Setelah menyelesaikan pekerjaan padatku selama tiga hari terakhir. Akhirnya aku bisa pulang. Jujur saja, setelah melihat sosoknya bersanding dengan pria lain di rumah sakit tempo hari, semua pekerjaanku berjalan dengan tidak sesuai. Joohyeon selalu berusaha menyemangatiku, tapi entah kenapa, rayuannya yang biasanya kerap kali membuat pertahananku runtuh, sama sekali tidak mempan.
Aku membuka pintu apartemen dengan kasar. Dia yang sedang duduk di hadapan televisi. Begitu jelas akan raut keterkejutannya, namun berubah menjadi senang setelah ia melihatku pulang.
"Aku tidak mengira Kakak akan pulang secepat ini." Ucapnya, setelah tepat berada di hadapanku, "aku sudah siapkan kakak makanan. Atau kakak mau mandi dulu?" Imbuhnya, dengan senyuman teduh yang biasa ia berikan padaku.
Namun, ketika ia hendak meraih tas selempang kerjaku. Dengan gertak aku menepis tangannya secara kasar. Ia kembali terkejut, sambil memandang penuh akan tanda tanya bahkan sorot khawatir padaku.
"Kak Yoongi, ke-kenapa?"
Aku menyeringai, tiba-tiba hatiku sakit melihatnya yang berpura-pura sok tidak tahu di depanku.
"Kau. Siapa lelaki yang kemarin berdampingan denganmu di rumah sakit, hah?!" Sarkasku. Dengan penuh amarah yang langsung aku koarkan di hadapannya. Aku benar-benar sudah tak bisa menahan emosiku.
"Kakak ta-tahu?" Tanyanya lagi dengan suara yang bergetar, bahkan kedua matanya mulai berkaca-kaca.
"Jadi benar?!" Dengan tidak sadar, aku menampar pipinya, "APA KAU SUDAH BOSAN DENGANKU? ISTRI MACAM APA KAU INI? JALANG? BERANI-BERANINYA KAU BERMAIN GELAP DI BELAKANGKU!"
KAMU SEDANG MEMBACA
our marriage ✓
FanfictionTetap mencintaiku, ya? sekalipun aku tak bisa lagi memeluk tubuh kecilmu, sayang.