BUTA 17. Early meet

160 15 6
                                    

_____

"Jujur lo sekarang sama kita." Ucap Mikel yang sedari tadi meminta jawaban dari Fano.

"Jujur apa, sih. Berisik banget dari tadi." Fano memutar bola mata karena malas mendengar pertanyaan temannya sedari tadi.

"Lo udah suka dia, kan?"

"Gue nggak tahu." Jawab Fano bersandar pada sofa. Dia termenung. Memikirkan awal pertemuannya dengan gadis itu sampai saat ini.

Fano benar-benar bingung dengan perasaannya saat ini.

Awalnya Fano hanya penasaran dengan gadis itu karena mereka yang bertabrakan di koridor sekolah.

Saat itu, Fano sedang berjalan santai di koridor sekolah. Hari pertama semester genap. Cowok itu mengenakan seragam putih abu-abu, jaket yang terbalut di tubuh, masker serta topi hitam yang menutupi sebagian wajahnya juga headphone yang bertengger di lehernya. Dan yang paling penting, Fano sedang tidak mood.

Saat dia sedang melenggang santai di koridor, tiba-tiba saja dia ditabrak oleh seorang gadis yang tidak mengenakan seragam Alhaksel sama sekali melainkan seragam yang tak dikenali Fano.

Gadis itu berlari dan tak melihat ke depan. Dan kejadian itu membuat mood Fano semakin rusak. Semua berkas yang dibawa gadis itu berserakan di koridor. Gadis yang tak dikenalnya itu langsung berjongkok membereskan, namun Fano sama sekali tak berniat untuk membantu. Siapa suruh tabrak-tabrak. Terlebih mood Fano yang tidak bagus saat itu. Fano hanya berdiri dan menatap gadis itu yang sibuk membereskan berkasnya.

Dan saat gadis itu selesai, dia berdiri di hadapan Fano. Tersenyum canggung menatap Fano. Sedangkan Fano hanya menatap tajam tak suka.

Gadis itu sempat berkata. "Maaf ya gue nggak sengaja. Buru-buru soalnya." Dan Fano langsung terdiam terperangah ketika mata gadis itu mengerjap dan menampilkan mata yang berbinar.

Fano langsung terkesiap dengan mata coklatnya. Karena itu, membuat Fano merespon ucapan maaf gadis itu dengan anggukan kaku tanpa sadar. Lalu gadis itu berpamitan untuk pergi.

Fano sempat berpikir bahwa gadis itu sedang sibuk untuk mendaftar menjadi siswa baru.

Dan setelah kejadian itu, rasa penasaran Fano dengan gadis itu muncul. Fano langsung menyimpan di memory ingatannya wajah gadis itu. Menempelkan rapat-rapat di kepalanya agar tak lupa.

Fano itu cowok yang cuek dengan cewek. Kecuali dengan cewek yang dia kenal lama dan cewek yang dia suka. Seperti biasa, jika Fano penasaran, dia akan mencari tahu.

Fano sangat bersemangat ketika melihat gadis itu di sekolah pada hari kedua. Fano langsung mencari tahu kelas gadis itu. Ternyata gadis itu duduk sebangku dengan Vira, sahabat mantan Fano dulu saat Fano kelas sepuluh. Fano sudah kenal Vira, dan dengan mudah Fano mengetahui nama gadis itu ... Fanya.

Jangan sampai Fanya suka dan masuk dalam golongan fans Fano karena pasti akan membuat Fano ilfeel. Sebelum hal itu terjadi, Fano akan mengatasi dengan cara yang sudah dia ketahui.

Saat pulang sekolah, Fano kembali bertemu dengan Fanya di halte. Fanya terlihat sangat ketakutan saat Fano menghampirinya. Fano memutuskan untuk pulang, memberi napas lega untuk Fanya. Hanya hari itu. Hari-hari selanjutnya, Fano tak akan memberinya lagi.

Sifat jahil dengan orang yang Fano penasari sudah melekat pada dirinya. Hari-hari Fano selalu sibuk mengusik gadis yang bernama Fanya itu.

Bukan tanpa alasan Fano menjahili Fanya. Alasanya adalah, hanya karena rasa penasaran. Penasaran, dan sangat suka melihat mata hazel Fanya.

Berawal dari bertemunya manik hitam cerah Fano dan mata hazel Fanya hingga kini, membuat Fano...

Menyukai Fanya.

BUTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang