___
Mata Fanya liar melihat sekitar. Dia sedang mencari Vira sembari lanjut berjalan. Namun Vira tak kunjung ditemukan. Sepertinya Fanya akan sendiri berjalan menyusuri koridor.
Langkah Fanya memelan saat di hadapannya sudah terlihat Fano dan teman-temannya sedang nongkrong di depan pintu kelas.
Fanya terus berjalan, bersiap diri untuk menghdapi teman-teman Fano. Hanya teman-teman Fano, tapi tidak dengan Fano, karena beberapa hari ini cowok itu terlihat kalem.
Saat Fanya sudah dekat dengan mereka, Fanya menatap Fano yang sedang bersandar di pintu sembari memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana. Fano berbicara dengan teman-temannya. Cowok itu menoleh saat melihat Fanya yang berjalan pelan. Wajah Fano datar menatap Fanya membuat Fanya kikuk. Fanya langsung tersenyum, lalu dibalas Fano dengan senyum yang sangat tipis. Setelah membalas senyum Fanya wajah cowok itu kembali datar. Cowok itu mulai melangkah masuk kelas.
Fanya mengernyit bingung dengan sikap Fano yang semakin hari semakin berubah. Sebetulnya Fanya senang karena hidupnya akan tenang setelah ini. Tapi Fanya penasaran apa alasannya.
Setelah meninggalkan kelas Fano, Fanya langsung berlari hingga dia tiba di kelas. Fanya melihat Vira sedang gelisah sembari meletakan ponsel di telinganya. Yakin, seseorang yang dia telepon tak kunjung menjawab.
Fanya mulai duduk, dia bersandar sembari termenung. Tak terlalu menghiraukan Vira yang masih mondar-mondir. Pikirannya terlalu sibuk memikirkan Fano yang beberapa hari belakangan ini semakin berubah. Fanya terus memikirkan itu hingga bel berbunyi. Beberapa menit setelahnya guru mata pelajaran masuk dan memulai pelajaran.
Kira-kira sudah satu jam lebih pelajaran berlangsung. Saat Fanya sedang fokus-fokusnya menatap papan tulis karena Guru sedang menjelaskan materi, ponselnya bergetar. Fanya mengecek diam-diam pesan yang masuk.
Fano ganteng.
Fanya dimana?
Kelas
ke kantin dong
gue tungguin.
Gue lagi belajar
Ini diam-diam buka hp
Kenapa? Istirahat aja
penting nih
sebentar aja
Gamau
penting nih
Fanya memutar bola mata malas. Tangannya terus mengetik ponsel yang tersembunyi di bawah meja.
Fano ganteng.
Lima menit doang
"Vira." Fanya berbisik. "Gue ke kantin sebentar ya," Ucapnya.
"Lo laper?"
"Enggak, Fano yang minta. Mau ikut?" tawar Fanya.
Vira tersenyum tipis. "Enggak deh mager," Ucap Vira.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUTA
Teen Fiction[ SUPAYA NGGAK DOSA. FOLLOW DULU YUK SEBELUM BACA ] [ Alhaksel High School Series 1 ] "Panggil gue si ganteng, dan gue akan panggil lo si cantik. Sosweet, kan?" . Kegeraman selalu dialami oleh seorang gadis bernama Fanya Azaa Calista. Sejak awal di...