Ketiga anak itu berjalan ke supermarket dimana Jackson dan Jisung berada. Langkah kaki mereka semakin dekat,
"Kau ingin aku jajankan apa, Eunha-ya~~"
"Tidak ada! Aku tau kedok kau hanya ingin kontaknya Yerim kan? Tidak akan kuberikan!"
"Jiwon! Lihatlah dia! Pelit sekali," Jiwon hanya tertawa dan ikut masuk kedalam supermarket tersebut.
Berjalan bertiga dengan acuh melewati kedua pemuda didepan supermarket Tanpa menyadari, ada sosok yang terkejut mendengar nama 'Jiwon' dipanggil. Jantung sosok itu berdegup sangat cepat dan tak berani untuk menoleh.
Selang 10 menit kemudian, ketiga anak itu berjalan sambil tertawa. Masing-masing membawa jajanan mereka, terkecuali Jiwon, dia hanya membawa satu kaleng minuman saja.
"Yak, Jiwon. Tolonglah sahabatmu ini, aku tidak ingin Yerim bersamanyaa~"
"Hahaha, aku mana bisa melarang, Eunha-yaa. Mungkin mereka berjodoh? Haha,"
Perlahan-lahan obrolan itu menghilang, dan ketiganya sudah lumayan jauh dari pandangan Jackson. Jackson hanya melihat dan terdiam. Merasa, tidak mungkin itu adiknya, Park Jiwon maksudnya sekarang menjadi marga papa nya, Byun.
".....kan, Jackson? Jack? Jack!"
"Ah? Ada apa?"
"Astaga! Jadi dari tadi kau tidak mendengarkan ku?"
"Aku.. aku mendengarkanmu." Jisung hanya bisa mengusak rambutnya sendiri.
Betapa bodohnya dia bercerita dengan orang yang sedang melamun, dan membuang tenaganya saja. "Jadi apa yang kau katakan tadi?"
Jisung berniat untuk mengerjai Jackson saja, dibanding menceritakan apa yang akan terjadi nantinya.
"Tidak ada. Hanya saja kau terlihat seperti mayat hidup tadi. Ada apa? Kau tertarik dengan bocah perempuan itu? Hahaha"
"Apa? Tidak! Bahkan aku--"
"Sudahlah, Jack. Hahaha aku tahu kau tertarik dengan bocah berisik itu, hahahah."
"Ck, sialan! Tidak lucu!"
"Hahahaha itu lucu, Jack! Hahaha"
Jisung tertawa terbahak dan melemparkan makanan ringan yg mereka beli tadi. Jackson berdiri meninggalkan Jisung yang masih tertawa terbahak-bahak.
"Berhenti tertawa dan masuk ke mobil. Jika tidak kau akan aku tinggal, pulang sendirian!"
"Kejam sekali pacarnya Luna ini, hahaha"
"Aku bukan pacarnya! Sialan kau, Jisung!!" Aksi kejar-kejaran pun terjadi dengan mereka, mengalihkan perhatian ketiga anak tadi.
"Lihatlah. Bahkan anak kotapun bisa menjadi kampungan ketika berada dikampung."
"Berarti kalau aku ke kota, aku bisa jadi anak kota?" Eunha mendengus penuturan Renjun, sedangkan Jiwon hanya tersenyum.
"Tidak Hwang Renjun. Kau tetap jadi anak desa disini, hahaha"
"Sialan kau, Eun!" Jiwon hanya menggelengkan kepalanya dan menyimak perkelahian kedua temannya itu.
Dan sesekali melirik kearah dua orang yang sepertinya sudah berdamai dan perlahan pergi meninggalkan supermarket dengan mobil mewah mereka. "Aku balik duluan,"
"Yah, kenapa?"
"Jangan! Aku mohon jangan! Jangan biarkan aku bersama Renju, Jiwonie!!"
"Yak! Emang aku ini virus yang menular? Sialan kau!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY [chanbaek]
FanfictionPernikahan yang berawal dari kesalahan memang tidaklah semudah itu. Tidak saling mencintai, tetapi saling membutuhkan satu sama lain. Dan pernikahan dini pun tidaklah selalu berakhir bahagia. Apalagi dengan kehadirannya dua buah hati diantara mereka...