BUTA 10. Persamaan kamu dan Bintang

305 21 3
                                    

_____

"Kum." Ucap Fano memberi salam.

"Lam." Jawab Reno.

"Udah selesai misinya, bang?" tanya Rival yang sedang fokus bermain Play Station bersama Reno. Mereka duduk di lantai dengan kepala yang di dongakkan mengarah ke Televisi.

Fano tak menjawab. Dia menghempas tubuhnya di atas sofa panjang sambil memeluk erat bantal guling yang sudah berada di sana sejak tadi. Mungkin jika guling itu mempunyai nyawa, sudah sesak nafas dibuatnya.

"Lo kenapa? Patah hati? Patah tulang? Atau Patah gigi? Nge-jablay banget kayanya." Ucap Mikel yang sedang fokus bermain game online di atas single sofa.

Pulang sekolah kali ini mereka memilih untuk bermain di rumah Mikel. Hal yang lumrah di lakukan anak cowok pada umumnya.

"Lo kenapa, sih? Datang-datang pasang wajah ketus." Reno menekan tombol pause pada Stik PS dan fokus menatap Fano.

"Lo nemuin apa tadi di penyelidikan?" tanya Rival ikutan berhenti bermain. Dia kini meneguk habis minuman berwarna merah yang sudah disediakan Mikel sejak tadi.

Fano duduk bersilah kaki di atas sofa. "Dia sosweet-sosweetan sama cowok itu tadi pas udah sampai rumah." Ucap Fano mulai berbicara.

Tadi, saat di warung kak Yuyun, Fano mendengar suara deru kenalpot, dia lantas menoleh ke halte, seorang cowok sedang berbicara dengan Fanya, setelah itu Fanya menaiki motor cowok itu dan pergi. Fano yang selalu memperhatikan dan menjaga Fanya di jendela kayu warung Kak Yuyun lantas mengernyit heran. Dia dengan cepat membuat misi untuk membuntuti Fanya dan cowok itu. Saat tiba di rumah Fanya, Fano malah di beri tontonan kemesraan dan ke sosweetan mereka. Membuat mood Fano langsung rusak saat itu juga.

"Sosweet-sosweetan? Maksudnya?" tanya Mikel yang masih fokus dengan ponselnya.

"Iya. Cowok itu bukain helm Fanya, ngerapihin rambut Fanya, ngacak-ngacakin rambut Fanya. Fanya diem aja. Coba kalau gue, pasti dia langsung marah. Ah, nggak adil ayang gue." Celetuk Fano.

"Ya makanya jangan tengil." Ucap Mikel kembali.

"Sad Boy." Ucap Rival dan Reno bersamaan, mulut mereka menganga sembari menggelengkan kepala.

"Lo... Udah suka Fanya?" tanya Mikel menyelidiki. Mendengar cerita Fano membuatnya mengartikan bahwa temannya ini sudah mulai ada rasa dengan Fanya.

Fano mengernyit. "Eng-gak. Kayanya."

"Enggak atau belum?" tanya Rival.

"Iya, ya? Kenapa kita nggak sadar," Sahut Reno. "Udah mulai ada ketertarikan pasti lo? Sikap lo ini persis waktu lagi gebetin mantan lo sebelumnya."

Fano bersandar. Dia menyadari sikapnya yang cukup cemburu jika ada yang mendekati Fanya. Awalnya Fano hanya ingin menjahili gadis itu karena siswa baru. Mengantisipasi agar gadis itu tidak termasuk golongan cewek-cewek yang mengangumi Fano secara bodoh.

Tujuan awalnya karena sedikit kagum dengan wajah gadis itu yang sangat cantik serta matanya yang menarik. Juga sangat suka melihat wajahnya yang kesal jika Fano jahili.

Tapi kali ini Fano sangat yakin pada dirinya bahwasanya dia belum menyukai Fanya.

"Trus gimana?" tanya Fano tiba-tiba.

"Apanya yang gimana?" tanya Reno. Dia mengambil Stik PS dan kembali bermain.

"Gue jauhin dia?" tanya Fano lagi.

"Kenapa dijauhin?" tanya Mikel pula.

"Kan dia udah punya cowok."

Rival dan Reno kembali menghentikan permainan dan berbalik menatap Fano yang sedang manyun.

BUTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang