BUTA 16. Tentang Vero

150 14 1
                                    

_____

Di ruangan bernuansa pink dan abu-abu kali ini hening. Si pemilik ruangan sedang diam. Fanya, matanya tertutup dengan mentimun di atasnya. Wajahnya hitam karena masker wajah yang dia kenakan. Dia tidur terlentang di atas ranjangnya dengan tangan yang dia lipat di atas perut. Dan, rambut yang berantakan dan mengembang di atas kasur.

Bibirnya bergerak mengikuti lantunan musik yang diputar dengan volume sangat kecil.

Tadi Fanya baru saja membuka Sosmed Alhaksel yang sedang ribut membicarakan ketua OSIS yang sangat berpengaruh di sekolah sedang berselingkuh. Lebih tepatnya berselingkuh dengan dirinya.

Fanya tertawa melihat semua komentar para siswa. Ada juga yang menandai Fano dan mengejek cowok itu karena sedang patah hati.

Sedang asiknya Fanya membaca itu semua, sebuah komentar yang langsung diserbu like muncul. Vero, mengklarifikasi singkat keributan itu. Jarang sekali Vero berkomentar di sosmed Alhaksel. Kali ini cowok itu angkat bicara dengan sangat singkat.

"Fanya adik sepupu saya." Itu isinya. Komentar singkat membuat orang yang membacanya terkaget. Seketika sosmed yang dibuat khusus siswa Alhaksel itu langsung ganti topik. Semua heboh dan mengatakan Fanya sangat beruntung punya Kakak sepupu ganteng seperti Vero. Ewh, sama sekali tidak bagi Fanya.

Sosmed Alhaksel itu tak pernah berhenti riuh. Semua berita dari sekolah akan terus update di sana termasuk gosipnya dengan Fano kemarin.

Sejak komentar singkat itu diluncurkan oleh Vero, pengikut Fanya bertambah. Sebelumya juga pernah melunjak karena Fano mendekatinya, namun tak serame hari ini.

Fanya juga tertawa mengingat beberapa hari ini di mana mata sinis siswa menatapnya tajam dan bahkan berani menyindir dirinya terang-terangan karena berselingkuh denga Vero. Untuk kali ini tatapan mereka tak membuat Fanya takut melainkan membuat Fanya tertawa.

SMA Alhaksel di luar prediksi Fanya. Tidak seperti SMA lainnya. SMA yang cukup berbeda namun masih tetap ada kesamaan yang lumrah seperti sekolah pada umumnya. Yang diisi dengan gengsi, juga pembullyan yang tidak diketahui orang luar. Dan uniknya SMA ini memiliki sosmed pribadi.

Kata orang SMA Alhaksel itu menyenangkan dan keren. Tapi jika kita tidak pandai bergaul dan menjaga sifat dengan orang famous, SMA Alhaksel akan berubah menjadi SMA menyeramkan.

Pembullyan terjadi secara besar atau pun kecil. Terlihat atau bahkan tidak.

Tak sembarang orang bisa masuk SMA Alhaksel. Hanya orang yang memiliki ekonomi tinggi yang bisa masuk. Jika tidak mampu, maka harus pintar. Fanya sendiri jika tidak dibantu oleh sepupunya Vero, mungkin tidak bisa masuk ke sana.

Sungguh aneh namun menyenangkan.

"Fanya!" Reyna berteriak sembari mengetok pintu kamar Fanya. "Ada Vero di bawah."

"Suruh ke kamar aja, Ma," Balas Fanya.

"Dia nggak mau. Ke bawah ya, Mama mau lanjut masak."

"Iya, Ma. Sebentar lagi." Fanya melepas mentimun dari kedua matanya. Dia duduk, menekan pouse pada musik dan berjalan ke toilet untuk membersihkan wajah. Setelah itu Fanya turun menghampiri cowok yang bernama Vero itu.

Fanya bisa melihat kepala yang muncul dari kursi sofa jika dilihat dari belakang. Fanya lanjut berjalan dan duduk tepat di samping cowok yang sedang asik memainkan ponsel.

"Ngapain ke sini?" tanya Fanya bersandar pada sofa. Dia sama sekali tak melirik cowok itu melainkan fokus pada ponselnya.

Cowok yang bernama Vero itu meletak ponselnya di atas meja. "Tuh." Vero menunjuk tas ransel hitam di atas meja ruang TV.

BUTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang