05

453 54 1
                                    

   Siangnya, aku mengantarkan Joohyeon ke rumah sakit. Ia mengajakku ke sana untuk menjenguk Ibunya yang sedang di rawat. Joohyeon juga bilang, Ibunya ingin bertemu denganku, mungkin sebelumya Joohyeon banyak menceritakan tentangku pada Ibunya. Apakah ini sebuah pertanda baik untukku?

   "Kau pemuda yang tampan. Berapa usiamu?" Ibu Joohyeon bertanya sambil mengusap-usap lenganku. Entahlah, perasaanku tiba-tiba merasa tidak enak. Sepertinya aku menyesali perbuatanku sendiri karena telah menerima ajakan Joohyeon untuk kemari.

   "28 tahun." Jawabku, sambil memberikan senyuman yang tipis.

   Aku melihat Ibu Joohyeon yang mengembangkan senyumannya, dan pada saat itu juga perasaanku semakin tidak enak setelah Ibu Joohyeon mengatakan,

   "Kau berniat untuk menikahi anakku, kan Min Yoongi-sii? Sepertinya usiamu sudah cukup matang untuk meminangnya. Apalagi kau pekerja keras yang bertanggung jawab. Bibi percaya padamu. Kedua tangan Bibi terbuka lebar untukmu jika suatu saat nanti kau ingin melamar Joohyeon."

   Lelucon apa ini? Hey, apa aku sudah bertindak jauh bermain dibelakang istriku? Yang benar saja?

   "Joonyeon juga sering bilang, dia begitu mencintaimu, Min Yoongi." Imbuhnya lagi, sambil menatap penuh harap padaku.

   Idiot.

   Aku memalingkan wajahku untuk menatap akan penuh tanda tanya pada Joohyeon yang tengah berdiri di sampingku.

   Tidak pernah sekalipun aku berpikir untuk menikah denganmu, Joohyeon. Sinting sekali. Ah, sepertinya akan semakin bertambah buruk jika hubunganku dengannya terus dilanjutkan.

   Tapi, aku juga tidak bisa meninggalkannya begitu saja.

our marriage ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang