32

304 55 11
                                    

Jennie POV

"Yak! Kenapa kau menarikku pergi? Dia itu harus dihajar sampai mati!", emosi Hanbin.

Sedangkan aku hanya bisa menangis.
Tentu saja. Apa yang bisa kulakukan untuk membela diriku sendiri? Perkataan Jong In benar. Aku ini seperti jalang yang menjual tubuhku hanya dengan uang 5 milyar.

"Kau menangis?", tanyanya.

"Ey, kenapa kau malah menangis? Apa kau sangat kecewa padaku karena aku menghajar Jong In?", tanyanya.

"Mianhae." Sesalnya sambil memelukku.

"Jeongmal mianhae. Aku ....", belum sempat dia menyelesaikan ucapannya, aku sudah memotongnya.

"Apa kau tidak merasa jijik padaku? Aku ini jalang. Kenapa kau ingin menikahiku, Hanbin-a?", tanyaku.

"Yak! Kenapa kau bicara seperti itu?", tanyanya.

"Tapi kenyataannya memang begitu. Aku menjual tubuhku hanya demi uang 5 milyar. Aku ini jalang. Aku sangat kotor. Aku adalah wanita yang menjijikan.", kataku dengan terisak.

"Sudah, tenangkan dirimu.", katanya sambil mengusap - usap kepalaku.

Lama Hanbin memelukku, akhirnya dia melepaskan pelukannya.

Tapi setelah itu dia hanya menatapku tanpa berkata apapun.

"Wae?", tanyaku.

"Sudah lebih tenang?", tanyanya.

"Hem.", dehemku.

"Jen, dengarkan aku!", perintahnya.

"Hem.", dehemku lagi.

"Dimataku, kau adalah wanita yang baik.", katanya.

"Aku memang tidak tau apa yang terjadi padamu saat itu. Tapi aku selalu memikirkan kemungkinan - kemungkinan itu.", katanya.

"Kemungkinan - kemungkinan?", tanyaku tak mengerti.

"Kau pasti ingin menyelamatkan appamu kan waktu itu? Agar appamu tidak dipenjara karena mencuri uang Jong In? Tapi disisi lain pasti kau tidak ingin menikah dengan Jong In? Mungkin karena kau tidak mencintainya?", tebaknya.

"Eoh, seperti itu.", jawabku.

"Benar? Kalau begitu, itu semua bukan salahmu. Jadi, jangan pernah menganggap dirimu itu jalang. Karena kau adalah wanita baik - baik.", katanya.

"Seperti apapun masa lalumu, aku bisa menerimanya. Karena kita akan hidup di masa depan bukan di masa lalu. Jadi, bisakah kau lupakan masa lalumu? Buang semua rasa sakitmu di masa lalu. Karena aku pun juga begitu.", lanjutnya.

"Untuk sekarang, kita fokus untuk pernikahan kita dan kelahiran anak kita.", lanjutnya lagi.

"Anak kita?", tanyaku.

"Anakmu adalah anakku juga.", jawabnya.

"Kau benar - benar bisa menerima kami di hidupmu?", tanyaku.

"Eoh, aku bisa.", jawabnya.

"Gomawo.", kataku sambil kembali menangis.

Dan Hanbin pun kembali memelukku.

Sungguh, aku tidak bisa mengekspresikan perasaanku saat ini. Yang jelas, aku sangat bersyukur.

Jennie POV End

Hanbin POV

"Eomma, tiba - tiba aku memikirkan Jiwon eonni.", kata Yeji.

"Eoh, wae?", tanya eomma.

Because of My DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang