Kali ini saat melewati kelas Fano, Fanya tak melihat cowok itu. Namun, saat melewati kelas di sebelahnya, Fanya dapat melihat dua orang pasangan sedang berdiri di ambang pintu.
Si cewek yang tidak Fanya kenali dapat Fanya lihat jelas wajahnya. Namun si cowok, hanya punggung yang dapat dilihat Fanya. Tapi tak membuat Fanya mengernyit ragu. Fanya betul-betul kenal dengan postur tubuh cowok itu.
"Ika masih sayang Fano, kan?"
Ewh. Fanya ingin muntah mendengar omongan yang keluar dari mulut crocodile.
"Kakak nggak rindu, nih?"
Lagi. Suara si buaya terdengar.
Fanya yang tadi berjalan pelan sambil menguping sedikit, kini melajukan langkahnya saat dia melewati dua sejoli itu.
"Woii! Lo berhenti di situ!" teriak Fano.
Langsung membuat Fanya berhenti di tempat. Fanya berbalik merespon panggilan Fano. Namun Fanya kembali berbalik malu saat dia tahu bahwa Fano tak memanggilnya. Melainkan berteriak memanggil teman-temannya di depan sana.
Fanya bingung. Fano benar-benar seperti tak mengenalinya. Dia sangat cuek saat melihat Fanya.
Fanya mulai berlari. Berusaha menstabilkan rasa malu yang kini sudah menjalar kewajahnya yang merah merona.
Hingga akhirnya dia memasuki kelas dan mengikuti pelajaran. Sampai bel istirahat berbunyi.
Makan bersama Vira di kantin saat ini baik-baik saja. Fanya fokus dengan bakso di mangkuknya. Namun sekarang, mata Fanya yang sedari tadi terus menatap bakso kini beralih menatap dua pasangan yang sedang berjalan masuk kantin.
Dua orang yang sama Fanya lihat pagi tadi.
Fano terlihat sangat bahagia jalan berdampingan dengan gadis itu. Senyumnya benar-benar merekah sempurna.
Mereka terus berjalan hingga kini memutuskan untuk duduk pada meja yang terletak tepat di samping Fanya membuat Fanya memutar bola matanya malas.
Fanya dan Vira tak jadi dibuat makan karena tingkah Fano yang terlalu manja pada gadis itu. Mereka berdua menahan tawa melihat Fano yang terus manja sedangkan gadis itu hanya tersenyum canggung.
"Pinjam Vira sebentar."
Fanya dan Vira berhenti menertawai Fano saat melihat kehadiran Vero.
"Kenapa, Kak?" tanya Vira kepada Vero. Cowok itu tak merespon. Malah menarik Vira dan merangkulnya pergi keluar kantin.
"Pinjam!" teriak Vero kepada Fanya saat mereka berdua sudah berbalik.
Fanya cemberut. Dia sekarang jadi sendiri.
"Yah, sendiri."
Mata Fanya melotot lebar lalu menoleh ke samping. Menatap Fano yang baru saja berbicara. Cowok itu sibuk dengan makanannya seperti orang yang tak berdosa setelah berbicara hal itu.
Fanya menghempas sendok di atas mangkuk lalu meneguk es teh miliknya hingga habis tak bersisa.
"Ika haus banget, ya? Sampai habis minumnya. Minum punya Fano aja, nih," Ujar Fano lagi yang membuat Fanya kembali menoleh ke arah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUTA
Teen Fiction[ SUPAYA NGGAK DOSA. FOLLOW DULU YUK SEBELUM BACA ] [ Alhaksel High School Series 1 ] "Panggil gue si ganteng, dan gue akan panggil lo si cantik. Sosweet, kan?" . Kegeraman selalu dialami oleh seorang gadis bernama Fanya Azaa Calista. Sejak awal di...