34

251 44 5
                                    

Jennie POV

Siang ini, aku dan Hanbin pergi ke toko perhiasan untuk mencari cincin pernikahan. Semalam Jiwon eonni merekomendasikan sebuah toko perhiasan yang pernah dia datangi untuk mencari cincin pernikahan bersama Soo Jeon oppa. Dan Hanbin pun mengajakku ke toko yang dimaksud oleh Jiwon eonni.

"Em, bisakah aku melihat yang itu?", tanyaku pada salah satu karyawan di toko itu sambil menunjuk cincin yang kumaksud.

"Ah, ne nona.", jawabnya sambil mengambilkan cincin yang kumaksud.

Tapi saat ingin memberikannya padaku, tiba - tiba cincin itu jatuh.

"Aigoo, eotteokhae?", tanya karyawan itu.

Lalu, akupun mulai mengikuti arah jatuhnya cincin itu.

"Ah, aku mendapatkannya.", kata seorang petugas kebersihan di toko itu.

"Eomma?", tanyaku memastikan.

"Eoh? Jennie?", kejut eomma.

"Eomma sedang apa disini?", tanyaku.

"Ah, eomma bekerja disini.", jawabnya sambil tersenyum.

"Ne? Jadi eomma sudah keluar dari rumah Jong In?", tanyaku.

"Eoh, tentu saja. Rencana eomma berjalan dengan lancar.", jawabnya.

"Ah iya, ini cincinnya.", lanjutnya sambil memberikan cincin itu padaku.

"Ne, eomma. Gomawo.", kataku.

"Em, Hanbin-a. Sepertinya aku ingin cincin yang ini.", lanjutku sambil memperlihatkan cincin yang terjatuh tadi.

"Eoh? Kau suka?", tanya Hanbin.

"Hem. Selain karena aku suka, cincin ini ditemukan oleh eomma. Jadi aku ingin cincin ini.", jawabku.

"Arraseo, kalau begitu kita ambil cincin ini.", kata Hanbin.

Lalu, aku memberikannya pada karyawan toko untuk dikemas. Sedangkan Hanbin pergi untuk membayarnya.

"Mwoya? Jadi Hanbin membelikanmu cincin? Ey, apa hubungan kalian sudah meningkat? Sudah sejauh apa?", tanya eomma.

"Ah, ne eomma. Hubungan kami sudah hampir sampai ke jenjang pernikahan. Dan cincin itu adalah cincin untuk pernikahn kami.", jawabku.

"Aigoo, jinjja?", kejut eomma.

"Mianhae, eomma. Karena kita tidak pernah bertemu lagi sejak terakhir kali kita bertemu di super market, maka aku tidak bisa bercerita pada eomma.", sesalku.

"Banyak sekali yang sudah terjadi selama ini, eomma.", lanjutku.

"Kau bisa bercerita pada eomma sekarang.", kata eomma.

"Aniyo, eomma kan harus bekerja.",  kataku.

"Ah iya, eomma lupa.", kata eomma sambil terkekeh.

"Em, lebih baik kita saling menyimpan nomor ponsel. Agar aku mudah untuk menghubungi eomma.", kataku.

"Eoh, kau benar.", jawab eomma.

Lalu, eomma pun langsung mengambil ponselnya.

Setelah kami saling menyimpan nomor ponsel, aku memulai kembali pembicaraanku.

"Eomma, ada sesuatu yang harus eomma tau saat ini.", kataku.

"Mwo?", tanya eomma.

"Aku sedang mengandung anak Jong In.", jawabku.

"Mwo?", kejutnya.

"Ne. Tapi bisakah eomma rahasiakan ini dari semua orang? Terutama dari Jong In? Karena aku takut dia akan memaksaku untuk menggugurkan kandunganku.", kataku.

"Tentu, eomma pasti akan merahasiakannya.", kata eomma.

"Gomawo, eomma.", kataku.

"Tapi apa Hanbin tau bahwa kau sedang mengandung anak Jong In?", tanya eomma.

"Ne. Bahkan dia ingin menikahiku karena anak ini.", jawabku sambil mengusap - usap perutku.

"Jen, apa kalian sudah selesai? Aku harus segera kembali ke kantor karena 1 jam lagi akan ada meeting.", kata Hanbin yang tiba - tiba sudah berada di belakangku.

"Eoh? Ne. Kami sudah selesai.", jawabku.

Lalu aku berpamitan pada eomma, tidak lupa aku bilang bahwa aku akan menghubunginya saat aku sudah sampai di rumah.

Yang terpenting sekarang urusanku sudah selesai. Tinggal menunggu hari pernikahan saja.
Dan lagi aku sangat bersyukur karena eomma sudah keluar dari rumah Jong In.

Jennie POV End

Jong In POV

"Sehun-a.", panggilku.

"Ne, tuan.", jawabnya, lalu dia menghampiriku.

"Apa kau tau kapan Jennie dan Hanbin akan melangsungkan pernikahan?", tanyaku.

"Aniyo, tuan. Aku tidak tau.", jawabnya.

"Aku ingin menikah dihari yang sama dengan mereka.", kataku.

"Ne? Ah, ne. Aku akan mencari tau tentang itu tuan.", katanya.

"Bagus. Ternyata kau peka juga dengan ucapanku.", kataku.

"Em, jangan lupa juga untuk cari tau tentang kebenaran Jennie.", kataku.

"Apakah tentang kehamilannya, tuan?", tanyanya.

"Eoh, benar.", jawabku.

"Yak! Kau sangat mengerti apa yang kuinginkan, Sehun-a.", lanjutku tak percaya.

"Ah, ne.", jawabnya singkat.

"Tenang saja, aku akan memberikan bonus untukmu. Tapi setelah kau menjalankan tugasmu itu.", kataku.

"Ne, tuan. Aku akan mencari tau tentang mereka sekarang juga.", katanya.

"Geurae, joha.", jawabku.

Setelah mendengar jawabanku, Sehun langsung pergi dari hadapanku.

Kenapa aku ingin tau tentang kehamilan Jennie? Karena aku mengecek pil pencegah kehamilan itu. Pil itu ternyata masih utuh. Jadi Jennie pasti tidak memakannya.
Sialnya, aku baru tau sekarang. Jika aku tau lebih awal, maka aku tidak akan menceraikannya sebelum dia menggugurkan kandungannya.

Dan jika benar anak yang dikandung Jennie adalah anakku, bukankah aku harus membunuhnya? Karena aku tidak ingin anak itu ada di dunia ini.

Jong In POV End
.
.
.
TBC.

Gimana part 34nya all? 😁
Jangan rame diawal aja ya, di part - part selanjutnya tolong ramein juga. 🙏
Ah iya, jangan lupa vote ya sebagai tanda kalian dukung aku. 🙏🏻
Bagi yang belom follow aku, tolong follow ya. 🙏🏻
Gomawo, all. 🙏

Because of My DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang