PART SEDANG DIREVISI!!!
JIKA ADA KALIMAT YANG TIDAK NYAMBUNG ATAU ANEH. DIMOHON UNTUK MEREFRESH ATAU LEBIH BAIK KELUARIN DARI LIBRARY DAN DIMASUKIN LAGI.
_________
"Papa anter sampai gerbang, ya?" Ujar Brama yang masih fokus dengan setirnya.
"Enggak pa," Jawab Fanya namun Brama tetap saja menyetir. Papa stop!" teriak Fanya membuat Brama rem mendadak.
"Tuh, 'kan, Papa. Papa udah ambil 100 meternya Fanya pagi ini." Ucap Fanya cemberut.
"Sekali-sekali gapapa, lah, Sayang. Kamu nggak harus olahraga setiap hari."
"Bahkan ini kurang, Pa. Kalau orang-orang sampai kilometer. Yaudah, deh. Fanya sekolah dulu, ya, Pa." Ujar Fanya mencium tangan kanan Brama.
"Iya. Nanti papa jemput ya?"
"Jemputnya di halte depan ya. Jangan di gerbang." Ucap Fanya menjelaskan.
"Iya, iya." Keluh Brama yang melihat anaknya sangat antusias menjalani pengobatannya.
"Yaudah, bye , Papa." Ujar Fanya turun dari mobil yang sebelumnya mencuri untuk mencium pipi Papanya.
"Bye, Sayang!" teriak Brama tersenyum sambil melambaikan tangannya dari dalam mobil.
Dengan langkah santai Fanya berjalan menuju gerbang sekolah. Tangan yang tak lepas dari tali tasnya membuat Fanya sedikit menggemaskan. Lebih tepatnya, menggemaskan di mata cowok-cowok seperti Fano.
"CEWEK YANG PAKAI TAS WARNA PINK!" teriak laki-laki dari arah belakang.
Fanya yang merasa menggunakan tas berwarna pink langsung melihat ke sekelilingnya, kecuali belakang. Terdapat satu cewek yang berjalan di depan Fanya juga menggunakan tas berwarna pink. Oh, pasti laki-laki itu tidak memanggil Fanya. Fanya melanjutkan langkahnya lagi yang tadi sempat terhenti.
"CEWEK PAKAI TAS WARNA PINK!"
Lagi. Suara itu terdengar. Fanya tak menghiraukan, dia tetap melanjutkan perjalanannya.
"FANYA AZAA CALISTA!"
Oke. Sekarang langkah Fanya terhenti. Ternyata dia yang di incar si pemanggil sejak tadi. Fanya berbalik, mendapati empat cowok di belakangnya. Salah satunya cowok tengil itu, Fano.
Fano mulai berlari mendekati Fanya. Tak lupa teman-temannya bersiul riuh di belakang pertanda mendukung.
"Haii." Sapa Fano ngos-ngosan.
"Kenapa?" tanya Fanya jutek dan kembali jalan.
"Nggak ada," Jawab Fano mengikuti langkah Fanya "Btw, kenapa lo nggak dianter sampai gerbang?"
"Mau hidup sehat." Jawab Fanya singkat.
"Oh, gitu, ya. Oiya, lo kenapa cuma read Line gue?"
"Gue nggak mau bahas itu."
"Fanyaa, tapi, kan, gue pengen kenal lo lebih deket." Ucap Fano yang sama sekali tak di hiraukan Fanya.
"Fanya gue ngomong dengerin, dong!"
Fanya berdecak. Menghentikan langkahnya lalu menghadap pada Fano. "Lo bisa diem, nggak, sih? Cerewet banget jadi cowok. Ada cowok cerewet kaya lo gini?"
"Tapi, 'kan, gu-"
"Fano!" potong Fanya. Emosi Fanya sudah mulai terkumpul pagi ini dibuatnya. Mood-nya yang sangat baik sejak tadi kini telah hilang.
Fano tersenyum lebar. "Lo nyebut nama gue. Sekarang jam berapa?" Fano melihat jam tangannya. "Oke, sekarang pukul 6.37. Untuk pertama kalinya si cantik nyebutin nama si ganteng."
KAMU SEDANG MEMBACA
BUTA
Teen Fiction[ SUPAYA NGGAK DOSA. FOLLOW DULU YUK SEBELUM BACA ] [ Alhaksel High School Series 1 ] "Panggil gue si ganteng, dan gue akan panggil lo si cantik. Sosweet, kan?" . Kegeraman selalu dialami oleh seorang gadis bernama Fanya Azaa Calista. Sejak awal di...