[04] DEVIL MODE ON DAN THE 'A'

16K 1.4K 62
                                    

Zela merasakan nyeri di pinggangnya, ini karna si Bram yang megang nya sengaja di kencengin, atau karna Zela yang belum makan?.

"Stop! Lo gila ya?! Mau bikin gue mati?!" Bentak Zela yang sudah tak tahan dengan perbuatan Bram.

Bukannya dilepas Bram malah lebih kuat mencengkram pinggang Zela.

"Sialan, pinggang gue sakit banget"

Bram masih menatap wajah pucat Zela, baginya tak ada ampun bagi siapapun yang mengganggunya.

"Kenapa? Sakit ya? Siapa suruh ngusik gue!" Bram menguatkan cengkeramannya.

"Bram sakit" lirih Zela, entah kenapa hari ini pinggang Zela sangat nyeri, apa tamu bulanannya datang?

Bram tak menggubris omongan Zela ia malah tambah menguatkan cengkeramannya lagi.

"Bram!" Zela memukul dada bidang Bram sekuat mungkin, pinggangnya sudah sangat sakit.

"Kenapa? Lo takut Zelalia?" Bram tak sedikitpun kasihan sama Zela, ia tak perduli siapa Zela. Yang pasti ia akan menjadi iblis yang kejam saat ini.

"Gue udah gak kuat, rasanya kayak di cabik cabik pinggang gue"

Zela meletakkan kepalanya di dada bidang Bram, palanya mulai merasa berkunang kunang, tangannya ia sampirkan di pundak Bram.

"Bram gue mohon lepasin gue, gue- kesakitan" Zela menatap Bram dengan memelas berharap iblis ini melepaskannya.

Bram merasa sedikit bersalah, pasalnya Zela sudah lemas, Bram melihat wajah Zela berubah menjadi pucat pasi. Bram tak mengetahui kenapa gadis cantik didepannya ini menjadi sangat lemah, padahal tadi didepannya terlihat begitu angkuh.

"Bram! " Teriak alexsa

Alexsa, Veva, Kila, Cella berlari mengarah ke Zela,
Kila dan Cella bertugas untuk membawa Zela ke UKS karna dilihatnya kondisi Zela sudah pucat pasi. Dan alexsa dan Veva si duo mulut pedes langsung nyamperin Bram.

PLAKK

Alexsa melayangkan tamparan kepada Bram, berani beraninya ia membuat Zela kesakitan.

"Lo mau bikin Zela mati hah! Lo gila ya Bram?! Asa Lo tau! Siapapun yang berani sama Zela akan berurusan sama gue!" Alexsa terus memaki Bram, betapa bodohnya ia, percaya akan omongannya Gio dan Dio.

"Harusnya gue dari awal gak usah percaya sama si dio Sama gio! Harusnya gue susul Zela! Dan seharusnya juga gue gak asal percaya aja sama Lo! " Alexsa menunjuk nunjuk wajah ganteng Bram.

Gio,Dio, Tirza, dan Gerlo datang, dan betapa terkejutnya mereka melihat bekas tamparan di pipi Bram.

Kini mulai Veva yang angkat bicara, "Lo emang paling berkuasa disini Bram! Tapi Lo gak mikir apa? Zela itu murid baru! Dan dia cuman mengkritik Lo dan gak ngejelekin Lo!"

Tirza langsung menarik tangan alexsa begitu juga dengan Gerlo ia juga menarik tangan Veva untuk menjauh dari Bram.

"Tirza, Gerlo kalian bawa cewe kalian pergi dulu deh, kayaknya moodnya Bram lagi gak bagus" usul Gio

"Heh! Gio! Lo bilang tadi nih si iblis gak nyakitin Zela tapi apa?! Dia malah bikin Zela kesakitan!" Ujar alexsa kembali emosi, kini ia sudah geram sama gio, kenapa bisa bisanya dia masih setenang ini?.

"Lexsa, kita pergi dulu biar gio Sama dio yang bicara sama Bram" Tirza langsung membawa mantan kekasihnya itu pergi dari Bram. Begitu juga Veva dan Gerlo.

Setelah kepergian alexsa dan Veva, gio mulai mengeluarkan suaranya.

"Lo gimana sih Bram? Kan gue udah bilang, gak usah pake kekerasan, dia kan cewek dan kita gak seharusnya nyakitin dia harusnya kita ngelindungin dia" Gio memukul bahu Bram pelan, ia yakin mungkin Bram hanya terbawa emosi saja.

"Lo tau kan kalo dia itu berbeda, tapi kenapa Lo malah buat dia semakin menjauh dari Lo dan membuat Lo semakin susah untuk menggapai dia" kini Dio yang mulai bersuara, ia tak mau sahabatnya mengambil jalan yang salah.

"Gue cuman gak bisa ngontrol emosi gue tadi, karna mata Zela seakan-akan tau tentang semua rencana gue untuk mencari tau siapa dirinya." Bram menatap gio dan Dio secara bersamaan, lalu ia melangkahkan kakinya menuju markas kebesaran TERSAC.

_______

Dilain tempat, tepatnya di UKS, Zela menatap dirinya didepan cermin, meneliti semua bagian tubuhnya.

"Sumpah masih sakit banget pinggang gue"

Tak lama keempat sahabat barunya datang,

"Ze Lo gak apa apa kan?" Tanya alexsa sambil memegang kedua bahu Zela.

Zela tersenyum manis, ternyata tanpa Zela sadari alexsa sangat mirip dengan seseorang di masa lalunya.

"Gue gak apa alexsa, mungkin tadi karna gue cuman belum makan aja jadi lemes" Zela masih menampilkan senyum manisnya berusaha supaya keempat sahabatnya itu tak curiga kalau ia masih merasakan nyeri yang hebat di pinggangnya.

"Syukurlah, yaudah kalo gitu kita balik ke kelas yuk" alexsa hendak memegang pinggang Zela tapi Zela malah teriak kesakitan.

"Auu sa-sakit"

"Loh masih sakit zel?" Tanya Kila, buru buru Kila dan Cella mengangkat sedikit baju Zela. Betapa terkejutnya mereka melihat warna biru di pinggang Zela.

"Astaga! Kenapa biru biru pinggang Lo Zela?!" Teriak Veva

Zela menggigit bibir bawahnya, ia gak tau harus ngomong apa sama sahabat sahabatnya nya.

Alexsa langsung menatap mata coklat Zela, ia mencari kebohongan yang disimpan Zela dan ia menemukannya.

"Kasih tau gue, siapa yang buat Lo kayak gini Zelalia" ujar Alexsa.

Zela bukannya gak mau kasih tau, ia takut sahabat sahabatnya menjadi khawatir. Ditambah lagi alexsa sudah menyebut nama panjang tandanya ia benar benar serius dengan ucapannya.

"Kok alexsa sama banget kayak 'dia' ya?"

"Zela, jawab gue" alexsa kembali menatap Zela.

"Iya, ini ulah Bram, dia ngecengkram pinggang gue kenceng banget" Zela memilih jujur kepada keempat teman barunya itu.

Sontak Cella, Kila, Veva menganga lebar, berani sekali Bram menyakiti Sahabatnya itu.

Alexsa menggeram, ia benar benar marah dengan Bram, bisa bisanya ia menyakiti Zela!

"Alexsa- gue boleh tanya sama Lo?" Ujar Zela ia benar benar dihantui rasa penasarannya.

"Apa?"

"Lo siapa?" Ujar Zela, yang membuat Kila, Cella dan Veva ikut menegang.

"Harusnya Lo bukan nanya 'lo siapa' harusnya Lo nanya 'kita siapa' " ujar alexsa yang langsung membuat Zela heran.

"Maksud Lo?"

"Kita temen masa lalu Lo Zela, kita the "A" " ujar Alexsa.

Zela masih diam membisu, air matanya jatuh tanpa disuruh, ia masih belum percaya kalah didepannya adalah keempat teman masa lalunya. Teman yang selalu menjaganya.

"Ka-kalian the 'A'?" Tanya Zela dengan sendu.

"Iya kita the 'A' Zela, kita temen temen yang selalu berusaha untuk menjaga Lo" ujar Kila.

"Argrsss! " Zela langsung terjatuh dilantai, ia sangat bersyukur bisa dipertemukan lagi dengan sahabat sahabatnya.

Kila, Cella, Alexsa,Veva langsnung ikut menangis, dan menjatuhkan badannya kelantai memeluk Zela dengan erat.

"Gue kangen kalian"





Gimana hayoo??

Seru?

Vote dan COMENT dulu! Gratis tau 🤪🤪

See u!

Salam,

Cahya🏴‍☠️






DISASTER LOVE [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang