Baekhyun pun datang kesekolah Jiwon, untuk membicarakan tentang beasiswa yang diberikan oleh sekolah Jiwon. Baekhyun ingin rasanya bertanya, dari siapa bantuan beasiswa ini datang.
Tok.
Tok.
Tok.'Iya, silahkan.'
Baekhyun yang mendengar respon baik dari dalam pun masuk.
"Selamat pagi, Hyung." Baekhyun memberikan senyumnya.
"Selamat— Hyunie! Astaga kenapa tidak mengabarkan kalau mau datang?"
Changmin—teman atau guru sekaligus kepala sekolah di sekolah anaknya itu, menyambut nya dengan baik. Changmin pun menghampiri Baekhyun dan mengajak duduk di sofa tamu didalam ruangannya.
"Aku kesini karna Jiwon menyuruhku datang. Katanya kepala sekolah disini ingin bertemu orang tua dari siswa yang mendapatkan beasiswa."
"Ah iya betul, tapi sebenarnya itu tidak berlaku untukmu dan Jiwon, aku bisa sekalian datang ke rumah dan bertemu dengan ibumu."
Baekhyun terkekeh, sudah lama sekali Changmin tidak main kerumahnya. Semenjak ia menikah dan mendapatkan kasus tentang hubungannya, Changmin jadi jarang sekali bertemu dan bercerita.
"Jadi bagaimana bisa anakku, Jiwon, mendapatkan beasiswa itu, Hyung?"
"Beasiswa itu memang program yayasan tiap tahunnya akan mengirimkan siswa dari sekolah untuk melanjutkan ke universitas di Seoul. Karna sekalian mau mempromosikan nama sekolah ini,"
Baekhyun hanya mengangguk paham, berarti ini tidak ada niatan buruk lainnya untuk Keluarga nya. Alibi, memberikan beasiswa kepada Jiwon.
"Lalu, biasanya kan perusahaan dari sana ada yang turut membantu atau.."
"Tidak ada, Hyun. Hanya yayasan yang menanggung semuanya, dan mungkin sedikit ikut campur dari perusahaan Sunny untuk, yah, tempat tinggal siswa disana nantinya."
"Ooh, kakak Sunny?"
"Iya betul, karna Sunny sudah membeli gedung untuk asrama siswa yang dari yayasan. Kau tenang saja, Jiwon akan aman kok."
Baekhyun menghela nafas, setidaknya Jiwon akan benar benar aman tanpa adanya campur tangan dari perusahaan dia. Apalagi, perusahaannya sedang naik daun. Tentunya akan mencari nama lewat jalur ini juga.
"Ohiya, Jiwon bilang aku harus mengisi beberapa data yang diberikan?"
"Oh, sebentar. Ini kertasnya dan diisi saja apa yang ada."
"Baiklah hyung."
Keheningan menghampiri keduanya, canggung perlahan mulai datang. Tetapi, semuanya buyar dikarenakan suara bel sekolah dan ketokan pintu.
Tok.
Tok.
Tok"Iya, silahkan."
Changmin yang sedang memberikan kertas ke Baekhyun dan Baekhyun pun mengalihkan atensi kearah pintu ruangan itu, seorang wanita masuk kedalam ruangan tersebut.
"Kak Changmin!"
Changmin hanya bisa menghela nafasnya, dan memandang Baekhyun dengan maklum. Adiknya, Chaerin, dalam masa posesif nya dengan kakaknya. Karena, tidak ada yang boleh mendekati Changmin selain kakak iparnya dan keluarganya sendiri.
"Kenapa lagi adikku manis?"
Chaerin menatap Baekhyun yang sedang mengisi beberapa data di meja tamu ruangan Changmin. Baekhyun yang merasa ditatap pun, mengalihkan atensinya dan tersenyum sopan.
Chaerin yang melihat itu merasa jijik, kenapa juga orang itu harus tersenyum kepadanya. Mengabaikan panggilan sang kakak, Chaerin lebih memilih untuk mendatangi Baekhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY [chanbaek]
FanfictionPernikahan yang berawal dari kesalahan memang tidaklah semudah itu. Tidak saling mencintai, tetapi saling membutuhkan satu sama lain. Dan pernikahan dini pun tidaklah selalu berakhir bahagia. Apalagi dengan kehadirannya dua buah hati diantara mereka...