♦️Episode 1 - Zidan

101K 4.2K 119
                                    


Zidan Dwi Anggara, itu adalah nama suamiku sekaligus dosenku.

Ya, kami sudah menikah satu tahun lalu saat aku baru lulus SMA dan usiaku masih 19 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya, kami sudah menikah satu tahun lalu saat aku baru lulus SMA dan usiaku masih 19 tahun.

Menyedihkan memang bahkan aku sangat membencinya! Bayangkan saja saat anak remaja seusiaku sedang asik dengan dunianya, mereka bebas melakukan apa saja sesuai keinginan mereka, sedangkan aku hanya meratapi nasibku ini yang sangat menyedihkan.

Yah meskipun aku adalah seorang istri tapi aku tidak pernah melakukan tugasku sebagai istri, seperti memasak, mencuci baju, bersih-bersih rumah, bahkan kewajiban ku untuk melayani suami pun belum pernah ku lakukan sejak menikah satu tahun lalu.

Alasannya aku harus fokus dulu dengan perkuliahanku dan dia juga tidak pernah meminta hak nya, jadi aku santai saja hehe.

Mas Zidan adalah laki-laki yang sangat tegas, dingin dan tak tersentuh. Bahkan aku yang sudah tinggal satu atap selama setahun pun tidak pernah bersentuhan dengannya, hanya sebatas bersalaman ketika ingin pergi kuliah atau ketika dia baru pulang bekerja, bahkan pembicaraan kami pun hanya membahas tentang uang bulanan, entah memberitahu kabar orang tua kami, bahkan kamar kami pun terpisah, kamar mas zidan dibawah sedangkan kamarku dilantai atas.

Setiap hari kami hanya bertatap muka sebentar, entah waktu sarapan atau makan malam, mas zidan juga sering mengantarku ke kampus tapi hanya sebatas duduk diam di dalam mobil sampai tujuan, dia sibuk dengan dunianya begitu juga denganku.

Tapi karena sekarang jadwal kami bertabrakan jadi mas zidan membelikanku mobil agar aku bisa pulang dan pergi sendiri.

Aku bilang pada mas zidan kalau kita harus merahasiakan pernikahan ini karena aku tidak mau orang-orang tau kalau aku sudah menikah di usiaku yang masih muda ini, pasti orang-orang akan berpikaran kalau aku hamil diluar nikah atau bisa disebut wanita nakal dan aku tidak mau dicap seperti itu. Dan mas zidan menyetujuinya.


Satu tahun yang lalu.

Waktu hari kelulusanku, aku pergi dengan teman-temanku untuk merayakan kelulusan kami dan aku sampai dirumah sore hari sekitar jam 5, dan aku menyadari kalau sedang ada tamu dirumah.

Dan aku berinisiatif untuk masuk melalu pintu belakang saja.

"Ya ampun mbak dari mana aja sih ? Kok baru pulang sore-sore begini!" Tanya ibu dengan suaranya yang tegas dan mata yang sangat tajam.

"Abis jalan-jalan lah bu, kan hari ini kelulusan jadi mbak mau seneng-seneng dulu lah, ngilangin penat hehe" aku menjawab pertanyaan ibu sambil melepas sepatu dan menaruhnya di rak sepatu.

"Tuhkan kebiasaan! Mbak tu yah apa susahnya kasih kabar ke ayah sama ibu dulu kalo mau pergi, nanti kalo ada apa-apa gimana? Mana ini hari kelulusan, pasti jalanan ramai kan!" Ucap ibu dengan sorot mata yang masih tajam.

"Tadi kebetulan hp mbak mati bu dan kebetulan temen-temen gak ada yang punya powerbank, hehe maaf yah mbak bikin ayah dan ibu khawatir, janji deh gak lagi" aku sambil memeluk ibu dan mencium pipinya dengan gemas.

"Ya sudah ibu maafin! Cepet kamu mandi terus genti baju dan ketemu sama tamu kita yah. Ibu tunggu!" Ibu sambil berjalan ke arah dapur dan mengambil nampan yang sudah terisi dengan teh hangat.

Aku berjalan ke arah kamarku, aku melakukan seperti yang ibu suruh, sekitar 25 menit aku bersiap untuk ke ruang keluarga untuk menemui tamu yang ibu bilang tadi.

Hanya ada tiga orang, Laki-laki dan perempuan yang usianya diatas ayah dan ibu dan ada satu laki-laki lagi, mungkin usianya jauh diatas aku.

"Sini mbak, kenalan dulu sini sama tante fitri dan om agung!" Panggil ayah dan aku langsung mendekat ke arah ayah.

"Halo om, tante, aku adelia panggil aja adel" aku sambil mengulurkan tangan ke arah tante dan om bermaksud menyalami mereka.

"Adel cantik banget ya ternyata, sopan juga, oh iya adel jangan panggil tante deh panggil mama aja yah" ucap tante fitri sambil mengulurkan tangannya untuk aku salim dan tante fitri mengusap kepalaku dengan lembut.

"Iya mah hehe" aku hanya menjawab singat dan tidak lupa dengan senyuman yang sangat manis bahkan teh buatan ibu saja kalah dengan senyumanku huhuu.

"Panggil papa juga ya nak" om agung juga mengulurkan tangannya untukku salim.

"Iya pah" aku sambil tersenyum kearah om agung.

Dan satu laki-laki yang duduk disebelah tante fitri itu hanya diam bahkan dia juga tidak menatapku, aku bingung harus menyalami nya atau tidak, bahkan aku juga tidak tau dia seumuranku atau tidak, tapi kurasa dia lebih tua dari ku bahkan jauh lebih tua.

Tapi dia ganteng juga sih, hidung mancung, kulit yang cukup putih untuk seorang laki-laki, alis yang tebal, wajah yang bersih dan sangat terawat, dan satu lagi jangan lupakan postur tubuhnya yang sangat bagus! Tinggi, kekar dan sexy! Oh astaga adel apa yang kau pikirkan! Otakku bener-benar sudah diracuni oleh Dian dan Rara, yaa mereka adalah sahabat laknat ku, mereka yang suka membicaran hal-hal kotor padaku sehingga otak ku mudah sekali mencernah hal-hal negatif seperti itu.

"Itu mbak salami juga dong mas zidan nya, kasian dianggurin hahaha" ayah langsung menyadarkanku dari lamunan dengan suara tertawa yang menggelegar.

"Ehh, halo mas! Kenalin aku adel" aku mengulurkan tangan untuk bersalaman dan juga sebuah senyuman tentunya.

"Iya, saya zidan" ucapnya dengan singkat sambil mengulurkan tangannya, kami bersalaman sebentar dan dia langsung menarik tangannya kembali.

Aku langsung duduk disamping ibu, sebenarnya aku mau langsung masuk kekamar tapi ibu menyuruhku untuk duduk disini sebentar dengan suara yang hampir tidak terdengar.

Aku pun duduk dan sambil mendengarkan pembicaraan para orang tua itu....

Jangan lupa like yah, terimakasih semoga suka dengan ceritanya 💕

Suamiku Sidosen Kanebo (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang