*Asha*
"Shhhhiitttt" aku kehilangan ide untuk ceritaku kali ini, padahal pihak penerbit sudah mendesak untukku segera menulis cerita baru. Aku menggaruk-garuk gusar kepalaku yang terasa gatal karena situasi memuakkan ini. Kurogoh laci meja kerjaku dan mengambil penenang jiwaku,,ya sigaretku ! Aku hampa tanpa dia, otakku tak bisa berimajinasi ketika tak menghisap daun tembakau dengan kemasan itu. Kunyalakan sebatang dan menghirupnya dalam-dalam. Asapnya mulai mengepul dan memenuhi kamarku yang sekaligus tempat kerjaku.
Aku "Asha" seorang penulis yang pertama kali menelurkan karya langsung meledak dipasaran. Aku sendiri juga tidak percaya karyaku bisa sepopuler itu, mungkin karena aku mengambil tema tentang perselingkuhan, tentang pelakor, karena itu issue yang hangat akhir-akhir ini. Seketika aku populer dikalangan penulis. Aku sering diundang keacara-acara bedah buku, acara talkshow tentang tulisan, dan diundang keacara yang bukan berhubungan dengan bidangku juga pernah.
Buku keduaku yang terbit tahun lalu juga mendapat respon baik dari masyarakat. Intinya aku jadi anak emas diperusahaan penerbitanku."Asha.." Terlihat begitu sempurna dibagian sampulnya. Begitulah aku dimata orang banyak. Aku yang sesungguhnya..? Aku sering tidak tidur demi buku sialan yang kalian nikmati itu. Dan teman sejatiku yang yang selalu mengertiku hanya sigaretku. Saat fokusku mengetik kata demi kata, ia tak pernah pergi dari sela jari kurusku. Ia menemaniku hingga pagi, dan saatku bisa tertidur hingga aku bangun lagi, puntungnya berserakan dimana-mana.
"Shiitttt..!" Umpatku sekali lagi, aku benar-benar buntu malam ini. Meski ini batang kedua, sigaretku tak mampu mengendorkan kebuntuan imajiku, sehingga kuputuskan untuk stop malam ini. Aku butuh yang lebih, aku butuh alkohol, hingga kuputuskan pergi ke "Sky Club", sebuah club eksklusif tempat kubiasa menghabiskan malam ketika kebuntuan hebat menyerang syaraf-syarafku. Yaa...begitulah Asha, dia hanya terlihat sempurna disampulnya saja !
Aku menyambar sweater diatas tempat tidur, mengunci pintu apartementku lalu turun kelantai dasar. Aku mengambil mobil lalu melaju menuju tempat yang ingin kudatangi. Di pintu keluar kompleks apartemen, satpam yang berjaga menyapaku,, haah..aku sudah hapal dia mau mengatakan apa...
"Pergi lagi neng....?" Sahutnya padaku. Aku melempar senyum padanya.
"Ya pak,, kalau aku teler lagi, jangan lupa lakukan tugas bapak ya,, ntar uang tips kutambah lagi deh." Aku tertawa padanya dan kusampaikan hal yang hampir pasti terjadi, karena hal ini sudah sangat sering terjadi.
"Ya neng,,, tapi anu neng..., jangan terlalu sering seperti ini.." Tu kan,,, nasihat saktinya keluar lagi. Aku hanya tersenyum dan berlalu meninggalkannya.
Meluncur dengan sedan putih metalic yang kubeli setahun yang lalu, mobilku membelah jalanan kota Jakarta yang masih ramai meski malam sudah mulai larut. Lima belas menit berkendara aku sampai di Sky Club. Didepan Club aku disambut oleh dua orang keamanan yang memang berjaga didepan pintu masuk. Aku menyerahkan kunci mobil agar mobilku diparkirkan ditempatnya, kemudian aku masuk kedalam.
Seperti biasa, suasana didalam memang eksklusif dan ekspensive. Club yang diperuntukkan untuk kalangan menengah keatas atau orang-orang kaya tepatnya. Sebenarnya bukan itu poin yang membuatku betah kesini, tapi karena club ini benar-benar menjaga privasi pelanggannya. Bukan sombong, tapi aku cukup terkenal di negara ini, meski bukan seterkenal Atta Halilintar atau Raffi Ahmad, tapi tak bisa kubayangkan kalau media melihat aku yang sebenarnya ! Ayolah....ini Indonesia, netizennya maha benar ! "Asha terlihat masuk kesebuah club, Asha si penulis itu ternyata pencandu alkohol, dan bla bla bla..."
Aku belum sanggup dihujat seluruh umat ! Karena itu aku memilih tempat ini sebagai tongkrongaku. Aku merasa nyaman disini, meski aku hampir selalu mabuk setiap keluar dari tempat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Penakluk ( On Going )
RomanceAkhirnya dengan perlahan kucium kembali Asha, penuh hasrat dan nafsu yang membara. Asha menutup mata perlahan sambil membuka mulutnya, membiarkamku masuk menjelajah semua yang ada didalamnya. Bibir atas, bawah, bahkan lidah kami saling bergelut, ber...