Sukabumi//24

15 4 1
                                    

Minggu pagi ini adira bangun dengan penuh semangat karna ia ingin tour bersama yang lainnya seperti kemarin, bercerita bersama alam melalui hatinya akan dilaluinya hari ini, adira bangun untuk sholat dan mandi ia mengenakan baju lengan pendek berwarna putih yang ia gulung bagian lengannya dan jeans levis pendek rawis dibagian pinggir setiap sudut celana, dan kimono summer berwarna putih pengan panjang, adira memakai sendal jepit rumahan yang ia bawa ditasnya, ia memoles mukanya dengan make up tipis dan mencepol rambutnya, setelah itu adira menemui yang lainnya yang berada diluar untuk berbicara kepada pak agus.

"Cakep" kata raka spontan yang melihat dira keluar menghampiri mereka

"Apaan ka yang cakep?" tanya andra

"Eh itu pantai" alibi raka

"Hai beb" sapa agam membuat arvin kesal

"Tumben lo" kata dira

"Orang mah bales hai kek" ucap agam dan hanya disenyumkan adira

"Pagi pa" sapa dira pada pak agus

"Pagi neng" jawab pak agus

"Jadi gimana? Mau kemana kita? Ketinggalan apa nih gue?" tanya dira

"Gini dir kita ke curug sodong hari ini curug yang ada diatas kita ini, terus ke curug cikanteh, ke curug cimarinjung abis itu puncak darma" jelas agam

"Emang lo tau jalannya?" tanya dira

"Ada guide lokal yang nemenin kita pak agus dir, chekout dulu terus ke bukit soca kita nginep disana" ucap agam

"Yaudah yu rapih-rapih, jangan ngaret ya lo soalnya mepet waktunya kita ngejar waktu" kata andra

"Oke" jawab mereka serempak dan meninggalkan pak agus yang berada di depan.

Setelah semua dirasa selesai dan rapih dira keluar dari vanada beugel cottage ini, dira sebenarnya masih ingin berada disini namun ya ini semua karna waktu jadi adira tetap harus mengikuti yang lain karna mereka memang ingin touring jadi jarak sejauh apapun akan ditempuh demi menikmati ciptaan yang sudah diberikan tuhan untuk kita.

"Yu" kata vina

"Naek motor neng nanti saya kenalkan pada pemilik villa bukit soca" kata pak agus

"Iya pak siap" jawab andra

Hanya butuh waktu 5 menit mereka sudah sampai dibukit soca, pemandangan yang pertama dilihat dira adalah 10 rumah panggung mungil dengan dinding bambu berdiri rapi, di depannya berdiri sejumlah tenda diatas balai bambu berukuran 3×3 meter, berbeda di tempat penginapan lain yang berada dipinggir pantai, bukit soca berada diatas bukit yang berjarak sekitar 3 km dari pantai, pemandangan dari penginapan ini lengkap sekali, yakin tebing dibagian timur, pantai dibarat dan persawahan di sisi selatan. Kamar mandi tidak ada di dalam kamar, tapi dibagian lain ada delapan kamar mandi yang bisa dipakai bersama-sama.

Kamar mandi cukup bersih tapi diletakkan diluar, jadi perlu naik atau turun tangga untuk ke kamar mandi, airnya deras dan segar, ada westafel untuk sekedar cuci tangan atau sikat gigi tersedia diluar kamar mandi, tempat makan disini juga terbagi menjadi dua ada area dalam terbuka ke teras dan ada saung seperti gazebo juga, disini juga terdapat ayunan yang langsung menghadap view pemandangan.

Dikamar tidur tidak ditemukan ac, jadi mengandalkan angin yang berhembus melalu celah-celah dinding bambu, tempat tidurnya berupa matras di lantai, satu unit bisa diisi dengan lima matras yang berjajar, tidak ada furniture dikamar selain matras untuk tidur dan satu buah cermin, colokan untuk mencharger handphone hanya ada 5, setiap lantai dari satu ruangan ke ruangan lain harus melalui tangga bertingkat entah cuma dua tingkat atau kadang lebih dari sepuluh tingkat.

ADIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang