♦️Episode 3 - Mengajar

58.5K 3.7K 45
                                    

✨✨✨

Satu tahun sudah berlalu dan sekarang aku sudah berada di semester tiga. Tidak banyak yang berubah, aku sangat sibuk dengan tugas-tugas kuliahku, begitu juga dengan mas Zidan.

Mas Zidan sering tugas keluar kota dalam setahun ini kami hanya bertemu sesekali, aku juga tidak mau mencampuri urusannya.

Ternyata aku menerima tawaran ini dengan benar, buktinya selama satu tahun ini hidupku benar-benar terjamin, bahkan mas Zidan memberikanku fasilitas yang tidak sembarangan, rumah mewah yang kami tempati cukup luas yang hanya dihuni oleh 4 orang, aku, mas Zidan dan dua pembantu kami.

Mas Zidan juga memberikanku mobil pribadi dan uang bulanan yang sangat besar tentunya. Ini benar-benar hidup yang aku inginkan haha, jika kalian berfikir mas Zidan hanya dosen dan juga wakil dekan itu salah. Mas Zidan memiliki usaha yaitu cafe yang sudah memiliki 8 cabang sekaligus.

Sehari-hari pun kami tidak saling berkomunikasi, sudah aku bilangkan kalau mas Zidan itu laki-laki yang tidak tersentuh, aku saja kadang tergoda dengan dia, masak sih dia gak pernah tergoda denganku?, memang sih kalau kami di rumah aku selalu berpakaian yang sopan, karena aku harus sadar diri yah, tapi kan aku cantik dan bodyku juga sangat bagus, ah entahlah dia yang tidak tergoda atau dia berusaha menahannya.

✨✨✨

Hari ini aku ada mata kuliah sampai jam 3 siang.

"Del kantin yok, laper nih" ayu dan sandra menarikku ke kantin.

"Sabar woy! Sakit nih tangan, kalian kira aku boneka?" sewot ku dengan wajah yang sangat kesal.

"Ya elah del, cukup kekey yah yang jadi boneka, kamu jangan ikut-ikutan" hahahaha teman bangsat emang, kami bertiga berjalan kearah kantin dengan tertawa terbahak-bahak.

"Kalian cari tempat duduk, biar aku yang pesen" aku menawarkan diri sebagai babu mereka.

"Oke deh, aku bakso daging kuahnya bening" ucap sandra.

"aku mie ayam aja deh, tapi pake bakso yah haha laper soalnya" ucap ayu dengan wajah sok manis nya, iyuuuh gak banget.

"oke sip silahkan tunggu nyonya" aku berjalan menuju stand makanan.

Waktu aku sedang mengantri ada yang menepuk pundakku, dan otomatis aku langsung menoleh, ternyata dia Husein anak hukum yang terkenal dengan ketampanan dan juga sikap baik hatinya. Kalau saja aku masih single dijamin sudah aku pacarin si husein hahaha gak mungkin kan dia nolak cewek secantik aku.

"Beli apa del?" tanya Husein.

"Eh Husein, ini beli batagor, sama beli bakso dan mie ayam juga titipan ayu dan sandra, kamu mau beli apa?" aku bertanya dengan sangat ramah.

"mau beli batagor juga kayak kamu hehe" jawab Husein sambil tertawa malu-malu cat.

"oh ya udah pesen sekarang aja" aku sambil mendekat ke arah stand batagor dan memesan satu porsi lagi untuk Husein.

"bu, batagornya satu porsi lagi yah" kata ku ke ibu-ibu penjual batagor.

Setelah kami mendapatkan makanan sesuai pesanan, kami berjalan kearah meja yang sudah dipilih oleh ayu dan sandra, dan pastinya kami menjadi pusat perhatian, bagaimana tidak, aku sangat terkenal di fakultasku dan husein juga sangat terkenal di fakultas hukum, jadi banyak orang-orang yang berharap kami menjadi pasangan kekasih.

"mereka cocok yah, yang satu dewi di psikologi, yang satu dewa di hukum"

"cantik dan ganteng, gak kebayang kalo mereka nikah anaknya kayak apa"

"serius deh mereka kayaknya sudah pacaran, buktinya kekantin bareng, dan duduk dimeja bareng"

"duuuh cocok banget sih, semoga mereka jodoh"

Kurang lebih seperti itulah orang-orang yang membicarakan kami, dan menurutku itu biasa saja, di fakultas lain juga banyak cowok-cowok ganteng sama seperti Husein bahkan mereka juga sedang gencar mendekatiku.

Setelah kami makan seketiar 2 menit, kami bertiga langsung berpamitan dengan Husein karena akan ada mata kuliah lagi.

Dan waktu kami berjalan dikoridor aku berpapasan dengan mas Zidan, dia menatapku dari ujung kaki sampai ujung kepala, aku pura-pura tidak melihatnya, jujur saja tida ada yang tau orang di kamppus ini kalau kami berdua adalah suami-istri.

"Pak" panggil kami bertiga dengan sedikit menunduk kearah pak Zidan.

"hmm" hanya itu respon dari seorang dosen kanebo.

Kami bertiga langsung berjalan kerah kelas, dengan perasaan senang karena perut yang sudah diisi dengan penuh, sehingga bisa belajar dengan konsentrasi, jiaaaah padahal bohong!.

"Eh del kenapa yah pak Zidan ngeliatin kamu kayak gitu banget?" tanya ayu dengan wajah serius.

"apa jangan-jangan dia juga naksir lagi sama kamu del" sandra ikut menimpali.

"ya mana aku tau, aku kan gak bisa baca pikiran tu bapak" aku pura-pura santai.

Kami sampai di kelas dan menunggu sekitar 15 menit, tapi dosen kami berhalangan hadir dan pak Zidan yang menggantikan mata kuliah ini, pak Zidan sudah diberikan amanat dari dosen yang bersangkutan.

"selamat siang, mata kuliah pak abdul siang ini beliau berhalangan hadir dan meminta saya untuk menggantikan sementara, dan beliau bilang minggu lalu ada makalah yang harus dikumpul?" tanya pak Zidan pada murid dan jangan lupakan wajahnya yang sangat datar seperti teriplek huuh.

" Iya ada pak" jawab ketua kelas kami.

"ya sudah kumpulkan kemeja saya, dan setelah itu persiapkan masing-masing diri kalian, karena makalah yang saya pilih salah satu harus menjelaskan didepan, siap tidak siap saya tidak menerima alasan!" ucap pak Zidan dengan penuh penekanan dan sorot mata yang tajam. Setajam SILET!!!

Jangan tanya kondisi mahasiswa yang lain, tentu saja kami sangat gemetar dan keringat dingin, pak abdul minggu lalu tidak bilang ke kami kalau makalah ini nanti bakal diuji, pasti ini akal-akalan mas zidan dia kan suka bikin anak orang keringat dingin. Ciiih Dasar!!













Tunggu cerita selanjutnya yah 💕

Suamiku Sidosen Kanebo (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang