[31] DIA KEMBALI

9.6K 837 25
                                    

Vomentnya dulu, jangan jadi sider  Piss, Jangan jadi siderrr

Follow akun wattpad aku ya❤️

“Jangan pernah mencoba meloloskan diri dariku, bukannya terlepas kau malah terkukung”

🏍️🏍️🏍️🏍️

Sirkuit masih ramai, raja jalanan itu pergi tanpa meninggalkan sepatah kata lagi, Zela yang melihat itu hanya mengepalkan tangannya. Menahan sesak di dada yang bergemuruh hebat.

“Maaf.”

Air mata itu kembali turun, apa dia bisa menjalankan ini semua? Dia ragu, sangat. Keputusannya sudah bulat, tidak bisa di ganggu gugat oleh siapapun termasuk dirinya sendiri.

“Zee!!” Teriakan dari Alexsa, Kila, Cella dan Veva ia hiraukan, Zela berlari menjauh sambil membanting helm full facenya. Sial, airmatanya bukannya berhenti malah semakin deras turun.

Alexsa yang hendak mengejar Zela, ditahan oleh Kila, Veva dan Cella memilih melihat location yang sengaja mereka pasang di handphone milik Zela. Guna melacak bila Zela hilang dari mereka.

Mereka berjaga-jaga, karna takut kejadian yang lalu terulang lagi pada Zela.

“Sial! Lokasinya di matiin sama Zee!” ujar Cella yang masih sibuk dengan alat pelacaknya.

“Zee, maafin gue.” gumam Alexsa sembari mengadahkan kepalanya ke atas langit. Entah memang hari ini hari yang sial, atau memang Dewi kebaikan belum berpihak kepada Zela? Terbukti rintik-rintik hujan kini sudah mengguyur bumi.

Zela menatap langit malam yang kini sedang mengguyur bumi dengan tatapan terluka, haruskah dia bertahan dengan keadaan ini? Ia harus melanjutkan teka-teki nya.

“I hate love.”

🏍️🏍️🏍️🏍️

Bram mengendarai motornya dengan ugal-ugalan, pikirannya terus dihantui rasa kegelisahan. Dia laki-laki biasa, yang mempunya tiga ketakutan.

“Kenapa ini sulit banget sih?! Kenapa Zela seakan masuk kedalam dunia gue? Kenapa dia bisa mengubah dunia gue yang tadinya hitam menjadi putih?”

“Ini masih sangat abu-abu.”

Bram memberhentikan motornya, kepalanya mendadak sakit, rasanya seperti dihantam bebatuan, bayangan-bayangan seseorang terlintas di ingatan Bram.

“Argh! Orang itu, kenapa setiap kepala gue sakit dia yang selalu muncul, siapa dia?” gumam Bram, setelah itu ia mengambil sapu tangan merah muda yang selalu ia bawa di saku jaketnya.

Bram memandang sapu tangan itu dengan intens, ia membolak-balik kan sapu tangan merah muda itu, Bram melihat ada bordiran khusus di ujung sapu tangan itu.

Ze

Sayangnya separuh kata itu hilang karna sudah lapuk dimakan usia. Kalau begini dia harus bagaimana? Apa petunjuk dari sapu tangan itu?

“Ze? Siapa dia? Apa dia— Zela?”

Entahlah, Bram enggan memikirkan gadis itu untuk sementara waktu, alasannya karna dia memang memilih menjauh. Biarkan dia mengikuti permainan gadis itu, dia akan melihat sampai kapan gadis itu bermain-main dengannya.

DISASTER LOVE [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang