Setelah kembali ke rumah sakit, aku pun menanyakan keberadaan istriku pada suster, dan dia bilang, istriku di pindahkan ke kamar rawat inap. Dengan senyuman yang terus terukir di bibirku, sambil menenteng banyak makanan malam untukku dan untuknya, aku berjalan dengan penuh semangat menuju kamar rawatnya.
Aku membuka kamar rawatnya dengan perlahan, dan lolos memasukinya. Hanya saja, aku merasa heran dengan keberadaan Ibu dan Ayah mertuaku yang malah menatap kedatanganku dengan tatapan penuh intimidasi dan emosi. Namun, aku tak memperdulikannya, lantas aku pun menghampiri istriku, yang juga ternyata sedang menatapku sambil tersenyum manis ke arahku.
"Kak Yoongi."
Aku membungkuk ke arahnya sambil memberikannya kecupan sayang di kening, setelah aku menyimpan semua makanan yang telah ku beli di atas meja, "apa itu terasa menyakitkan?" Tanyaku, sembari mengusap puncak kepalanya.
"Sedikit." Jawabnya, sambil terkekeh, seolah-olah apa yang baru saja terjadi padanya, adalah sebuah hal yang biasa. Padahal, aku sangat mengkhawatirkannya.
"Maafkan, kakak. Jangan lakukan itu lagi, hm? Jangan coba-coba tinggalkan kakak—"
"Kau salah, Min Yoongi." Tiba-tiba Ibu mertuaku memotong ucapanku.
Aku pun menatapnya dengan penuh tanda tanya, hingga tak lama kemudian rasanya dadaku sesak sekali setelah Ibu mengatakan,
"Atas nama kami berdua, kami akan menceraikan hubunganmu dengan anakku ke pengadilan."
"Ibu, apa yang ibu maksud?!" Istriku juga ikut terkejut, aku kira, sebelumnya ia yang merencanakan ini padaku. Ternyata aku salah.
"Ini demi dirimu juga, nak. Kau tak bisa terus menerus bertahan dengan pria bajingan seperti Yoongi." Ucap Ayah, perkataannya cukup menampar hatiku.
"Aku tidak bisa, Ayah. Aku mencintai Kak Yoongi. Aku mohon, jangan pisahkan kami. Hiks,,, " ia bangun dari tidurnya secara susah payah—karena habis operasi, lalu memelukku dengan erat.
"Yoongi. Silahkan pergi dari ruangan ini. Keputusan kami sudah bulat dan tidak bisa di ganggu gugat, tak akan menerima permohonan apapun." Ayah mertuaku mengarahkan tangannya ke arah pintu, "silahkan. Cepatlah enyah dari ruangan ini, sebelum aku yang akan memanggil satpam untuk membantu menggiringmu keluar dari sini."
"Tidak. Kakak tidak boleh pergi, hiks,,,"
"Anakku, lepaskan pelukannya." Ibu memaksa istriku untuk melepaskan pelukannya.
"Ibu! Aku mohon! Itu bukan salah Kak Yoongi! Itu salahku sendiri! Aku—"
"Cukup! Sekali ini saja kau menurut padaku!" Geram ibu, "kau sudah cukup banyak terluka karena pria itu. Dan ibu tak akan pernah bisa diam melihat putriku sendiri dilukai olah orang tak bermoral seperti dia!"
"I-ibu—"
"Ibu benar." Tukasku, "biarkan ini semua menjadi hukuman untuk diri kakak sendiri. Jika kakak tidak bersamamu lagi, mungkin kau tidak akan terluka lagi, sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
our marriage ✓
FanfictionTetap mencintaiku, ya? sekalipun aku tak bisa lagi memeluk tubuh kecilmu, sayang.