#22

2.2K 237 35
                                    

! E N J O Y !

Wanita dengan rambut magentanya keluar dari kamarnya ketika mendengar suaminya— Lee Hangyul telah pulang dalam keadaan sedikit berantakan.

"Kau kenapa, suamiku?" tanyanya penuh kelembutan menghampiri sang suami.

Hangyul menghela nafasnya, lelah seharian memikirkan rencana selanjutnya. "Jadi bagaimana keadaannya, Rosanne? Kau sudah mendapatkan jawabannya?" bukannya menjawab pertanyaan dari istrinya, Hangyul malah balik bertanya tentang hal yang membuat Rosanne kembali diterjang sakit kepala.

Hangyul menatap Rosanne dalam, dan Rosanne hanya mendengus kesal. Tidak menjawab dan melenggang pergi kearah dapur, mengambil sebotol minuman.

"Aku bertanya padamu, Rosanne Park."

"Kau pikir semudah itu mendapat informasi dari Dhera, Lee Hangyul? Kau seharusnya paham, dia tidak mau mendengarkan ku lagi sejak Byun Baekhyun itu kembali! Karna apa? Karna kau sudah berjanji tidak akan membuat si lemah itu kembali ke Seoul, tapi buktinya? Dia kembali kan?!" Emosi Rose memuncak, Hangyul terus menuntut agar mendesak Dhera segera melangsungkan pernikahannya. Tetapi, wanita itu tidaklah mudah lagi untuk dikendalikan.

Hangyul menghela nafasnya, "Ini sulit dilakukan. Minho juga tidak becus bekerja. Jika begini terus caranya, kita bisa gagal. Park tetap sukses dan kita akan ketahuan." Hangyul memejam erat matanya, menahan segala amarahnya yang tertahan.

Rosane mengacak-acak rambutnya yang rapih dan menatap kearah Hangyul, mereka harus segera memikirkan rencana yang lain. Jika tidak, semua usaha mereka dari awal akan sia-sia.

"Dimana Jongdae? Kita bisa jadikan Jongdae ancaman untuk Baekhyun pergi dari Seoul." usul Rose. Tujuan mereka menahan Jongdae untuk menjadi ancaman bagi Baekhyun dan memisahkan keduanya kembali.

Hangyul mendengus, "Jongdae hilang sejak seminggu yang lalu." mengambil botol minuman dari Rose dan meneguknya. Tenggorokannya terasa kering.

Rose melototkan matanya menatap suaminya itu. "Apa!? Bagaimana bisa?!!" bentak Rose pada Hangyul yang dangat ceroboh. Hangyul yang mendengar teriakan istrinya hanya menyipitkan matanya, suara istrinya terlalu nyaring.

"Kau kira aku tahu? Jika aku tahu aku tidak akan sepusing ini." Hangyul melempar botol minuman itu asal dan mendudukkan dirinya pada sofa diruang tengah rumahnya.

"Jika semua rencana tidak bisa dilakukan, maka satu-satunya cara adalah itu, Lee Hangyul." Rose menatap kearah Hangyul dan Hangyul menyeritkan keningnya. "Apa? Bicara dengan jelas, aku pusing."

"Anak mereka." final Rose dengan seringainya.

"Maksudmu Jackson dan Jiwon?" Tatapan mengintimidasi Hangyul melihat Rose yang seperti mendapatkan ide cemerlang.

Rose mengangguk semangat dan menyeringai. Hatinya menggebu karena memikirkan rencana apa yang akan mereka lakukan. Dan pancaran semangat Rose pudar ketika mendengar perkataan Hangyul.

"Tidak. Kita tidak bisa menggunakan anaknya, anaknya tidak ada hubungannya dengan ini." tolak Hangyul.

Rose berdecak, "Oh ayolah, Lee. Kau pikir, jika bukan karena Jiwon, Baekhyun takkan ke Seoul? Dan jika bukan karna Jackson, Chanyeol pasti takkan bertemu dengan Baekhyun." jelas Rose panjang lebar.

Hangyul tetap menggelengkan kepalanya. Menggunakan anak mereka bukanlah cara yang tepat, itu berarti sama saja. Dendam yang akan menjadi sebuat traumatis bagi kedua anak mereka.

"Tidak. Aku tidak akan membuat Jackson dan Jiwon tidak mempercayaiku lagi. Jadi, bukan menggunakan anak-anak. Cari cara lain," final Hangyul meninggalkan Rose yang sangat kesal.

DESTINY   [chanbaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang