, atau Lab Fisika?" tanya Guru itu. Spontan Fanya dan Fano menjawab serentak dengan jawaban yang berbeda. Fano memilih gudang belakang sekolah, sedangkan Fanya memilih Lab Fisika.

Fanya menatap tajam Fano yang juga menatapnya "Lab Fisika." Ujar Fanya kepada Fano.

"Nggak. Gudang." Bantah Fano.

"Nggak mau. Lab Fisika pokoknya."

"Gudang pokoknya gudang."

"Lab Fisika!"

"Gudang!"

"Lab Fisika Fano!"

"Gudang Fanya!"

"Lab Fisika!!"

"Gudang!!"

"Lab Fisikaaaaa!!!!!"

"Gudaaannggg!!!!!"

"STOP!!" guru itu meremas hijabnya. "Kalian ini gimana, kenapa malah ribut disini. Seharusnya kalian satu hati."

"Kita memutuskan gudang, Bu guru." Ucap Fano penuh keyakinan.

"Enggak, Lab Fisika, Buk." Ucap Fanya cemas. Dia tahu pemikiran cowok tengil ini jika mereka ke gudang belakang sekolah.

Fano menatap Fanya. Wajah gadis itu pucat ketakutan. "Yaudah, Lab Fisika Bu guru." Ucap Fano pasrah.

"Nah dari tadi dong. Kalian ini banyak sekali tingakahnya. Yaudah sana pergi. Sebelum ruangan itu bersih jangan balik ke kelas. ibu akan cek kesana nanti."

"Iya, Buk." Jawab Fanya beranjak dari kursi dan berjalan keluar.

"Lo kenapa nggak mau ke gudang, sih. Kan asik, sepi!" teriak Fano dari belakang.

Fanya berhenti dan berbalik. "Gue udah tau ya akal busuk lo. Pertama, kalau gue pilih gudang, pasti kotor banget, nggak akan bersih-bersih. Kedua, kalau gue pilih gudang, lo akan lebih leluasa lagi ngejahilin gue. Gudang itu sempit." Ucap Fanya melanjutkan perjalanannya.

"Eh, anak IPS sok tau!" teriak Fano mensejajarkan langkahnya dengan Fanya "Lo nggak tau gimana berantakannya Lab Fisika. Liat aja nanti, pasti lo kewalahan."

BUTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang