[33] DANGER

9.5K 822 33
                                    

Vomentnya ya😘
Jangan jadi sider dong, bisa?

Follow akun wattpad aku yuk, biar lebih enak dan lebih efisien ❤️❤️

Siap menuju puncak konflik?

Terjebak di dalam kobaran api yang membakar semua nyali.”

🏍️🏍️🏍️🏍️

“Bram, Zee? Kalian enggak apa-apa?” Tanya Kila dengan panik sekaligus khawatir. Dibelakangnya sudah berdiri anggota-anggota Fregon.

Buru-buru Zela melepaskan pegangan tangan Bram yang berada di pinggang nya, rongga hatinya mulai terasa sesak, ia hanya takut hatinya terpancing dengan ucapan Bram tadi.

“What are you doing here?” Tanya Zela tanpa melihat wajah Bram.

“Dia ada urusan dengan gue.”

Zela menyerit bingung, ada apa dengan Bram dan Resa? Apakah abangnya itu tengah memancing Bram? Zela masih dibuat bingung dengan ini.

Bram menuju kearah Resa, garis wajah nya kini tampak tenang seperti air, parfum mint nya sudah menguar kemana-mana. Langkah kakinya semakin lebar ketika sudah terpaut beberapa jarak dari Resa.

“Kenapa? Kangen sama gue? Apa kangen sama dia?” Ujar Resa sambil meunjuk Zela dengan dagunya, Zela hanya diam sambil terus memerhatikan apa yang akan terjadi selanjutnya.

“Gue gak ada urusan dengan dia, gue ada urusan dengan lo.” Balas Bram dengan dingin tanpa mengalihkan atensinya dari Zela. Zela mendengus kasar ketika mendengar Bram memanggilnya dengan kata ‘Dia’.

“Ah masa? Bukannya dulu lo—”

“Bang!” Potong Zela, ia takut abangnya itu keceplosan, Resakan ceplas-ceplos.

“Dulu gue kenapa?” Balas Bram dengan bingung, kini atensinya berganti kearah Resa. Ia meminta bantuan dari teka-teki ini.

“Ah udah lah bro! Lupain aja, lo gak mau temu-kangen sama gue?” Balas Resa sambil merentangkan tangannya, mengisyaratkan untuk memeluknya.

Selanjutnya, Bram memeluk Resa ala anak laki-laki pada umumnya, ya Resa adalah sahabat kecilnya, sebelum ia bertemu dengan ke-empat sahabatnya yang lain, Resa terlebih dulu lah yang mengenal Bram.

“Lo kurusan, kenapa bro? Putus cinta?” Ujar Resa yang membangkitkan sepercik ingatan di kepala Bram. Ia hanya menggelengkan kepalanya guna menghilangkan rasa sakit yang begitu dahsyat dikepalanya.

Semuanya mungkin hanya melihat Bram dengan wajar, tapi berbeda dengan Zela ia dapat menangkap raut wajah Bram yang berubah menjadi pucat, tak mau terjadi apa-apa dengan Bram, buru-buru Zela meraih lengan Bram.

“Em, Bram gue mau bicara sama lo, ikut gue kekamar gue yuk, ada diatas.” Ujar Zela sambil menarik Bram dari kerumunan anggotanya. Yang lain mah langsung nyorakin Zela sama Bram apalagi pas bilang Zela mau ngombrol-ngobrolnya dikamar.

“Gila! Zela agresif banget ya bund!” Teriak Feru membuat Zela mendelik kesal. Benar-benar ya abangnya yang satu itu.

“Woi Bu bos langsung di gas aje!” Seru yang lain, lebih-lebih parah dari Feru.

DISASTER LOVE [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang