[36] BANGUN, AKU KESEPIAN

11.2K 813 29
                                    

Heyyo!! Vomentnya dulu sayy😘♥️
Anyway busway, udah pada follow kan akun wattpad aku??☺️☺️

Siapin tisu, setel lagu yang melow banget versi kalian, berdoa aja semoga gak sad ending. Hahaha!

Let's go baby!

“Pasien saya nyatakan, kritis.”

Ribuan belati seolah menancap tepat di hati Zela, takdir lucu sekali ya? Kenapa semua ini harus terjadi padanya? Apa belum cukup semesta memberinya kesedihan?

Zela menutup mulutnya dengan kedua tangannya, laki-laki yang sangat ia cintai harus terbaring lagi di rumah sakit? Pandangan Zela menatap dalam sang dokter.

“Dok, tolong selamatkan Bram, saya mohon...” Ujar Zela dengan tatapan sendu.

“Kini hanya kehendak diatas dek, saya dan seluruh tim medis sudah berusaha semampu kami.” Ujar dokter itu, lalu berjalan meninggalkan pasukan Fregon dengan segala luka.

“Zee!”

Kini, datanglah seluruh anggota Tersac, semuanya menampakkan wajah khawatir bercampur takut. Bram selalu melindungi mereka hingga lupa dengan keadaan dirinya sendiri.

“Bram gimana keadaannya? Dia gak apa-apa kan?” Tanya Gerlo yang paling panik diantara seluruh anggota Tersac.

“Ger, tenang, Bram pasti baik-baik aja.” Imbuh Tirza, tapi Gerlo masih kekeh nanyain pertanyaannya ke Resa.

“JAWAB GUE! BRAM KENAPA!”

Semua diam. Semua kini memandang Resa, “Dia kritis, kata dokter kita harus banyak-banyak berdoa, biar yang kuasa mendengar dan mengabulkan.” Ujarnya dengan lantang, disaat itu juga Gerlo, Tirza, Dio dan Gio merasa gagal untuk menjaga Bram.

“I’m sorry brader.”

🏍️🏍️🏍️🏍️

Zela memasuki ruang IGD atas persetujuan dokter, di dalam sana terbaring laki-laki yang sangat ia cintai, sosok laki-laki yang selalu membuatnya hilang akal, hilang kendali dan juga hilang rasa.

“Please, Bangun...” Ujar Zela sambil membenamkan wajahnya di dada Bram, detak jantung itu sangat pelan, sangat. Tidak seperti biasanya yang selalu berdegup kencang. Hatinya terasa teriris melihat wajah putih itu kembali tertidur panjang.

“Kamu gak cape apa tidur Mulu? Cukup 2 tahun yang lalu aja kamu tidur panjang, sekarang jangan.” Ujarnya dan tanpa sadar air matanya sudah lolos membasahi pipinya.

“Aku kesepian, please bangun... Jangan buat aku sakit untuk kedua kalinya sayang,”

“Kamu yang bilang sendiri kalo kamu selalu bertahan, tapi nyatanya aku selalu hampir kehilangan kamu,” sambungnya lagi.

“Bangun, aku kesepian Bram... Aku ikhlas kalau kamu bangun dan masih anggap aku sebagai musuh kamu, aku ikhlas Bram... Asal kamu bangun dulu.” Ujarnya sambil menggenggam tangan Bram dan menaruhnya tepat di pipinya, berharap laki-laki itu membuka matanya.

“Don’t leave me again, please darling.” Suaranya mulai menjadi parau, Zela benar-benar hancur karna laki-laki yang sedang tidur panjang ini.

“Ya tuhan... Tolong dengar aku, aku masih sangat sangat mencintainya, tolong kabulkan tuhan...” Zela bangun, tapi tangannya masih menggenggam erat jari-jari Bram.

Zela mencondongkan kepalanya tepat di sebelah kuping Bram, dan membisikkan sesuatu disana, “You win, I lose.” Setalah itu Zela mencium pipi kanan Bram.

DISASTER LOVE [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang